Konten dari Pengguna

Gaslighting: Seni Psikologis Manipulasi yang Perlu Kita Pahami

Evelyn Patricia
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
14 Desember 2023 8:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Evelyn Patricia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Istilah gaslighting sedang marak digunakan oleh anak-anak muda sekarang, khususnya generasi z. Penggunaan kata ini sering dipakai untuk menggambarkan situasi hubungan dengan orang lain, seperti umumnya dalam hubungan asmara. Akan tetapi, tidak jarang juga hal ini terjadi di dalam pertemanan dan hubungan antar anggota keluarga.
ADVERTISEMENT
Istilah ini ternyata sudah lama ada dan berasal dari judul drama tahun 1938 dan film tahun 1944, “Gaslight”, di mana seorang suami memanipulasi istrinya dengan mengira istrinya menderita penyakit mental.
Gaslighting menjadi kata yang paling dicari di situs Merriam-Webster, institusi penyedia kamus dan referensi bahasa Inggris terpercaya dan tertua di Amerika, pada tahun 2022. Apa sebenarnya gaslighting itu sendiri?
Pengertian Gaslighting
Merriam-Webster mendefinisikan gaslighting sebagai “manipulasi psikologis seseorang yang biasanya berlangsung dalam jangka waktu lama yang menyebabkan korban mempertanyakan validitas pemikiran, persepsi realitas, atau ingatannya sendiri dan biasanya menyebabkan kebingungan, kehilangan kepercayaan diri, dan rasa bersalah. harga diri , ketidakpastian kestabilan emosi atau mental seseorang, dan ketergantungan pada pelakunya.”
Gaslighting dapat dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan oleh siapa pun yang memiliki posisi berkuasa yang dirancang untuk memanipulasi orang lain yang kurang berkuasa untuk meragukan diri mereka sendiri atau mempertanyakan kewarasan atau ingatan mereka sendiri (Davis & Ernst, 2019). Gaslighting dapat mencakup berbagai taktik termasuk berbohong, mengalihkan perhatian, meminimalkan, menyangkal, dan menyalahkan.
ADVERTISEMENT
Saat kita berhadapan dengan seseorang yang menggunakan gaslighting sebagai alat manipulasi, perhatikan baik-baik apa yang dilakukannya, bukan kata-kata yang mereka pilih. Gaslighting tidak hanya bisa dilakukan kepada orang, tetapi kepada diri sendiri juga. Richard Brouillette (2022), seorang terapis menyampaikan beberapa ciri seorang yang meng-gaslighting diri sendiri: cenderung mengecilkan kekuatan dan kepercayaannya untuk membuat orang lain senang padahal jauh di lubuk hati, khawatir bahwa dirinya cacat dan merasa malu karenanya. Contohnya, seperti “pengemis yang tidak bisa menjadi pemilih” dan harus bahagia dengan apa pun yang dimiliki. Terdapat 2 dialog batin yang terjadi: kritik batin yang kejam dan bagian yang takut dan rentan untuk ditinggalkan.
Gaslighting yang terjadi dalam hubungan pacaran untuk waktu yang lama bisa mengakibatkan dampak negatif bagi korban, yaitu
ADVERTISEMENT
1. Kelelahan, korban mudah merasa burnout karena akan selalu kepikiran dan memikirkan segala sesuatu atas perkataan dan perbuatannya, “Apakah aku berlebihan?” “Bagaimana kalau dia membenciku?”
2. Kecemasan yang berlebihan, korban merasa bahwa dia sudah tidak bisa mempercayai dirinya lagi dan merasa cemas dan gugup karena takut difitnah untuk hal yang korban tidak pernah lakukan, dan
3. Depresi, saat korban sudah merasa lelah dan cemas yang berlebihan bisa mengakibatkan depresi
Ciri-ciri seseorang mengalami Gaslighting:
1. Meragukan perasaan, emosi, dan kenyataan sendiri. Biasanya orang akan meyakinkan diri mereka bahwa apa yang mereka alami tidak seburuk itu atau tidak lebih parah dibandingkan orang lain. Membuat diri merasa tidak berhak untuk merasa tidak baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
2. Takut untuk mengungkapkan emosi yang dirasakan karena mereka telah mengetahui atau membuat asumsi bahwa menyampaikan pendapat biasanya membuat mereka merasa lebih buruk sehingga mereka cenderung memilih untuk tetap diam.
