Cara Membangun Aset bagi Generasi Milenial

Konten dari Pengguna
21 Agustus 2019 23:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Evy Heliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Generasi milenial dikenal sebagai generasi yang mencari kesenangan, sehingga berbeda dengan generasi pendahulunya. Bila generasi pendahulu yang memiliki dana akan menabung untuk membeli properti, generasi milenial lebih memilih traveling ketika memiliki uang berlebih. Bahkan generasi milenial memilih untuk menabung untuk tujuan traveling, karena sadar bahwa hidup itu singkat, sehingga memiliki mental untuk melakukan hal-hal yang membahagiakan. “Kalau hal tersebut membahagiakan, maka lakukan. Kalau tidak membahagiakan, maka tinggalkan." Oleh karena itu, generasi milenial membutuhkan motivasi dan mindset yang tepat agar semangat membangun aset.
ADVERTISEMENT
Menabung
Ilustrasi menabung. Sumber: Pixabay.
Menabung merupakan dasar dari membangun aset. Sebelum seseorang dapat berinvestasi, yang bersangkutan harus menabung untuk mengumpulkan sejumlah uang yang dibutuhkan. Menabung memang tidak banyak menghasilkan bila dihitung dari bunga yang didapat, dibanding dengan biaya administrasi dan pajak yang dikenakan terhadap tabungan. Namun, imbalan lain dari menabung adalah membangun disiplin dan menahan diri untuk membeli barang atau jasa yang tidak dibutuhkan. Untuk meminimalkan biaya menabung, dapat dipilih jenis tabungan dengan biaya administrasi gratis atau minimal.
Investasi
Saat ini investasi sudah lebih mudah dan murah untuk dilakukan. Hal ini juga didorong dengan langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendukung pembangunan. Pemerintah menyasar kaum milenial untuk mendukung pembangunan negara melalui investasi retail seperti Saving Bond Retail (SBR) maupun investasi retail syariah Sukuk Tabungan (ST). Jumlah minimal investasi seperti ini hanya Rp 1 juta, dengan imbalan yang lebih besar daripada deposito dan dapat dilakukan secara online melalui berbagai mitra distribusi yang telah dipilih.
ADVERTISEMENT
Untuk tahun 2019, pemerintah telah merencanakan untuk mengeluarkan 10 kali jadwal penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. SBN Ritel yang baru saja selesai diterbitkan adalah ST 007. Selanjutnya, masih ada tiga SBN yang akan diterbitkan, yaitu SBR 008, ORI 016, dan ST 006 sebelum akhir tahun. Berikut adalah jadwal penerbitan SBN dari Ditjen Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan RI.
Sumber: Materi Public Outreach SBR 005 Ditjen Pengelolaan dan Pembiayaan Resiko Kementerian Keuangan.
Selain SBN, jenis investasi lainnya adalah reksa dana dan saham. Bila SBN merupakan jenis investasi yang dijamin pemerintah sehingga dapat dikatakan tidak mengandung risiko, lain halnya dengan reksa dana dan saham. Keduanya mengandung risiko. Namun, keuntungan yang didapat juga bisa lebih besar. Untuk reksa dana, dana yang dibutuhkan relatif lebih besar dibanding SBN Ritel pemerintah, sehingga tidak akan dibahas lebih jauh di sini.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk saham, bergantung dengan perusahaannya. Misalnya, harga saham BNI akan berbeda dengan saham BRI, meskipun keduanya merupakan bank pemerintah. Investasi saham juga mengandung risiko, oleh karena itu pelajari dengan baik sebelum berinvestasi.
Bila investasi telah dilakukan, baik SBN ataupun saham, secara perlahan akan membantu mengubah (shifting) mindset dari spender menjadi saver. Hal ini akan membantu mengubah cara kita dalam memandang sumber daya dan memberikan nilai dalam setiap hal yang dilakukan. Misalnya, bila mulanya sering nongkrong di kafe dan menghabiskan minimal Rp 80.000 dalam sehari, maka dalam satu minggu bila dilakukan antara 3-5 kali akan menghabiskan Rp 240.000–Rp 400.000.
Dihitung sebulan, maka akan habis antara Rp 960.000- Rp 1.600.000 per bulannya. Bila dibelikan saham, katakanlah saham ANTAM dengan harga per lembar saat ini Rp 1.050, maka satu lot saham tersebut senilai Rp 105.000. Artinya, bila tidak pergi ke kafe, maka jumlah uang antara Rp 960.000-Rp 1.600.000 akan mendapatkan sekitar 9-15 lot saham ANTAM.
ADVERTISEMENT
Untuk terjun atau mengetahui lebih lanjut mengenai investasi di pasar modal, khususnya bagi pemula, saat ini Indonesia Stock Exchange alias Pasar Modal Indonesia telah membuka Sekolah Pasar Modal Saham dan Reksa Dana, dan Sekolah Pasar Modal Syariah Saham dengan harga yang terjangkau. Informasinya dapat diperoleh pada https://sekolahpasarmodal.idx.co.id/
Manfaatkan Situs Jual Beli Online
Untuk membangun aset, perlu juga untuk mengubah aset yang idle (menganggur, tidak terpakai) agar dapat memiliki nilai. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyewakan atau menjual barang yang tidak dipakai tersebut, dengan memanfaatkan situs jual beli online ataupun media sosial untuk lingkup yang lebih terbatas.
Investasikan Kembali
Hasil dari tabungan, investasi, maupun menjual atau menyewakan barang akan lebih baik bila diinvestasikan kembali daripada dibelanjakan untuk kesenangan sesaat.
ADVERTISEMENT