Konten dari Pengguna

Mengapa Lagu di TikTok Cepat Viral? Psikologi di Balik Tren Musik TikTok

Evangeline Keisha Christine
Seorang mahasiswa semester satu jurusan psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
15 November 2024 14:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Evangeline Keisha Christine tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : https://www.freepik.com/
zoom-in-whitePerbesar
sumber : https://www.freepik.com/
ADVERTISEMENT
Di era yang semakin maju ini, media sosial terus mengalami perkembangan lewat munculnya aplikasi-aplikasi yang hidup berdampingan dengan kita. Salah satu aplikasi yang masih ramai digunakan sampai sekarang adalah TikTok yang telah menjadi panggung utama yang menyajikan berbagai video dengan isi konten yang bervariasi dengan lagu-lagu sebagai latar suaranya. Tak jarang lagu-lagu tertentu bisa mendadak viral secara tidak terduga lewat banyaknya konten atau tren yang muncul.
ADVERTISEMENT
TikTok banyak menyajikan banyak tantangan tari (dance challenge) yang seringkali menggunakan lagu-lagu tertentu sebagai latar belakang suaranya (backsound). Salah satu contohnya adalah lagu Say So yang dipopulerkan oleh penyanyi asal Los Angeles, Doja Cat. Lagu ini sempat naik daun pada tahun 2020 di saat virus Covid-19 sedang marak-maraknya. Lagu yang ternyata rilis di tahun 2019 ini ternyata tidak menutup kemungkinan untuk kembali populer setahun setelahnya, dimulai dari seorang content creator di TikTok yang membuat konten menari dengan lagu ini. Diikuti oleh banyaknya orang yang ingin mencoba tantangan ini, yang sering disebut dance challenge. Yang mulanya dimulai dari satu koreografi, banyak creator lain yang membuat koreografi-koreografi lain yang lebih menarik dan mudah ditiru oleh orang awam khususnya yang tidak pandai dalam bidang menari. Kepopuleran lagu ini melonjak tinggi karena adanya tren tarian tersebut, namun perlahan hilang tergantikan oleh lagu lainnya seperti Foot Fungus yang dipopulerkan oleh Ski Mask the Slump God di tahun 2015. Sama dengan lagu Say So, lagu Foot Fungus yang viral di tahun 2021 ini dimulai dari seorang content creator yang membuat video dengan latar belakang lagu ini. Tak jarang juga para creator yang memiliki kemampuan untuk memvariasikan lagu seperti mempercepat temponya, memperlambat, ataupun menambah mash up dengan lagu lainnya yang membuat lagu ini semakin naik daun.
ADVERTISEMENT
Fenomena kenaikan popularitas dari sebuah lagu ini juga tidak menutup kemungkinan untuk lagu-lagu yang sudah dirilis bertahun-tahun lamanya untuk kembali naik dan menduduki top chart. Seperti lagu Forever Young yang dipopulerkan oleh Alphaville yang rilis pada tahun 1984. Tak disangka, 40 tahun setelah rilis lagu ini kembali naik ke permukaan dan sempat menjadi tren yang dikenal banyak generasi muda. Lagu ini kembali muncul dengan memanfaatkan momen-momen tertentu yang sedang tren di kalangan masa itu, seperti anak-anak yang sudah bekerja dan tiba-tiba merindukan betapa asyiknya menjadi remaja yang selamanya berjiwa muda dan tidak harus memikirkan permasalahan dunia. Momen-momen mengharukan seperti ini terkadang membantu mendorong sebuah lagu untuk kembali dikenal masyarakat baik sebagai pengguna TikTok maupun bukan pengguna TikTok. Kejadian menyedihkan juga kadang membantu beberapa musisi untuk menaikkan lagi lagu mereka, seperti kejadian naas yang menimpa salah satu anggota boyband, One Direction, banyak orang yang mengedit mendiang Liam Payne dengan lagu-lagu yang mungkin tidak pernah didengar sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Perayaan-perayaan tahunan juga seringkali memopulerkan lagu-lagu baru seperti perayaan Natal setiap Desember. Lagu-lagu berbau Natal akan mulai naik ketika mendekati bulan Desember. Dalam kasus ini, banyak musisi yang mengeluarkan lagu bernuansa natal dan menantikan lagunya untuk kembali ramai dipakai saat mendekati bulan Natal misalnya lagu All I Want For Christmas Is You oleh Mariah Carey yang tidak pernah absen untuk digunakan dan didengarkan saat mendekati hari Natal.
Hubungannya dengan Psikologi, Mere Exposure Effect dan Trigger Memory
Konsep mere exposure effect dan trigger memory memiliki hubungan yang erat dengan pembahasan ini. Mere exposure effect adalah fenomena psikologis di mana orang cenderung lebih menyukai sesuatu hanya karena mereka sering terpapar atau melihatnya berulang kali. Di laman TikTok, pastinya akan selalu disuguhkan konten-konten yang sedang tren setiap kali orang membukanya – terutama di halaman For You (FYP) – membuat semakin banyak orang yang ingin mengikuti tren tersebut dan pada akhirnya membuat sebuah lagu semakin populer. TikTok memanfaatkan algoritma untuk menampilkan konten yang populer dan relevan sehingga lagu yang digunakan dalam video trending akan terus muncul pada pengguna. Dengan teknik ini, maka akan menguntungkan banyak pihak, mulai dari TikTok yang semakin ramai digunakan sebagai hiburan, musisi yang menikmati lagunya semakin populer, dan penonton yang terhibur dari konten-konten yang ada.
ADVERTISEMENT
Trigger memory, atau pemicu kenangan, adalah konsep psikologis di mana musik atau lagu tertentu dapat memicu ingatan dan emosi yang terkait dengan masa lalu atau pengalaman tertentu. TikTok kera[ menghidupkan kembali lagu-lagu lama yang mengandung nilai nostalgia berkat kekreativitasan penggunanya. Misalnya lagu Forever Young yang sudah sempat dibahas. Lagu-lagu dari tahun 90-an sampai 2000-an yang sempat populer dulu kemudian digunakan dalam tren TikTok yang mengulas balik kenangan di masa lalu, seperti masa sekolah atau kenangan bersama teman. Lagu-lagu ini membangkitkan rasa nostalgia, yang memberikan pengalaman emosional lebih kuat dibanding lagu-lagu baru. Pengguna yang merasa terhubung secara emosional dengan lagu tersebut cenderung untuk menyukai, berbai, dan bahkan membuat konten sendiri dengan lagu itu, sehingga meningkatkan popularitasnya lebih jauh.
ADVERTISEMENT
Intinya, banyak lagu-lagu yang bisa dengan cepat kembali populer hanya karena pemanfaatan sebuah aplikasi TikTok. Kecenderungan ini juga ternyata didukung oleh beberapa sifat psikologis yang mendorong sebuah lagu untuk kembali naik ke permukaan.