Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Visual yang Membutakan
3 Oktober 2024 14:45 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika membahas soal pasangan hidup, kita seringkali terjebak dalam pertanyaan yang sederhana namun mendalam: Apakah dia cantik? Apakah dia ganteng? Seberapa tinggi dan seputih apa dia? Memang, setiap orang memiliki preferensi masing-masing dalam memilih pasangan. Namun, saya mulai berpikir, kecenderungan ini sebenarnya mencerminkan sifat primitif manusia.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia hewan, pemilihan pasangan sering kali ditentukan oleh penampilan fisik. Misalnya, burung merak betina cenderung memilih jantan yang memiliki ekor paling mencolok. Ini bukan tanpa alasan; individu dengan penampilan menarik biasanya menunjukkan tingkat kebugaran yang lebih tinggi, yang penting untuk reproduksi dan kelangsungan spesies.
Pikiran ini semakin menguat ketika saya membaca berita tentang penemuan orangutan albino di Kalimantan. Orangutan ini, dengan kulit putihnya, menghadapi tantangan besar untuk bertahan hidup. Ia mungkin diabaikan oleh anggota kelompoknya, mudah menjadi sasaran predator, dan mungkin memiliki masalah kesehatan yang menghalangi kemampuannya untuk bereproduksi. Dalam dunia hewan, penampilan sering kali menjadi penentu nasib.
Lalu, bagaimana dengan manusia? Memang, kita sering kali lebih condong memilih pasangan yang secara fisik menarik. Namun, penting untuk kita pertanyakan: Apakah penampilan fisik benar-benar berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup kita? Sementara di dunia hewan, jawaban atas pertanyaan ini jelas, dalam konteks manusia, penampilan tidak selalu menjamin kesuksesan atau kebahagiaan.
ADVERTISEMENT
Kita sering mendengar ungkapan “Beauty Inside.” Apa yang tersimpan di dalam diri seseorang jauh lebih penting daripada sekadar penampilan luar. Otak dan kemampuan berpikir kita adalah senjata utama untuk bertahan hidup di dunia yang penuh tantangan ini. Jika kita hanya melihat apa yang terlihat, kita bisa kehilangan peluang untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dan bermakna.
Mungkin ini hanya pemikiran pribadi saya, dan saya tidak ingin menyalahkan siapa pun atas pilihan mereka. Namun, yang jelas, kita perlu berusaha untuk tidak hanya melihat dari luar. Mari kita mencoba untuk mengenali dan menghargai apa yang ada di dalam pikiran dan hati kita. Kecantikan sejati terletak pada karakter, kepribadian, dan kemampuan untuk berpikir—semua hal yang menjadikan kita manusia seutuhnya dan bukan sekadar makhluk visual.