Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Menulis adalah Eksplorasi Jiwa
20 November 2023 8:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Beberapa hari lalu, pertanyaan tentang apakah menulis terus-menerus dapat menjadi aktivitas yang membosankan muncul dalam percakapan saya. Sebuah pandangan yang mewakili pandangan umum bahwa kegiatan menulis seringkali dianggap melelahkan dan membingungkan. Di sisi lain, ada orang yang mengaku ingin menulis tetapi terjebak dalam kebingungan menyusun kata-kata. Dua perspektif ini menggambarkan kompleksitas menulis sebagai sebuah seni.
ADVERTISEMENT
Untuk sebagian orang, menulis adalah tugas yang membosankan, menuntut keahlian menyusun kata demi kata untuk menyampaikan pesan dengan jelas. Sebuah pengamatan yang memunculkan pertanyaan, mengapa kita menulis?
Seorang senior pernah menyampaikan bahwa setelah menulis, apakah tulisan kita dibaca atau tidak bukan lagi tugas kita; bahkan tulisan yang telah diterbitkan bukan milik kita lagi. Kata-kata ini menjadi richa, menggema dalam pikiran, dan menuntun kita pada refleksi mendalam tentang tujuan sejati menulis.
Dalam konteks ini, Buya Hamka, seorang tokoh yang bijaksana, memberikan perspektif yang memotivasi. Bagi Hamka, menulis bukan hanya sekadar menyusun kata-kata.
ADVERTISEMENT
Ungkapan ini melibatkan lebih dari sekadar teknik penulisan; itu mengajak kita untuk memasukkan jiwa dan pengalaman pribadi ke dalam setiap kata yang tertulis.
Menurut Buya Hamka, menulis adalah seni memasukkan pemikiran dan penderitaan pribadi. Inilah yang memberikan kehidupan pada tulisan dan membedakannya dari kumpulan kata-kata biasa. Dengan menggunakan pikiran dan pengalaman, tulisan menjadi sarana untuk menyampaikan makna yang mendalam dan membangkitkan empati pembaca.
Bagi saya, menulis bukan hanya sebuah seni, melainkan bagian dari identitas diri. Tulisan memungkinkan saya membentuk diri saya, membawa pikiran ke tempat-tempat yang belum terjamah. Ini adalah bentuk kebebasan, membiarkan pikiran berkeliaran dan berbicara dalam bahasa kata-kata.
Pertanyaannya bukan lagi tentang apakah bosan atau bingung menulis, melainkan bagaimana menemukan keindahan dalam setiap kata yang ditorehkan. Setiap tulisan adalah perjalanan, memasuki dunia pemikiran dan perasaan, sebuah perjalanan yang membawa kita lebih dekat pada pemahaman diri dan kebaikan sejati.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini, yang menjadi yang ke-100 yang saya bagikan di berbagai media sosial, bukan sekadar pencapaian angka. Ini adalah persembahan dari diri, bukan untuk mendapatkan validasi, tetapi untuk berbagi pemikiran dan mungkin membawa sedikit pemurnian dan kebaikan sejati kepada pembaca.
Dengan demikian, menulis bukan hanya sekadar mengarang kata-kata. Menulis adalah proses membuka diri, menghadirkan diri dalam setiap kalimat, dan membiarkan pembaca merasakan kehidupan di balik kata-kata.
Buya Hamka mengajarkan kita bahwa menulis adalah lebih dari sekadar keterampilan; itu adalah bentuk gubahan jiwa yang memberikan makna pada kata-kata. Dalam setiap tulisan, kita menemukan keindahan dan kebijaksanaan, membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang arti sejati menulis.
Sebagai penutup, setiap kata yang kita tulis memiliki kekuatan untuk membentuk dan menyentuh hati pembaca. Dalam setiap perjalanan menulis, mari temukan keindahan dan kebijaksanaan yang terkandung dalam setiap ungkapan. Menulis bukan hanya tugas atau hobi, melainkan sebuah perjalanan ke dalam diri sendiri, menuju kesempurnaan dan kebenaran yang sejati.
ADVERTISEMENT