Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Berkunjung ke Museum Basuki Abdullah yang Namanya Belum Banyak diketahui Milenial
8 November 2017 16:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Fachrizal Hutabarat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbicara mengenai objek wisata yang ada di jakarta, umumnya orang-orang mengunjungi tempat yang ramai dikunjungi seperti Monas, Ancol, Taman Mini, Taman Menteng, Suropati, dsb. Namun mengapa tidak sesekali mengunjungi objek wisata yang memiliki sifat edukatif dan memiliki nilai sejarah yang tinggi ?
ADVERTISEMENT
Mungkin Generasi Milenial sekarang ini belum banyak yang tahu tentang Basuki Abdullah, Beliau adalah salah satu maestro lukis terkenal pada era Soekarno sampai Soeharto yang karya-karyanya diakui oleh mancanegara. Pelukis yang lahir pada tanggal 27 Januari 1915 ini ternyata memiliki sebuah museum memorabilianya sendiri yang terletak di Jalan Keuangan Raya No. 19 Cilandak Barat Jakarta Selatan DKI Jakarta.
Menurut penuturan Tuti selaku staf edukator dan bimbingan museum " Museum ini didirikan tahun 2001 melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayan, sebelum meninggal Bapak Basuki berwasiat agar sebagian karya-karyanya dihibahkan kepada pemerintah" ujarnya. Tuti juga bilang kalau museum ini juga menampilkan koleksi-koleksi pribadi Basuki Abdullah mulai dari Aksesoris, foto-foto bersejarah, koleksi wayang, hingga arsip-arsip pribadi beliau.
Tempat ini terbagi menjadi dua bagian yaitu museum dan Rumah Basuki Abdullah sendiri. Pada museum di lantai pertama anda akan melihat rekam jejak perjalanan hidup sang maestro mulai dari masa kecil sampai dewasa sampai kisah cinta dirinya yang sampai menikah empat kali dan memiliki dua orang anak. Di lantai dua anda akan melihat karya lukisan beliau yang sifatnya abstrak dan surrealis juga lukisan yang kabarnya sempat menjadi buah bibir dikalangan umum yaitu lukisan "melirik".
ADVERTISEMENT
Kabarnya lukisan ini memiliki aura mistis karena dapat melirik pengunjung yang melihatnya. Namun setelah kumparan mengkonfirmasi kejadian ini dengan Tuti dia menyebutkan bahwa hal semacam itu tidak benar "potret lukisan duyung ini menghadap ke tengah arahnya, jadi ketika dilihat dari samping memang terkesan melirik, tapi itu hanya ilusi optik saja" menurutnya.
Tempat ini juga menunjukkan beberapa potret leluhur beliau, mungkin banyak sekali yang belum tahu kalau beliau adalah cucu dari seorang Wahidin Soedirohusodo yang merupakan pendiri dari Budi Utomo yang merupakan sekolah pribumi pertama pada era kolonial. Kabarnya Basuki Abdullah terlahir muslim namun memutuskan untuk pindah katolik setelah sembuh dari penyakit yang dideritanya setelah melukis Yesus Kristus.
Banyak foto-foto bersejarah yang dipamerkan disini, mulai dari foto beliau bercengkrama dengan Presiden Soekarno dan Soeharto hingga foto dirinya sedang melukis salah satu anggota Kerajaan Thailand. Namun mirisnya, disamping kesuksesan dan ketenaran Basuki Abdullah pada masa jayanya, beliau meninggal dengan cara yang tragis yaitu dibunuh oleh salah satu pembantunya sendiri.
Kalau kita berkunjung ke Rumah Basuki kita akan melihat memorabilia koleksi barang-barang beliau, kondisi kamar terakhir hingga senjata laras panjang yang digunakan si pelaku untuk membunuh beliau dapat kita lihat disini. Semuanya masih komplit bahkan retakan senapan akibat pukulan kepada Basuki dapat terlihat jelas meski di lihat di balik kaca.
Hal ini juga dibenarkan Tuti, dia menuturkan "ada salah seorang pembantunya yang berusaha mencuri koleksi-koleksi jam mahal milik bapak, bapak bangun kemudian berusaha menembak si pelaku dengan senjata laras panjang, tapi si pelaku berusaha merebut senjata itu dan memukulkannya ke kepala bapak dua kali" menurutnya. Basuki Abdullah ditemukan tewas oleh istri dan anaknya esok paginya dan beliau dimakamkan di Sleman, Jawa Tengah di kampung halamannya sendiri pada tanggal 5 November 1993 pada usia 78 tahun.
Basuki Abdullah memang bukan pelukis sembarangan, melalui foto-foto yang dilihat dapat disimpulkan bahwa beliau juga bercengkrama dengan berbagai macam pejabat negara pada saat itu. Tuti juga bilang bahwa dia sempat menjadi pelukis untuk Kerajaan Thailand selama hampir dua dekade dan pernah juga menjadi pelukis Istana Negara yang ditunjuk langsung oleh Presiden Soekarno.
Bagaimana Milenials ? mungkin saat ini kalian masih belum banyak yang tahu bahwa negeri kita ini memiliki seorang maestro lukis besar yang bernama Basuki Abdullah, tertarik mengetahui kisah beliau lebih lanjut ? Museum Basuki Abdullah ini buka dari Selasa sampai Minggu pukul 09.00 WIB sampai 16.00 WIB, khusus Minggu sampai pukul 15.00 WIB. Tiket masuknya hanya seribu rupiah untuk anak-anak dan dua ribu rupiah untuk dewasa. Bagaimana murah sekali bukan menukar uang selembaran seribu dua ribu demi pengetahuan sejarah yang tiada taranya?
ADVERTISEMENT