Kemenangan dalam Kesederhanaan

ewia ejha putri
1. Pimpinan Lembaga PKBM Pahlawan kerinci. 2. Anggota LHKP Muhammadiyah Jambi 3. Pengamat Sosial
Konten dari Pengguna
11 April 2024 7:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi silaturahmi saat Lebaran. Foto: Odua Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi silaturahmi saat Lebaran. Foto: Odua Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam gelombang kehidupan yang terus berputar, kita seringkali terperangkap dalam pandangan bahwa keberuntungan hanya dapat diukur dengan kekayaan materi atau kesuksesan yang mencolok di mata dunia. Namun, jika kita melongok lebih dalam, keberuntungan sejati seringkali bersembunyi dalam sederhana yang mungkin terlewatkan oleh banyak orang.
ADVERTISEMENT
Saat pandangan orang lain menganggap kita sebagai manusia yang beruntung karena memiliki segalanya secara materi, kita mungkin saja merasa keberuntungan sejati tidaklah semata tentang harta dan kejayaan dunia. Malah, keberuntungan yang paling berharga terkadang ditemukan dalam kasih sayang dari orang-orang terdekat di sekitar kita.
Kasih sayang adalah mata air kehidupan yang memberi warna pada setiap detik yang kita lalui. Bukanlah sekadar benda atau pencapaian yang kita raih, tetapi hubungan yang kita bangun dengan sesama yang mengukir jalan menuju kebahagiaan yang abadi. Sebagaimana kata bijak yang terpahat dalam ajaran Buya Hamka, “Sederhana adalah kuncinya. Kekayaan sejati bukanlah dalam kepemilikan materi, melainkan dalam ketenangan hati dan syukur akan nikmat yang ada.”
Dalam momen-momen suci seperti bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, keberuntungan menampakkan dirinya dalam bentuk kesederhanaan. Bukanlah jumlah harta yang kita miliki atau deretan gelar yang menghiasi namun dalam ketulusan hati dalam merayakan momen-momen berharga bersama orang-orang yang kita cintai.
ADVERTISEMENT
Perayaan Idul Fitri bukanlah semata tentang gemerlap hiasan dan kemewahan yang menggoda mata. Namun, ia merupakan panggilan untuk kembali kepada hakikat diri yang sejati, untuk membersihkan hati dari segala beban dan ketegangan yang telah menghimpit selama setahun penuh. Kesederhanaan dalam merayakan Idul Fitri bukanlah sekadar simbolis, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang mengajak kita untuk menggali kedalaman diri dan meningkatkan kualitas hubungan dengan Allah dan sesama manusia.
Jadi, dalam setiap langkah yang kita ambil, mari kita selalu ingat bahwa keberuntungan sejati tidaklah selalu berkilau di permukaan. Terkadang, ia bersembunyi dalam kebersamaan yang hangat, kesederhanaan yang penuh makna, dan kesyukuran yang mendalam. Itulah kekayaan yang sejati, yang akan terus bersinar meskipun gelapnya malam datang menghampiri.
ADVERTISEMENT