Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Nurcholis Agi, Pencetus Pusat Barang Rongsok Terbesar di Dunia
9 November 2017 14:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Fachrizal Hutabarat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda mengunjungi Mal Rongsok di Beji, Depok? Bagi penggemar barang bekas dan suka mencari rongsokan untuk diolah lagi, kumparan (kumparan.com) merekomendasikan tempat ini.
ADVERTISEMENT
Menurut penuturan sang pemilik, Nurcholis Agi, tempat ini menjadi mal rongsok terbesar dan satu-satunya di Indonesia. Berawal dari hobinya mengoleksi barang bekas dan suka berkunjung ke tempat rongsokan, terlintaslah ide untuk mendirikan pusat berkumpulnya barang-barang bekas.
"Awalnya saya suka ngumpul di tempat rongsokan, kemudian terpikir kenapa tidak bikin tempat yang khusus rongsokan," ujar Agi, ketika berbincang dengan kumparan di mal rongsok miliknya.
Akhirnya, ide ini kemudian direalisasikan olehnya pada tahun 2010. Barang-barang yang didapat pun berasal dari sisa-sisa dinas pemerintahan dan milik orang lain yang tidak terpakai lagi.
Agi juga menuturkan bahwa barang-barang bekas yang didapat diperbaiki dan kemudian baru dijual lagi. Rata-rata omset yang didapat cukup memuaskan, sampai Rp. 100 juta sebulan. "Barang yang paling murah sampai mahal di sini. Kisaran Rp 500 perak sampai Rp 15 juta," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tempat yang berlokasi dipinggir jalan Bungur Raya No.1 ini terbagi menjadi dua lantai. Lantai pertama dikhususkan untuk peralatan sparepart dan mesin-mesin lainnya, sementara lantai dua untuk furnitur, mulai dari meja sampai kursi bekas.
Menurutnya popularitas mal rongsok ini sudah sampai ke mancanegara. Bahkan beberapa jurnalis dari BBC dan Aljazera pernah meminta meliput di sini. "Kemarin ada turis dari Singapura, kemarinnya lagi dari Jerman," ungkap Agi.
Dia juga menuturkan pengalaman paling unik yang pernah didapat selama berkecimpung di bidang ini. "Saya pernah membeli barang berupa lampu emas bekas seharga Rp 50ribu dan saya jual ke pelanggan saya seharga Rp 80ribu. Ternyata dijual lagi lampunya sama dia seharga Rp 90 juta, saya kaget," ceritanya.
ADVERTISEMENT
Menariknya Agi yang dulunya berprofesi sebagai jasa servis elektronik itu ternyata adalah seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi. Dia mengaku sebelum mendirikan tempat ini, dirinya pernah mendirikan berbagai macam 28 bidang usaha berbeda, mulai dari kuliner, bengkel motor, mobil, dan lain-lain.
Saat ditanya apa harapan dan keinginan dia terhadap mal ini, Agi menuturkan bahwa dirinya tidak mengharapkan apapun. "Saya tidak memiliki harapan apapun sama mal ini, saya buat tempat ini supaya saya bisa dikenal dan orang bisa tahu siapa saya," tutur Agi.
Namun, dia memiliki sebuah visi untuk menciptakan suatu tempat bagi semua orang yang serba gratis. "Saya ingin buat suatu tempat yang di mana seluruh penghuninya bisa makan gratis, minum, atau mau ngapain aja tidak usah bayar, syaratnya cuma satu, harus jadi orang beragama yang taat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Orang yang pandai berfilsafat dan berwawasan luas ini ternyata hanya mengenyam bangku SMA. Dia juga mengatakan, bahwa ini adalah program yang sudah ingin dicanangkannya. "Saya ini hidupnya sudah makmur, tapi saya juga ingin membuat orang lain hidupnya makmur seperti saya" ujarnya.
Selain di Beji, mal rongsok ini juga memiliki dua cabang yang berada di Cinere dan Ciluar, Bogor. Tertarik untuk mengunjungi pusat rongsikan terbesar di dunia ini?