Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGS Guna Menyejajarkan Indonesia
23 Maret 2022 15:53 WIB
Tulisan dari Evana Anindya Krisna Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Milenial di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, memiliki sifat yang berbeda dari kelompok generasi lainnya karena mereka memiliki tren, selera, dan preferensi unik yang mendukung terciptanya keberlanjutan dan membuat tujuan SDGs lebih dapat dicapai. Sementara milenial di dunia dipandang sebagai generasi berkomitmen yang akan mengimplementasikan SDGs, bagaimana dengan milenial di Indonesia? Sedikit yang kita ketahui, Indonesia memiliki generasi milenial yang berpotensi meningkatkan implementasi SDGs. Berikut lima ciri generasi milenial Indonesia yang mendukung SDGs;
1. Mereka sangat berbasis teknologi
Milenial Indonesia akan sangat mendukung pemerintah yang berjanji akan meningkatkan teknologi digital di Indonesia karena 79% milenial memeriksa smartphone mereka dalam satu menit setiap kali mereka bangun di pagi hari. Mereka bahkan mencari berita terbaru melalui media digital karena 70,4% lebih memilih media digital karena kemudahan akses, kemampuan multitasking, dan kecepatan penyampaian berita terbaru. Kebiasaan kaum milenial dalam menggunakan internet membuat mereka mahir menggunakan smartphone, laptop, dan teknologi lainnya.
ADVERTISEMENT
Mengunggah Instagram Stories, membuat thread atau hanya sekedar tweet sederhana di Twitter, atau menulis status di Facebook adalah kegiatan wajib bagi kalangan milenial Indonesia karena rata-rata setiap milenial menggunakan dua platform media sosial dalam sehari. Mereka juga menggunakan internet untuk menonton video YouTube dan mengunduh musik di Spotify. Bagaimana dengan game? Mobile Legends masih menjadi perhatian kaum milenial dalam hal game mobile. Ketergantungan teknologi digital pada generasi milenial Indonesia pasti akan mendukung SDGs Goal 8: Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi dalam mencapai tingkat produktivitas ekonomi yang lebih tinggi melalui diversifikasi, peningkatan teknologi dan inovasi.
2. Mereka inovatif dalam berwirausaha
Masih dalam mendukung Indonesia untuk mencapai Goal 8 SDGs, generasi milenial di Indonesia membawa harapan dalam hal pengurangan secara substansial proporsi pemuda yang tidak bekerja, pendidikan atau pelatihan karena 55,4% dari mereka bercita-cita menjadi wirausaha. Hasil survei menunjukkan bahwa 69,1% milenial Indonesia tertarik untuk memulai bisnis sendiri. Milenial Indonesia senang mendengar kisah sukses wirausahawan muda yang baru muncul karena membuat mereka termotivasi untuk melakukannya. Pada tahun 2018, Indonesia merupakan negara ke-5 yang memiliki startup terbanyak di dunia dengan lebih dari 2 ribu startup tersebar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Semua perusahaan startup di Indonesia berjalan di berbagai sektor dan banyak dari startup yang didirikan oleh kaum milenial, seperti Nadiem Makarim yang menemukan GO-JEK pada tahun 2010, Winston dan William Utomo yang mendirikan IDN Media pada tahun 2014, dan Achmad Zaky yang mendirikan Bukalapak pada tahun 2010. Munculnya startup dan wirausahawan yang didirikan oleh kaum milenial di Indonesia juga akan mendorong Goal 1: No Poverty yang terbukti dapat mengurangi masalah pengangguran di Indonesia dan Goal 4: Pendidikan Berkualitas dalam hal meningkatkan jumlah pemuda yang berwirausaha keterampilan.
3. Mereka optimis tentang keragaman
Keterbukaan generasi milenial terhadap keragaman didukung oleh poin sebelumnya karena mereka memiliki jaringan yang sangat luas melalui media sosial yang ditawarkan oleh teknologi digital. Berdasarkan survei kami, 81,5% milenial masih mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan 81,4% dari mereka masih mendukung Pancasila sebagai ideologi Indonesia, artinya milenial Indonesia mendukung keragaman di tanah air. Meskipun Indonesia masih menjadi negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, hampir setengah dari semua responden milenial dari survei kami setuju untuk dipimpin oleh para pemimpin non-Muslim.
ADVERTISEMENT
Rasa toleransi di kalangan milenial akan mendukung Goal 10: Mengurangi Ketimpangan karena generasi milenial akan memastikan kesempatan yang sama dan mengurangi ketimpangan hasil melalui perjuangan melawan diskriminasi di negara kita. Rasa keterbukaan terhadap keragaman di kalangan milenial Indonesia juga akan mendukung Goal 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat karena persetujuan mereka terhadap para pemimpin non-Muslim merupakan implementasi untuk memastikan pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, partisipatif, dan representatif di semua tingkatan di Indonesia.
4. Mereka sadar finansial
Mayoritas milenial Indonesia menghabiskan uangnya untuk membeli kebutuhan bulanan (51,1%) dan sisanya untuk tabungan (10,7%), hiburan (8%), kegiatan sosial (5,3%), dan investasi (2%). Selain kesediaan mereka untuk membelanjakan uang mereka untuk tabungan dan investasi, kesadaran finansial mereka juga datang dari kesadaran mereka akan risiko finansial karena mereka mengalokasikan 6,8% dari uang mereka untuk asuransi. Milenial di Indonesia juga sangat sadar akan kepemilikan properti karena mereka menyadari bahwa kemampuan mereka untuk memiliki rumah terbatas karena 50,2% dari mereka ingin membeli rumah melalui KPR.
ADVERTISEMENT
Milenial Indonesia menyadari bahwa tingkat kepemilikan properti mereka lebih rendah daripada baby boomer karena mereka memiliki strategi sendiri untuk menyimpan pendapatan mereka untuk tabungan dan deposito; mereka tertarik untuk menabung untuk masa depan. Para milenial juga mengambil beberapa strategi ekonomi sederhana untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara mencicil ketika ingin membeli barang-barang mahal, seperti membeli smartphone. Kesadaran finansial kaum milenial ini akan sangat mendukung Goal 11: Kota dan Komunitas Berkelanjutan karena mereka akan sadar untuk memastikan akses ke perumahan dan layanan dasar yang memadai, aman dan terjangkau di Indonesia.
5. Mereka sangat ingin belajar dan ingin tahu secara default
Milenial dikenal sebagai generasi yang memiliki motivasi belajar yang tinggi. Berdasarkan survei kami, mencari peluang pengembangan diri yang lebih baik adalah alasan pertama milenium keluar dari perusahaan (26,5%), baik untuk milenium senior atau junior. Bagi generasi muda milenial, pekerjaan menjadi perhatian utama mereka, selain aspirasi, pendidikan, dan masalah sosial; berarti bahwa mereka memiliki banyak hal untuk dicapai di masa depan.
ADVERTISEMENT