Konten dari Pengguna

Sentuhan Kehidupan

ewia ejha putri
1. Pimpinan Lembaga PKBM Pahlawan kerinci. 2. Anggota LHKP Muhammadiyah Jambi 3. Pengamat Sosial
18 November 2023 8:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ditengah kehidupan yang penuh dengan gemuruh dan kebisingan ini, kita seringkali terlena oleh hiruk-pikuk teknologi dan kejaran akan kekayaan. Namun, melalui lensa kesederhanaan, kita dapat menemukan keindahan yang tersembunyi di sekitar kita. Sebagai kapal di tengah samudra kehidupan, kita perlu memandang kesederhanaan sebagai mercusuar yang memberi arah dalam cuaca badai.
ADVERTISEMENT
Samsul Tabriz pernah menyatakan, "Masyarakat itu seperti sebentuk lumpur; semakin sering diaduk, semakin jernih airnya." Ungkapan ini mencerminkan keadaan sosial masyarakat yang terus berubah dan bergerak, namun tetap memiliki potensi kejernihan. Di tengah kompleksitas hidup, kita dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam pelukan hangat, senyuman orang asing, atau keindahan matahari terbenam.
Dalam Rumitnya kehidupan modern, kita harus belajar menyeimbangkan antara teknologi canggih dan kearifan lokal yang sering kali terabaikan. Kecerdasan buatan tidak boleh mengaburkan pandangan kita terhadap keajaiban-keajaiban sederhana yang memberikan arti pada eksistensi kita. Kesederhanaan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kebijaksanaan yang memungkinkan kita menemukan makna sejati dalam hidup.
Ketika kita melibas ombak kehidupan, kita harus tetap setia pada nilai-nilai seperti cinta dan kebijaksanaan. Cinta tidak selalu ditemukan dalam gemerlap dan kehebohan, tetapi seringkali muncul dalam momen-momen sehari-hari yang penuh makna. Senyum seorang anak kecil, kehangatan pelukan keluarga, atau kebaikan seorang teman dapat menjadi pencerahan di tengah kegelapan kehidupan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Samsul Tabriz, "Kecerdasan sejati adalah tidak hanya mengetahui banyak hal, tetapi memahami kebenaran." Dalam pencarian akan kebijaksanaan, kita perlu menggali pemahaman yang mendalam terhadap kehidupan dan nilai-nilai yang membentuknya. Dalam kebijaksanaan, kita menemukan arah yang memandu langkah-langkah kita di tengah kompleksitas pilihan dan konflik.
Namun, kebijaksanaan bukanlah harta yang bisa diukur dengan kekayaan materi. Terkadang, kearifan sejati ditemukan dalam kesederhanaan dan kedalaman batin. Saat kita terlalu terpaku pada pencapaian materi, kita mungkin melewatkan pelajaran berharga yang bisa dipetik dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk membuka mata dan hati terhadap keindahan yang terkandung dalam hal-hal sederhana.
Samsul Tabriz juga menyiratkan dalam kata-katanya bahwa masyarakat adalah cermin lumpur yang dapat menjadi jernih. Artinya, melalui proses pengadukan dan perubahan, masyarakat dapat mencapai kejernihan dan pemahaman yang lebih dalam. Dalam konteks ini, kita sebagai individu memiliki peran dalam membentuk masyarakat yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Dalam menciptakan perubahan sosial, kita harus memahami bahwa kebijaksanaan bukanlah monopoli dari kalangan tertentu. Setiap individu, dari berbagai lapisan masyarakat, memiliki potensi untuk membawa perubahan positif. Cinta kepada sesama, kebijaksanaan dalam tindakan, dan ketenangan dalam kesederhanaan adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis.
Sebagai penutup, kita dapat menyimpulkan bahwa cinta, kesederhanaan, dan kebijaksanaan adalah tiga unsur yang saling terkait dalam mencapai keseimbangan hidup yang bermakna. Dalam kehidupan yang terus berubah, mari kita tidak lupa mengapresiasi keajaiban di sekitar kita dan menemukan kedamaian dalam kesederhanaan. Dengan membawa cinta dan kebijaksanaan dalam setiap langkah, kita dapat menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat, menggambarkan jernihnya air dalam lumpur yang terus diaduk.
sumber : Pixabay