3. Mulai bertanya-tanya apakah mereka seperti yang dikatakan oleh pelaku gaslighter. Kata-kata yang sering mereka dengar mungkin akan membuat mereka merasa salah atau tidak mampu.
4. Mereka mungkin lebih sering meminta maaf atas tindakannya atau siapa diri mereka, tanpa memahami alasannya
5. Cenderung bergantung pada orang lain, biasanya gaslighter, untuk mengambil keputusan karena tidak percaya terhadap diri sendiri
https://www.pexels.com/
Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat pola perilaku umum dalam hubungan gaslighting dan ada 4 poin utama, yaitu:
1. Love bombing atau memberikan perhatian yang berlebihan. Biasanya ini terjadi di awal suatu hubungan. Seseorang memanfaatkan perasaan dan emosi Anda udengan menunjukkan rasa perhatian dan kasih saying yang berlebihan sehingga membuat Anda menjadi bergantung penuh padanya agar bisa mendapatkan hal-hal yang bisa membuat Anda merasa senang, seperti validasi.
ADVERTISEMENT
2. Memisahkan atau mengisolasi korban secara progresif dari teman dan keluarganya. Pelaku gaslighting akan perlahan-lahan menarik si korban secara konsisten untuk jauh dari orang-orang terdekatnya dan akhrinya membuat korban menjadi ketergantungan dengan si gaslighter
3. Ketidakpastian pelaku—pelaku gaslighting mengubah perilakunya secara tidak terduga, sering kali dari satu emosi ekstrem ke ekstrem lainnya yang mana hal ini akan membuat bingung si korban dan mulai merasa cemas
4. Bersikap dingin—menahan atau menarik kasih sayang dan komunikasi. Pelaku gaslighter akan menghilang dan benar-benar meninggalkan korban secara tiba-tiba.
https://www.pexels.com/
Apa sih alasan seseorang melakukan gaslighting?
Ada 2 poin utama yang membuat seorang gaslighter melakukan gaslighting:
1. Untuk menghindari pertanggungjawaban atas perilaku buruk mereka sendiri.
2. Untuk mengendalikan perilaku korban.
ADVERTISEMENT
Tujuan umum pelaku gaslighting bukan sekadar manipulasi, tetapi juga kekuasaan dan kendali—biasanya dengan kerja sama yang salah arah dari korban yang dimanipulasi. Jenis perilaku yang dipelajari ini sering kali berakar pada psikopati atau gangguan kepribadian seperti narsistik dan antisosial.
Kebingungan emosional tampaknya menjadi dasar agenda seorang pelaku gaslighting, jadi hal ini mungkin berhasil pada seseorang yang sudah tidak mempercayai penilaiannya sendiri. Oleh karena itu, orang yang lebih percaya diri mungkin lebih kebal terhadap gaslighting.
Meskipun demikian, para pelaku gaslighting mungkin akan tetap melakukan pemaksaan yang akhirnya akan melemahkan korbannya seiring berjalannya waktu.
Referensi:
Yulistiani, I., Fitriani, A., & No, J. A. U. MENANGKAL GASLIGHTING DALAM BENTUK INTIMIDASI DAN MANIPULASI KOMUNIKASI.
ADVERTISEMENT
Pradista, A. Y. (2023). FENOMENA GASLIGHTING SEBAGAI BENTUK PENINDASAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK.
Tjiu, G. F. H. (2022). Dinamika self-esteem pada individu dewasa awal yang mengalami gaslighting dalam hubungan pacaran (Doctoral dissertation, Widya Mandala Surabaya Catholic University).
Olivia Guy-Evans, M. (2023, October 11). About Us: Simply Psychology. Retrieved from Simply Psychology: https://www.simplypsychology.org/what-is-gaslighting.html
MSW, D. M. (2023, August 14). Retrieved from psychologytoday.com: https://www.psychologytoday.com/us/blog/some-assembly-required/202308/what-exactly-is-gaslighting-and-why-do-people-do-it