Konten dari Pengguna

Ancaman Siber di Tahun 2024: Tren Keamanan yang Harus Diwaspadai

Fabian Azel Alviandra
Mahasiswa FBIS Amikom Purwokerto
2 November 2024 15:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fabian Azel Alviandra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/
ADVERTISEMENT
Di tahun 2024, ancaman siber semakin berkembang seiring dengan peningkatan digitalisasi dan kompleksitas teknologi. Serangan siber tidak hanya menargetkan perusahaan besar atau instansi pemerintahan, tetapi juga bisnis kecil dan pengguna individu. Para pelaku kejahatan siber semakin kreatif dalam mencari celah, menggunakan teknik yang canggih untuk mengeksploitasi kerentanan di berbagai sektor. Artikel ini membahas beberapa tren ancaman siber yang perlu diwaspadai di tahun 2024.
ADVERTISEMENT
1. Peningkatan Serangan Ransomware yang Lebih Kompleks
Ransomware terus menjadi salah satu ancaman terbesar dalam dunia siber. Pada tahun 2024, serangan ransomware diprediksi akan semakin kompleks dengan teknik double extortion (pemerasan ganda), di mana pelaku tidak hanya mengenkripsi data, tetapi juga mengancam untuk mempublikasikan data sensitif korban jika tebusan tidak dibayarkan. Selain itu, pelaku ransomware juga menggunakan teknik baru seperti Ransomware as a Service (RaaS), yang memungkinkan pelaku lain menyewa perangkat lunak ransomware dan melancarkan serangan tanpa memerlukan keahlian teknis yang tinggi.
2. Serangan Berbasis AI dan Machine Learning
Kecerdasan buatan (AI) tidak hanya bermanfaat bagi keamanan, tetapi juga menjadi alat bagi para pelaku kejahatan siber. Serangan berbasis AI dan machine learning memungkinkan pelaku untuk menyempurnakan metode serangan yang lebih sulit dideteksi. Contoh serangan yang menggunakan AI adalah deepfake, yang dapat digunakan untuk memanipulasi video dan suara untuk menipu atau mencuri informasi. Serangan jenis ini semakin sulit dikenali, bahkan oleh sistem keamanan canggih, karena mereka dapat meniru perilaku manusia secara realistis.
ADVERTISEMENT
3. Phishing yang Lebih Canggih dengan Teknik Spear Phishing
Phishing tetap menjadi metode umum untuk mendapatkan data pribadi atau kredensial pengguna. Namun, pada tahun 2024, serangan phishing diprediksi akan semakin personal dengan teknik spear phishing. Teknik ini menargetkan korban tertentu menggunakan informasi yang diperoleh dari media sosial atau data yang dicuri sebelumnya. Hal ini membuat email atau pesan phishing tampak sangat meyakinkan, karena menyertakan detail personal korban, sehingga banyak orang lebih mudah tertipu.
4. Serangan pada Infrastruktur Internet of Things (IoT)
Dengan semakin banyaknya perangkat IoT yang terhubung ke internet, risiko keamanan juga semakin meningkat. Perangkat IoT seperti smart home, wearable devices, dan kamera keamanan rentan terhadap serangan jika tidak dilengkapi dengan protokol keamanan yang memadai. Tahun 2024 akan menjadi tahun yang penting untuk meningkatkan keamanan IoT, karena serangan terhadap perangkat ini dapat mengancam privasi pengguna hingga mengganggu infrastruktur penting seperti listrik dan air.
ADVERTISEMENT
5. Ancaman Terhadap Sistem Cloud dan Data Perusahaan
Migrasi data perusahaan ke cloud telah menjadi tren utama dalam transformasi digital. Namun, peningkatan penggunaan cloud juga meningkatkan risiko serangan terhadap sistem ini. Peretas menggunakan berbagai teknik, termasuk pencurian kredensial, untuk mendapatkan akses ke data sensitif yang tersimpan di cloud. Dengan meningkatnya ketergantungan pada cloud, penting bagi perusahaan untuk memperkuat keamanan akses dan melakukan pemantauan secara terus-menerus guna mencegah serangan yang berpotensi besar merugikan.
6. Eksploitasi Kerentanan Zero-Day
Kerentanan zero-day adalah celah keamanan pada perangkat lunak yang belum diketahui oleh pengembangnya. Serangan ini semakin sering terjadi karena pelaku kejahatan siber terus mencari celah baru yang belum ditangani atau diperbaiki. Dengan meningkatnya perangkat lunak dan sistem yang digunakan oleh perusahaan maupun individu, ancaman dari eksploitasi zero-day menjadi lebih mengkhawatirkan. Para pelaku dapat menyerang sebelum ada solusi atau pembaruan yang dikeluarkan, sehingga menimbulkan risiko besar terhadap data dan operasional.
ADVERTISEMENT
7. Kebocoran Data Melalui Karyawan dan Rekayasa Sosial
Serangan siber melalui rekayasa sosial atau manipulasi psikologis terus meningkat di tahun 2024. Banyak pelaku kejahatan yang menargetkan karyawan atau pengguna individu untuk mendapatkan akses ke data penting. Hal ini dilakukan dengan mengelabui korban agar memberikan informasi sensitif atau melakukan tindakan yang menguntungkan pelaku, seperti memberikan akses login atau membuka lampiran berbahaya. Selain itu, karyawan yang ceroboh atau tidak sadar akan pentingnya keamanan siber juga dapat menjadi sumber kebocoran data secara tidak sengaja.
8. Serangan pada Infrastruktur Kritis
Infrastruktur kritis seperti listrik, air, transportasi, dan layanan kesehatan semakin terhubung dengan internet untuk meningkatkan efisiensi. Namun, ini juga membuka peluang serangan bagi peretas yang berpotensi mengganggu layanan vital publik. Tahun 2024 menjadi tahun yang krusial untuk meningkatkan keamanan pada sektor ini, karena serangan terhadap infrastruktur kritis dapat menyebabkan kerugian besar dan membahayakan banyak orang.
ADVERTISEMENT
9. Serangan Terhadap Cryptocurrency dan Aset Digital
Dengan popularitas cryptocurrency dan aset digital lainnya, peretas semakin fokus pada target ini. Serangan terhadap dompet digital dan bursa aset digital, serta pencurian melalui aplikasi atau layanan yang tidak aman, menjadi ancaman yang semakin umum. Keamanan pada sektor ini menjadi semakin penting untuk memastikan perlindungan terhadap aset pengguna dari serangan siber yang merugikan.
Di tahun 2024, tren ancaman siber menuntut kita untuk lebih waspada dan proaktif dalam meningkatkan keamanan digital. Dengan memahami potensi ancaman dan memperbarui praktik keamanan, kita dapat meminimalkan risiko terhadap data dan aset digital. Perlindungan siber adalah kebutuhan utama di dunia yang semakin terkoneksi ini, baik bagi individu maupun perusahaan.
ADVERTISEMENT