Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bokashi Kompos Sebagai Zero Waste untuk Pengoptimalan Sampah Organik Desa Moga
5 Februari 2023 6:59 WIB
Tulisan dari Explore Moga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
[01/02/2023] Desa Moga merupakan desa yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan salah satunya potensi air. Namun potensi yang terkait dengan air tawar di Desa Moga akan sulit dikembangkan karena terdapat permasalahan berupa limbah rumah tangga. Hal ini diperkuat dengan Data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2017 menunjukkan 60% sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) adalah sampah organik. Untuk itu diperlukan adanya pengoptimalan limbah rumah tangga, salah satunya yaitu pembuatan pupuk kompos organik.
ADVERTISEMENT
Bokashi merupakan kompos yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Kata “Bokashi” berasal dari bahasa Jepang yang merupakan singkatan dari bahan organik terfermentasi. Pupuk kompos tersebut dapat mendukung penyuburan tanah di Desa Moga, Kabupaten Pemalang terlebih lagi mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Moga berupa pertanian. Pembuatan Bokashi Kompos menggunakan EM4 (Effective Microorganisme) 4 sebagai aktivator sehingga pembuatan kompos menjadi lebih cepat dalam kurun waktu 3 minggu, yang semula apabila tidak menggunakan EM4 membutuhkan waktu 6 minggu.
Agar masyarakat Desa Moga, Kabupaten Pemalang dapat memanfaatkan sampah organik untuk pembuatan pupuk kompos, maka Istiqomah Muryaningsih dari S1 Teknik Kimia Universitas Diponegoro yang merupakan mahasiswa KKN Desa Moga, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang melakukan penjelasan modul dan demostrasi secara langsung kepada masyarakat di lokasi salah satu rumah warga Desa Moga. Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 20 Januari 2023 yang diikuti oleh 20 ibu-ibu Desa Moga dan 8 mahasiswa KKN. Bahan yang digunakan antara lain yaitu sampah organik hasil dari bersih desa di setiap hari Jumat, EM 4 (Effective Microorganisme) 4, molase (tetes tebu), dan air. Sedangkan alat yang digunakan yaitu plastik sebagai wadah pengomposan, gelas ukur, sarung tangan lateks, ember, tali, dan pengaduk.
ADVERTISEMENT
Metode pembuatan kompos yaitu siapkan alat dan bahan, bahan sampah organik sebaiknya dicacah terlebih dahulu untuk mempercepat proses pelapukan. Kemudian membuat formulasi EM4 : molase : air bersih yaitu 1:2:1, dengan kuantitas EM4 sebanyak 200 mL, molase 400 mL, dan air bersih 2 liter. Aduk formulasi tersebut secara merata. Lalu campurkan formulasi EM4, molase, dan air yang telah dibuat dengan sampah organik, kemudian ikat kantung plastik besar dengan tali dan letakkan di tempat yang terhindar dari sinar matahari. Cek kompos selama 1 minggu sekali dan berikan formulasi EM4 : molase : air untuk mempercepat proses fermentasi. Kompos yang sudah matang dicirikan dengan terjadinya perubahan warna coklat kehitaman, suhu turun dan mendekati suhu awal pada saat pengomposan, terjadinya penyusutan berat kompos, dan kadar air kompos berkisar 50-60%.
ADVERTISEMENT
Pembuatan pupuk kompos termasuk salah satu upaya yang mendukung SDGs (Sustainable Development Goals) dan termasuk ke dalam tujuan ke 12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Hal ini dikarenakan pembuatan kompos merupakan salah satu upaya pengelolaan yang efisien dalam penggunaan sumber daya alam milik bersama dan mendukung masyarakat dalam mengoptimalkan sampah organik sebagai upaya zero waste.
Penulis: Istiqomah Muryaningsih (Mahasiswa S1 Teknik Kimia Universitas Diponegoro)
KKN Tim 1 Universitas Diponegoro tahun 2022/2023
Desa Moga, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah