Kupu-kupu Malam dalam Pelukan Kapitalisme

ewia ejha putri
1. Pimpinan Lembaga PKBM Pahlawan kerinci. 2. Anggota LHKP Muhammadiyah Jambi 3. Pengamat Sosial
Konten dari Pengguna
6 Oktober 2023 17:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kupu-kupu. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kupu-kupu. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika kita berbicara tentang pekerja seks, kita seharusnya tidak hanya berbicara tentang seksualitas, tetapi juga tentang kapitalisme yang menggerakkan dunia. Di balik tirai malam yang tebal, ada perjalanan anak manusia, yang mengeksplorasi bagaimana tubuh dan seksualitas kita dipengaruhi oleh aliran tak terelakkan dari kapitalisme dan kehidupan konsumtif
ADVERTISEMENT

Kapitalisme dan Pekerja Seks

Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang berdasarkan kepemilikan pribadi, kompetisi pasar, dan akumulasi kekayaan. Di bawah sistem ini, nilai sering diukur dalam hal uang, dan keuntungan menjadi tujuan utama. Pekerja seks, dalam konteks ini, sering kali dilihat sebagai pekerja yang menjual layanan seksual untuk mendapatkan penghasilan.
Pekerja seks sering menjadi subjek eksploitasi dalam sistem kapitalis. Mereka dapat terpinggirkan, terbatas aksesnya ke layanan kesehatan, dan rentan terhadap kekerasan atau pemerasan. Alasan di balik ini adalah karena stigma sosial dan legalitas yang berubah-ubah dalam berbagai yurisdiksi. Kapitalisme yang mengutamakan profit juga dapat memaksa pekerja seks untuk menjual layanan mereka dengan harga yang rendah, meningkatkan risiko eksploitasi.

Teori Kehidupan Konsumtif

Salah satu teori yang relevan dalam konteks ini adalah teori konsumsi. Teori ini berpendapat bahwa masyarakat kapitalis didorong oleh dorongan untuk mengkonsumsi barang dan layanan sebagai cara untuk mencapai kebahagiaan atau memenuhi identitas sosial. Dalam konteks pekerja seks, teori ini dapat diaplikasikan dengan cara berikut:
ADVERTISEMENT

Kehidupan Konsumtif dan Pekerja Seks

Kehidupan konsumtif dalam masyarakat kapitalis memainkan peran penting dalam menjaga permintaan terhadap pekerja seks. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan seksual, eksplorasi identitas, atau hanya mencari kesenangan pribadi seringkali memicu permintaan terus-menerus.
ADVERTISEMENT
Namun, penting untuk mencatat bahwa dalam konteks ini, perlu ada perubahan fundamental dalam cara masyarakat memperlakukan pekerja seks. Langkah-langkah untuk mengurangi stigma, meningkatkan akses ke layanan kesehatan, dan memberikan perlindungan hukum yang lebih baik kepada pekerja seks adalah langkah-langkah penting untuk memastikan bahwa hubungan antara pekerja seks dan kapitalisme tidak selalu berdampak negatif.
Pekerja seks dan kapitalisme adalah dua realitas yang berdampingan, dengan pekerja seks sering kali menjadi “produk” bisnis yang tidak bisa dihindari dalam masyarakat konsumtif. Bagaimanapun, perubahan yang lebih baik dapat dicapai dengan meningkatkan pemahaman tentang isu ini dan berupaya untuk mengatasi tantangan eksploitasi dan stigma yang dihadapi pekerja seks dalam dunia yang didominasi oleh kapitalisme.