Kontribusi Sobat Air Ades untuk Bea Muring, Nusa Tenggara Timur

Evrina Budiastuti
Penyuluh Pertanian, suka ngeblog lingkungan di https://evrinasp.com/ dan tentang jalan-jalan di https://evventure.com/. Instagram/Twitter: @evrinasp
Konten dari Pengguna
5 Oktober 2018 8:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Evrina Budiastuti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kontribusi Sobat Air Ades untuk Bea Muring, Nusa Tenggara Timur
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Saat terpilih menjadi salah satu Sobat Air Ades rasanya senang sekali. Apalagi ketika mendapatkan kesempatan untuk ke Nusa Tenggara Timur (NTT), wah rasanya tidak percaya karena pada akhirnya saya bisa ke NTT. Saya senang bisa menjadi bagian dalam program Conservacation Ades Indonesia, karena selain dapat menikmati keindahan alam Indonesia, para peserta juga mendapatkan benefit lainnya yaitu pengetahuan baru dalam hal konservasi sumber daya air.
ADVERTISEMENT
Saya pikir, kami para peserta hanya akan pulang membawa suatu ilmu yang dapat diterapkan di daerah masing-masing. Tapi ternyata, kami juga diminta untuk memberikan kontribusi dalam hal masukan serta saran yang dapat diterapkan guna memajukan daerah yang menjadi lokasi program konservasi yaitu di Bea Muring. Nah ini yang saya sukai, kami tidak hanya menerima, tetapi juga memberikan, sehingga ada timbal balik yang bermanfaat satu sama lain.
Apa saja sih kontribusi saran yang diberikan oleh para Sobat Air Ades? Saya jabarkan satu per satu ya.
Pertama, saran tentang wisata religi. Lokasi konservasi di Bea Muring ini dipimpin oleh seorang Romo yang bernama Romo Marcel. Romo Marcel mampu membawa suasana desa penuh dengan keakraban. Nuansa rohani sudah terasa kental sekali sekita saya dan teman-teman memasuki kawasan Desa Deno, Kecamatan Pocoranaka di Kabupaten Manggarai Timur. Berdasarkan fakta tersebut, mengapa tidak menjadikan Desa Deno sebagai salah satu tujuan wisata religi di atas ketinggian 1300 mdpl? Menurut kami, potensi tersebut dapat dikembangkan.
Kontribusi Sobat Air Ades untuk Bea Muring, Nusa Tenggara Timur       (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kedua, wisata religi juga dapat ditunjang dengan oleh-oleh makanan khas lokal Bea Muring. Produk lokal yang dapat dikembangkan dari desa di kawasan Bea Muring di antaranya adalah kopi dan juga keripik pisang. Kedua pangan tersebut sudah saya coba dan menurut saya dapat dikembangkan sebagai oleh-oleh khas. Kopi arabica Bea Muring memiliki cita rasa tersendiri, tanpa gula saja sudah terasa agak manis dan tidak asam. Sedangkan keripik pisangnya juga enak, manis pedas yang bikin nagih ketika mengkonsumsinya. Keduanya cocok untuk dikembangkan sebagai produk pangan lokal khas Bea Muring.
ADVERTISEMENT
Ketiga, penyaringan air sederhana. Sewaktu sesi sharing berlangsung, ada salah seorang masyarakat yang bertanya mengenai cara menyaring sederhana agar masyarakat memperoleh sumber air yang cukup bersih. Salah seorang Sobat Air Ades yaitu Taummy dari Palu kemudian memberikan gambaran tentang penyaringan air sederhana yang dapat dipraktikkan oleh masyarakat dengan menggunakan arang serta semacam kain atau spon sebagai filtrasi.
Kontribusi Sobat Air Ades untuk Bea Muring, Nusa Tenggara Timur       (2)
zoom-in-whitePerbesar
Keempat, bijak memilah dan mengolah sampah. Kawasan Bea Muring ini sebenarnya sangat indah. Hanya saja masih ditemukan sampah di beberapa sudut khususnya di dekat sumber mata air yang seharusnya dijaga kebersihannya. Oleh sebab itu Sobat Air Ades memberikan saran agar masyarakat mulai memilah dan mengolah sampah dengan bijak. Misalnya dengan memilah sampah organik dengan anorganik. Sampah organik bisa dijadikan pupuk, sementara sampah anorganik seperti plastik kemasan dapat dijadikan produk daur ulang seperti tas, dompet, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Nah, saya sendiri memberikan kontribusi berupa saran penanaman di musim kemarau mengingat sumber air di Bea Muring sangat sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari saja mereka cukup sulit, apalagi untuk bertanam. Namun dengan kondisi keterbatasan tersebut tidak menyurutkan langkah mereka untuk tetap melakukan budidaya tanaman.
Melihat kondisi tersebut, saya kemudian memberikan saran berupa strategi sederhana agar tetap menanam di musim kemarau yang minim air, di antaranya adalah:
1. Jika ingin tetap menanam terutama di pekarangan, gunakanlah wadah tanaman seperti pot bekas, karung dan lainnya. Lalu diberikan wadah berupa bak atau kotak plastik mika (tidak harus beli) di bawahnya yang bisa memuat satu pot atau beberapa pot. Manfaatnya adalah ketika menyiram air ke dalam pot tanaman, maka air tidak langsung terbuang dan dapat tertampung di dalam wadah.
ADVERTISEMENT
2. Apabila menanam di ladang dengan menggunakan bedengan, maka berikanlah mulsa alami berupa serasah dedaunan atau jerami di sekitar permukaan tanah yang tidak tertutup tanaman. Manfaatnya adalah untuk mengurangi penguapan baik dari permukaan tanah maupun dari tanaman itu sendiri.
Kontribusi Sobat Air Ades untuk Bea Muring, Nusa Tenggara Timur       (3)
zoom-in-whitePerbesar
3. Saat musim kemarau, maka atur jarak tanam jangan terlalu lebar, khususnya untuk tanaman di pot. Manfaatnya untuk menciptakan iklim mikro di antara tanaman sehingga kelembaban tetap terjaga.
4. Gunakan air bekas cucian rumah tangga misalnya sisa air mencuci beras, daging, atau sayuran untuk menyiram tanaman.
5. Memodifikasi wadah penanaman misalnya dengan menggunakan botol plastik bekas yang dibagi dua. Wadah bagian bawah diisi air lalu di atasnya diberikan potongan mulut botol berisi tanah dan tanaman. Lama-kelamaan akar tanaman akan turun ke bawah mencari sumber air sehingga dapat menghemat penyiraman.
ADVERTISEMENT
Demikianlah beberapa saran kontribusi sederhana dari para Sobat Air Ades. Kami berharap kontribusi sederhana tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat di Bea Muring.