Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Engkau Dalam Ingatan
29 Agustus 2023 12:28 WIB
Tulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimana aku bisa mengutarakan perasaanku dengan kata-kata yang tepat? Ketika aku sepenuhnya sadar akan diriku, dalam benakku kau masih tetap menjadi sosok yang membayangi kerinduanku. Seperti pagi yang tak pernah disambut matahari, angin-angin tentangmu mulai membentuk awan-awan dalam pikiranku. Dada ini gemercik seperti air danau yang tak henti-hentinya menanti hujan yang tak kunjung datang.
ADVERTISEMENT
Mungkinkah kau masih menyadari detil-detil jalanan yang pernah kita tempuh bersama, ataukah mereka sudah terkubur oleh waktu yang tak kenal ampun? Harapan-harapan kita perlahan jatuh ke dalam jurang tanpa tahu kapan akan tumbuh kembali. Mencintaimu, dengan segala kompleksitasnya, telah membuat pikiranku menjadi labirin saat malam tiba.
Aku merasa terjebak dalam kotak waktu, di mana segala hal yang berkaitan denganmu masih tetap menjadi penantian yang tak pernah berakhir; penantian yang tak pernah pudar.
Ketika aku sesekali merenung tentangmu, hatiku kini sadar bahwa jarak adalah penyebab utama dari semua penderitaanku. Dan sekarang, di dalam hatiku, tak ada yang tersisa selain kekosongan, saat kau tak lagi ada, hanya tinggal kenangan yang tergores dalam ingatan.
ADVERTISEMENT
Pernahkah kau berpikir bahwa kehadiranmu telah mengubahku menjadi sosok yang penuh dengan kekuatan, namun juga menjadi orang yang mencintai kesendirian, sejak kau memilih untuk pergi? Mungkin di suatu tempat, di samudera yang lain, kau masih hidup tanpa menyadari bagaimana aku hancur oleh kepergianmu. Namun, di dermaga tempat aku berdiri saat ini, kau telah lama tiada.
Ironisnya, ini adalah pengakuan bahwa dalam keadaan sadarku, yang sebenarnya aku rindukan adalah ketiadaanmu. Dan mungkin, jika saja kaca itu memiliki keajaiban untuk memutar ulang kenangan, aku tak perlu lagi berkhayal untuk mengingatmu. Kau adalah kenangan yang terukir dalam benakku, dalam ketiadaanmu, dalam kerinduanku yang begitu mendalam, sebuah kerinduan yang melekat pada ruang dan waktu, tak terhingga dan tak terbatas. Dalam rinduku yang tak berkesudahan, aku menemukan filosofi kehidupan yang membingkai segenap keberadaanku.
ADVERTISEMENT
Hal yang paling aku sedihkan, ketika aku mengetahui, engkau pernah dipatahkan oleh manusia yang paling engkau rindukan dan harapkan, aku yakin betul engkau meraskan kepedihan akan itu. tapi mengapa engkau tega memberikan itu ke padaku! sungguh aku tak mampu membencimu, aku tak mampu untuk tidak merindukanmu. tapi dalam kesendiriannku aku begitu berduka atas perlakuanmu.