Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Resensi Buku Be the New You: Upgrade Diri Menuju Tak Terbatas dan Melampauinya
16 Desember 2021 21:43 WIB
Tulisan dari Eylanda Gayatri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Judul Buku: Be the New You
Penulis: Wirda Mansur
ADVERTISEMENT
Penyunting: Widyawati Oktavia
Penerbit: Kata Depan
Tahun Terbit: 2018 (cetakan pertama)
Tebal: x + 282 halaman
ISBN: 978-602-5713-28-6
Harga Buku Pulau Jawa: Rp98.000,00
Ciao a tutti! Sering dengar self improvement? kategori buku yang banyak diburu oleh berbagai kaum, terutama milenial. Bagaimana tidak? Banyak penulis muda yang berhasil menerbitkan buah karya tulisnya dan meraih best seller. Misalnya saja Wirda Mansur.
Siapa sih yang tak mengenalnya? Yups, ia sosok wanita dengan segudang talenta. Tak hanya dikenal sebagai penulis, dia juga dikenal hingga mancanegara sebagai influencer, pengusaha kaya, pendakwah, dan pemain film. Istimewanya, ia berhasil jadi hafizah Qur’an. Bisa dibilang Wirda ini paket komplit. Tak hanya sekadar memikirkan kehidupan duniawi saja, tapi juga memikirkan akhiratnya. Dia juga sering mengisi motivasi dan tausiah di berbagai acara. Alhasil, ia digemari oleh banyak orang dan jadi role model.
ADVERTISEMENT
Di usianya yang masih muda, dia cukup banyak menghasilkan buah karya. Berbagai pengalaman dalam hidupnya dituangkan dalam karya tulisnya. Salah satu bukunya yang best seller adalah Be The New You. Judul buku ini bukan hanya sekadar judul, tapi penulis ingin mengajak para pembaca agar mau menyambut hidup baru dengan terencana dan selalu melibatkan Sang Pencipta dalam setiap prosesnya. Wirda berharap melalui karyanya ini mampu menginspirasi banyak orang, terutama kaum milenial.
Be The New You menceritakan tentang lika-liku perjalanan hidup, terutama yang dirasakan langsung oleh Wirda. Sama seperti halnya anak muda di luaran sana, Wirda juga merasakan cinta monyet. Suatu ketika, Wirda ditanya oleh papanya terkait memiliki perasaan ke orang itu sebuah rahmat atau bukan. Dengan spontan, Wirda menjawab bukan. Hal ini didasarkan karena pacaran dalam ajaran Islam itu tak dibenarkan. So, Wirda menganggap punya perasaan ke orang lain itu bukanlah sebuah rahmat. Lalu, sang papa menatap mata Wirda seraya berkata, "Rahmat dong kak!". Dari sinilah Wirda mengerti bahwa cinta itu sebuah rahmat dari Allah yang mesti kita jaga dengan sebaik mungkin. Gimana jadinya kalau manusia hidup tanpa cinta, tanpa ada rasa kasih sayang, dan tak ada kedamaian? Kemungkinan besar yang akan terjadi hanyalah keributan, murung, dan ngedumel yang nantinya cuma jadi sarang penyakit. Intinya, tak salah jika punya perasaan pada orang lain, tapi dengan catatan tak melanggar koridor yang telah diajarkan dalam ajaran Islam. Tatkala virus merah jambu melanda, alangkah baiknya kita berdoa agar perasaan sekecil apapun kita terhadap doi alias orang yang kita sukai, ditanamkan rasa kenyamanan dalam keimanan bukan dalam kemaksiatan. Hal ini tak lain dan tak bukan untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa yang nantinya hanya akan berujung pada kesedihan yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Perjalanan hidup tak selalu berjalan mulus sesuai rencana yang sudah dirancang. Kadang ada banyak kerikil, ranjau, bebatuan, jurang curam, dan cuaca esktrem yang mau enggak mau harus dihadapi. Begitulah gambaran kasarannya. Namanya juga hidup, kalau enggak begitu, hidup kurang nikmat rasanya. Kondisi di mana lagi serba sulit, serba rumit, dan serba sempit menjadi seni tersendiri untuk berdamai dengan diri sendiri dan seringkali jadi momen untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta. Pertolongan Allah jadi satu-satunya yang paling kita harapkan.
Namun, apakah kita harus terkena benturan dan terpepet dulu, baru mengenal dan mendekatkan diri ke Allah? Pertanyaan semacam ini menjadi bahan refleksi bersama. Seringkali fenomena ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itulah, Wirda mengajak kita untuk belajar dari kesalahan dan mengambil hikmah dari peristiwa yang sudah terjadi. Wirda sebagai manusia biasa juga tak luput dari khilaf. Berbagai kesalahan yang pernah ia lakukan di masa lalunya mampu mengajarkan banyak hal, terutama arti pendewasaan. Dari kesalahan-kesalahan itulah, ia meniatkan diri untuk selalu meng-upgrade diri dan selalu memohon ampunan-Nya. Tak ada kata terlambat untuk terus memperbaiki diri, Sobat! Allah senantiasa 24 jam membersamai umat-Nya, berdoalah pada-Nya agar diberi kekuatan dan kemudahan. Percayalah, Allah amat senang jika hamba-Nya meminta pertolongan kepada-Nya.
ADVERTISEMENT
Life is just like an airport, people come and go. Gampangannya, orang-orang pergi dengan tujuannya masing-masing. Bukan bandara yang menentukan ke mana kita akan pergi, tapi kitalah yang menentukannya. Pesawat hanyalah perantara untuk sampai tujuan. Nah, dari sini menandakan pentingnya tujuan dalam hidup, merancang life plan, lalu merealisasikannya. Maka mulailah menentukan ke mana diri akan pergi, apa tujuan hidup kita, dan ingin jadi apa kelak. Makin tinggi impiannya, makin besar pula ikhtiar yang harus dilakukan. Satu hal yang perlu diingat Sobat, semuanya butuh proses tak bisa instan. Step by step, perlahan tapi pasti, dan yakinlah bahwa hasil tak kan menghianati usaha. Jangan lupa bahwa kita adalah aset terbesar kita. Bila kita mampu menjaga, mengembangkan, mengelola diri dengan sebaik mungkin maka kita akan menjadi aset yang mahal.
ADVERTISEMENT
Be The New You amat cocok dibaca oleh kaum milenial yang sedang terpuruk dan ingin meng-upgrade diri menuju pribadi yang lebih baik. Permasalahan yang ada dalam buku ini dicurahkan secara apik dan relate dengan kehidupan sehari-hari. Terlebih bahasa yang digunakan bahasa Indonesia gaul yang mudah dipahami dan dilengkapi gambar dengan warna yang eye-catching sehingga tak membosankan. Buku ini bisa dibaca sekali duduk atau bisa jadi pengisi waktu luangmu. Tak hanya itu, buku ini sarat akan makna, mengandung motivasi, dan hikmah yang bisa dipetik. Ditambah lagi, quotes yang ada bisa jadi reminder dan penulis berusaha mengajak para pembaca untuk mengenal Allah lebih mendalam.
Over all buku ini bagus, namun sayangnya masih ada beberapa penulisan istilah asing yang tidak ditulis miring (italic). Contohnya: insyaaAllaah dan maasyaaAllaah. Sebagai saran, jika memang penulisan ingin disesuaikan dengan PUEBI maka penyunting bisa merubahnya dengan ditulis miring (italic).
ADVERTISEMENT
So, gimana Sobat? Buku ini sudah masuk dalam list favorit bacaanmu?