Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Anak Bebas Stunting, Menuju Indonesia Emas 2045
18 Agustus 2024 1:05 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Eve Shallom tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wonogiri (23/07) - Bersiap menyambut Indonesia Emas 2045, anak-anak menjadi sumber daya manusia yang berpotensi dalam bonus demografi mendatang. Populasi anak usia dini di Indonesia diperkirakan sebanyak 30,2 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2023). Anak-anak bukanlah kelompok rentan yang patut diremehkan. Mereka adalah bentuk investasi negara selaku generasi penerus bangsa. Bersamaan dengan itu, momentum ini harus dimanfaatkan untuk transformasi karakter dan kualitas melalui optimalisasi gizi, pendidikan, dan potensi anak-anak sejak dini. Salah satu penghambat hal ini adalah stunting, sebuah kondisi yang mengancam masa depan anak-anak bahkan sebelum mereka menginjak usia sekolah.
ADVERTISEMENT
Melalui program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Universitas Diponegoro turut memberdayakan pasangan yang sedang mempersiapkan kehamilan dan orang tua terkait asuhan nutrisi anak. Bertajuk “Menuju Indonesia Emas: Cegah dan Kenali Stunting Sejak Dini”, program kerja ini diharapkan mampu membekali orang tua agar bertanggung jawab terhadap gizi anak-anaknya.
Program ini dilaksanakan bersamaan dengan Posyandu Balita Melati 9 di Desa Sonoharjo yang rutin dilakukan setiap bulan sekali. Kegiatan ini melibatkan sejumlah 15 ibu-ibu beserta anaknya, bidan desa, dan kader posyandu setempat. Kegiatan diawali dengan cek tinggi, berat badan, lingkar kepala dan lengan atas oleh kader yang dibantu oleh mahasiswa KKN.
Setelah cek kesehatan, pemaparan materi pun dilaksanakan. Berbekal ilmu di bidang kesehatan, Eve Shallom, mahasiswa program studi Kedokteran, mengemas materi stunting dan asuhan nutrisi anak dengan menarik.
Materi yang disampaikan antara lain mengenai konsep, penyebab, gejala, dampak, dan pencegahan stunting. Pemaparan diikuti dengan sesi sharing oleh para ibu terkait anak sulit makan, bagaimana cara mempersiapkan kehamilan, mengatasi anemia, dan lain-lain. Masalah yang sering dihadapi yaitu bagaimana persiapan menu anak yang bervariasi dan bergizi di antara banyaknya pantangan dan larangan yang beredar di masyarakat. Tak hanya itu, terdapat sesi tanya jawab terkait kontrasepsi, menyusui, dan lainnya seputar kesehatan ibu dan bayi.
ADVERTISEMENT
Luaran program kerja monodisiplin ini berupa poster mengenai pencegahan stunting bagi remaja wanita dan calon ibu yang sedang merencanakan kehamilan. Menindaklanjuti hal tersebut, luaran yang diharapkan adalah terbukanya wawasan para ibu terkait pentingnya gizi anak dan penyakit menular lainnya, terutama pada 2 tahun pertama anak (golden period) untuk mencegah stunting.
Penulis:
Eve Shallom (Mahasiswa Program Studi Kedokteran Angkatan 2021, Universitas Diponegoro)
Dosen Pembimbing:
Dr. Drs. Priyono, M.Si