Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Melukis Perjalanan Menuju Cinta
3 September 2023 20:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Cinta adalah salah satu aspek fundamental dalam kehidupan manusia. Ia tidak hanya menjadi penghubung antara individu, tetapi juga menyentuh rasa dan hati.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia yang serba hektik dan sering kali individualistik, relasi "aku-engkau" hadir sebagai penjelasan tentang keinginan manusia untuk bersosialisasi. Ini adalah cerita tentang bagaimana manusia merindukan kesatuan dan kebersamaan yang semakin luas dan semakin mendalam.
Dalam relasi "aku-engkau", kita menemui panggilan yang paradoksal yang bermuara pada cinta sejati. Ini adalah panggilan untuk menjadi lebih dari diri sendiri, tanpa kehilangan identitas pribadi.
Dalam cinta, dua individu bersatu, namun mereka tetap mempertahankan keunikan dan kekhasan masing-masing. Ini adalah perpaduan indah antara kesatuan dan keberagaman.
Cinta juga menghadirkan seruan yang mendalam untuk menciptakan iklim di mana setiap individu dapat menjadi diri mereka sendiri atau diwangkan. Ini adalah panggilan untuk saling mendengar dan merasakan satu sama lain, untuk menciptakan ruang di mana keberagaman dihargai dan dihormati.
ADVERTISEMENT
Dalam kebersamaan yang penuh cinta, kita melihat bagaimana "aku" tetap menjadi "aku" dan "engkau" tetap menjadi "engkau". Tidak ada asumsi bahwa cinta mengharuskan kita untuk melepaskan diri atau mengorbankan diri.
Sebaliknya, cinta memberi kita kebebasan untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu—sambil tetap merasa diterima dan dicintai oleh pasangan kita.
Cinta adalah segala hal kecuali pasif. Dalam cinta, kita keluar dari batasan diri kita sendiri (existentia) dan mengarahkan perhatian kita kepada sesama. Diri sesamaku, aku hayati sebagai diri yang bernilai dan berharga karena dirinya sendiri.
Ini adalah cinta yang tidak bersyarat. Bukan karena sifat atau fungsi tertentu yang dimiliki oleh pasangan kita, tetapi karena kita mencintai mereka untuk siapa mereka sebenarnya, dengan semua keunikannya.
ADVERTISEMENT
Cinta juga membawa tanggung jawab. Seperti yang diungkapkan oleh Gabriel Marcel, cinta mengatakan, "Engkau tidak boleh mati". Ini adalah panggilan untuk menjaga dan merawat hubungan kita, untuk berinvestasi secara emosional dan spiritual dalam pertumbuhan bersama.
Dalam cinta, kita menjadi kreatif dalam menciptakan makna dan kebahagiaan bersama, sehingga menciptakan siklus yang saling memperkuat: “In my existence, i make the other be and the other makes me be.”
Hubungan "aku-engkau" yang mungkin awalnya penuh dengan iri hati dan ketidaksempurnaan dapat berubah menjadi rasa kagum. Ini adalah proses di mana kita mulai melihat keindahan dan potensi dalam pasangan kita, bukan sebagai pesaing, tetapi sebagai mitra dalam perjalanan hidup kita.
Dalam dunia yang seringkali terfokus pada kepentingan diri sendiri, relasi "aku-engkau" mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan mencintai sesama.
ADVERTISEMENT
Dengan cinta sejati, kita dapat menciptakan hubungan yang mendalam dan bermakna, di mana kita merayakan keunikan setiap individu dalam kebersamaan yang penuh kasih. Cinta sejati adalah kekuatan yang dapat mengubah dunia kita menjadi tempat yang lebih indah dan berarti untuk hidup.