Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Gulali Popularitas : Emansipasi Terpleset
5 Desember 2023 14:05 WIB
Tulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kehidupan manusia kini tengah mengalami perubahan yang signifikan, tidak hanya sebatas pergeseran dalam dunia teknologi, tetapi juga melibatkan transformasi dalam karakter dan tujuan hidup individu. Dalam perjalanan mencapai kehidupan dan tujuan yang diinginkan, banyak di antara kita yang rela menggadaikan esensi dirinya demi popularitas yang pada hakikatnya hanyalah ilusi semu. Seperti gulali yang mengembang sejenak namun mudah hancur, popularitas ternyata tidak mampu bertahan lama.
ADVERTISEMENT
Popularitas menjadi magnet kuat bagi banyak individu, namun terkadang, kejar-kejaran ini dapat merusak hubungan antarmanusia, bahkan hingga mengorbankan harga diri. Fenomena ini muncul ketika popularitas dianggap sebagai suatu bentuk pencapaian tertinggi tanpa memedulikan akibat yang ditimbulkannya.
Dalam era yang semakin mengedepankan emansipasi wanita, ironisnya, beberapa individu malah menyalahgunakan konsep ini. Lebih dari sekadar menonjolkan potensi dan kemampuan diri, beberapa perempuan justru menggunakan tubuh mereka sebagai alat untuk mendapatkan perhatian lawan jenis. Fenomena ini menciptakan distorsi dalam pemahaman emansipasi wanita.
Salah satu contoh nyata adalah kisah seorang perempuan, yang statusnya belum menikah, rela merusak keharmonisan rumah tangga orang lain demi popularitas. Dengan terlibat dalam hubungan gelap dengan seorang lelaki yang sudah beristri, perempuan ini berusaha mendapatkan pengakuan dan ruang dalam kehidupan lelaki tersebut yang jelas memiliki popularitas dan peran di masyarakat. Keputusannya merusak hubungan yang sudah dibangun lama, dan lebih parahnya, menggadaikan harga diri demi popularitas yang sesaat.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, teori Plato tentang masyarakat yang ideal dan sitasi masyarakat dapat memberikan pemahaman mendalam. Menurut Plato, masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang terdiri dari tiga kelas: para produsen, para penjaga, dan para penguasa. Sementara sitasi masyarakat menggambarkan ketidaksempurnaan manusia yang memiliki kecenderungan untuk mengejar kepentingan pribadi tanpa mempertimbangkan kepentingan bersama.
Dalam realitas zaman sekarang, teori ini dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan bersama dalam masyarakat. Fenomena popularitas yang dikejar tanpa memperhitungkan dampak sosialnya mencerminkan kecenderungan manusia untuk mengutamakan kepentingan pribadi, tanpa memperhatikan keadilan dan keberlanjutan masyarakat.
Namun, untuk mengatasi distorsi ini, perlu adanya pendekatan yang lebih rasional dan ilmiah. Emansipasi wanita, sebagai contoh, seharusnya diartikan sebagai pemberdayaan melalui pengembangan kemampuan dan keterampilan, bukan sebagai alat untuk mencapai popularitas. Pendidikan dan pemahaman yang benar tentang konsep ini dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis.
ADVERTISEMENT
Melihat realitas zaman saat ini, perkembangan teknologi dan perubahan sosial memang membawa dampak besar. Namun, apakah perubahan tersebut membawa kebaikan atau keburukan sangat tergantung pada bagaimana manusia menggunakan kemajuan tersebut. Jika digunakan dengan bijak, kemajuan dan modernisasi dapat membawa kemajuan dalam peradaban manusia. Namun, jika disalahgunakan, kemajuan tersebut dapat menyebabkan kemunduran dan rendahnya peradaban.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu merenung dan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan yang kita ambil. Popularitas yang sesaat dan distorsi dalam pemahaman emansipasi wanita harus dihadapi dengan kebijaksanaan dan kesadaran akan tanggung jawab sosial kita. Dengan begitu, manusia dapat mengarahkan perubahan ke arah yang lebih baik, menjauhi popularitas yang sementara, dan membangun masyarakat yang lebih adil dan beradab.
ADVERTISEMENT
"Ewia Putri"
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 10:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini