Kesucian: Idealisme vs Kemanusiaan Autentik

ewia ejha putri
1. Pimpinan Lembaga PKBM Pahlawan kerinci. 2. Anggota LHKP Muhammadiyah Jambi 3. Pengamat Sosial
Konten dari Pengguna
5 Oktober 2023 10:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kali ini kita akan mengulas konsep kesucian manusia, idealisme kesucian, dan dampaknya terhadap realitas kehidupan manusia. Dalam hal ini, kita akan menyelidiki perbedaan antara cita-cita kesucian dan realitanya, serta bagaimana idealisme kesucian dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional individu.
ADVERTISEMENT
Ketika berbicara manusia suci, yang terbesit di otak kita adalah pertanyaan tentang: Apakah manusia bisa menjadi manusia suci? Pertanyaan ini telah lama menggelitik pikiran manusia. Konsep kesucian sering dianggap sebagai tujuan tertinggi dalam banyak tradisi agama dan budaya.
Namun, seiring berjalannya waktu, idealisme kesucian ini telah menjadi sumber tekanan mental yang signifikan bagi banyak individu. Mungkin tanpa kita sadari!

Konsep Kesucian

Konsep kesucian adalah gagasan tentang mencapai keadaan suci yang bebas dari dosa atau kecacatan moral. Ini berarti lebih melihat ke dalam berbagai konteks budaya dan agama.
Namun, perlu untuk di ketahui bahwa mencapai tingkat kesucian tertinggi manusia sering kali dilihat sebagai bumerang bagi dirinya sendiri. Ia terjebak dalam kata "kesucian diri". Tidak sedikit dari kita yang mengalami putus asa karena kita tidak dapat mencapai Suci!
ADVERTISEMENT

Idealisme Kesucian

Idealisme kesucian adalah gagasan bahwa kita harus mencapai tingkat kesucian yang tinggi untuk dianggap baik atau berharga. Idealisme semacam ini dapat menciptakan tekanan yang besar dalam hidup individu, karena mereka merasa harus selalu mencapai standar yang tidak realistis.

Dampak Keterasingan Diri

Idealisme kesucian dapat menghasilkan keterasingan diri, di mana individu merasa tidak mampu mencapai standar yang diimpikan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan diri, depresi, dan kecemasan. Seiring berjalannya waktu, individu mungkin merasa semakin tidak berdaya.

Menjadi Manusia Sejati

Sebagai alternatif, kita dapat mempertimbangkan pandangan yang berbeda terhadap kesucian. Pandangan ini mengusulkan bahwa menjadi manusia sejati adalah tentang menerima diri kita apa adanya.
Kita adalah makhluk yang kompleks dengan berbagai aspek dan energi yang beragam. Menolak aspek-aspek ini hanya karena alasan moral dapat merusak kesejahteraan kita.
ADVERTISEMENT

Hidup yang Autentik

Dalam kata-kata filsuf Friedrich Nietzsche, “Manusia harus menjadi lebih baik dan lebih jahat.” Ini menggambarkan ide bahwa kita harus mengakui keberagaman dan ambiguitas dalam diri kita. Hidup autentik adalah tentang menerima seluruh spektrum manusia, baik sisi terang maupun sisi gelapnya.

Bisakah Kita Menjadi Manusia Suci?

Pertanyaan ini memunculkan berbagai pandangan yang berbeda. Idealisme kesucian dapat merusak kesejahteraan kita jika dikejar dengan obsesif.
Sebaliknya, hidup sebagai manusia sejati yang menerima diri kita apa adanya dapat membawa kebahagiaan dan kesejahteraan. Yang penting adalah menghargai hidup dan diri kita sendiri, sehingga dunia juga bisa menghargai kita sebagaimana adanya.