Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kolaborasi Lapas Besi Dengan Ditjenpas & YPII Untuk Kesuksesan Pembinaan Napiter
30 Oktober 2024 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Rezana Agustyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
CILACAP - INFO_PAS. Dalam mendukung kesuksesan progam pembinaan bagi Narapidana Terorisme, Lapas Kelas IIA Besi menerima kedatangan Tim Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) dan Yayasan Penerimaan Internasional Indonesia (YPII), Rabu (30/10).
ADVERTISEMENT
Disambut langsung oleh Kalapas Besi, Teguh Suroso di Aula Wijaya Kusuma rombongan Tim Ditjenpas dan YPII untuk membahas terkait rencana kerjasama dalam pembinaan Napiter.
Teguh Suroso dalam sambutannya menjelaskan terkait pelaksanaan progam revitalisasi pemasyarakatan yang dilaksanakan di Nusakambangan. Serta menjelaskan berbagai progam pembinaan di Lapas Maksimum Sekuriti.
Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Teknologi Informasi dan Kerja Sama, Elisabeth Helmina menjelaskan bahwa kedatangan Ditjenpas dan YPPI ke Lapas Besi adalah untuk membantu keberhasilan progam deradikalisasi bagi Napiter.
Selain kedatangan tim YPII juga Lapas Besi menerima kehadiran tamu dari Yayasan Accept Internasional Mr. Yusoke. Sebagaimana yang diketahui bahwa Accept International merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional yang didirikan pada tahun 2011 dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Organisasi ini telah beroperasi di Somalia, Yaman, dan Indonesia, dimana organisasi ini melaksanakan proyek deradikalisasi dan reintegrasi untuk tahanan organisasi ekstremis kekerasan.
ADVERTISEMENT
Perwakilan dari YPII, Indri, dirinya menjelaskan bahwa kerjasama antara Ditjenpas, YPII dan Accept Internasional adalah untuk membantu pelaksanaan progam reintegrasi sosial bagi Napiter di Lapas yang ada di Indonesia.
“Kedepan kami berencana akan mengadakan kegiatan capacity building untuk wali atau pamong napiter. Kami akan berbagi pengetahuan bagaimana teman-teman menghadapi napiter secara psikologis”, ungkap Indri.