Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Catatan Liputan: Hari yang Menakjubkan
3 Desember 2017 13:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Paulpolos tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sabtu (2/12) kemarin menjadi liputan terpagi buat aku yang baru dua minggu menjadi reporter. Hari itu aku ditugaskan meliput kegiatan Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta. Menariknya agenda dimulai dengan salat subuh. Ini artinya pergerakan massa dimulai pukul 4 pagi atau lebih pagi dari itu.
ADVERTISEMENT
Semula aku menyangsikan hal itu bakal terjadi, tapi sejak melihat kiriman gambar Fajri (salah satu reporter yang ditugaskan di kawasan Masjid Istiqlal) semua berubah. Ia mengirimkan gambar pergerakan massa sekira pukul 3. Sejak itu pagi gua berjalan cepat.
Aku bergegas untuk bangun dan mandi. Usai subuh aku langsung bergerak menuju patung kuda. Tempat dimana aku ditugaskan. Sekira pukul 5 aku sampai di lokasi, beruntung karena ternyata pergerakan massa di sana belum terlalu ramai. Perhatiaan aku pun bergeser ke para Brimob yang sedang istirahat tepat di bawah Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) dimana aku saat itu memotret suasana massa di sekitar Patung Kuda.
Menurut salah seorang anggota Brimob, mereka telah siaga disana sejak pukul 9 malam. Pastas saja waktu aku datang ada beberapa wajah yang mengantuk. Bahkan ada yang sedang terlelap. Hari yang melelahkan, Pak!
ADVERTISEMENT
Massa mulai berdatangan seiring dengan matahari yang berani menunjukan dirinya. Dari tempat aku, pergerakan massa datang dari arah Jalan Budi Kumulyaan. Mereka datang berkelompok. Ada yang tiba dan langsung menuju monas. Ada pula yang hanya duduk di sekitar air mancur. Kemudian aku pun menjalankan tugas aku: mencari yang menarik dari mereka yang fanatik atau hanya yang sekadar asik menikmati acara.
Perhatian aku tertuju ke pergerakan massa yang datang dan sebuah tenda logistik yang berisi banyak makanan. Tenda itu punya Mujahidin Pembela Islam. Mereka menyiapkan nasi untuk sarapan pagi, roti, dan air mineral. Menurut Umroh, Ketua di sana, mereka menyiapkan sekitar 4000 makanan. Dana untuk persiapannya datang dari berbagai kalangan masyarakat. Oh iya, seluruh makanan itu dibagikan gratis untuk para peserta reuni.
ADVERTISEMENT
“Ini kan kaya kita ngundang orang datang ke acara. Masa mereka yang datang gak dijamu. Kita sebagi tuan rumah kan wajar nyiapin makanan gitu. Coba mas datang ke acara di hotel gitu, masa iya gak ada makananya,’ ujar Umroh yang juga menawarkan aku sekotak nasi untuk sarapan karena aku belum makan. Ha-ha-ha.
Masih disekitaran tenda aku bertemu dengan “Si Buta dari Gua Hantu”. Ia datang ditemani oleh teman setianya “Kliwon”. Sambil dituntun ia menuju kearah Monas. Pria bernama asli Maaruf itu, sempat berujar ingin bertemu Wiro Sableng. Meski katanya tidak janjian, ternyata Wiro Sableng benar-benar datang ke acara Reuni.
Selesai dengan local hero itu, perhatian aku tertuju ke kelompok yang sejak pagi selalu membawa kantong plastik hitam. Mata mereka selalu mengarah ke bawah. Sesekali mereka menunduk, membungkukan badan untuk memungut sampah yang mereka temukan. Di lengan mereka terdapat kain hijau bertuliskan “Laskar Kebersihan”. Yah, mereka adalah relawan yang bertugas untuk memungut sampah sepanjang jalannya reuni.
ADVERTISEMENT
Jumlah mereka banyak dan berasal dari berbagai wilayah. Setidaknya itulah yang disampaikan dua narasumber gua saat wawancara.
Dalam penugasan, aku juga bertemu dengan pemilik merek Syar’i Roti. Ini adalah roti yang lahir karena kekecewaan terhadap Sari Roti yang sempat mengeluarkan pernyataan kurang menyenangkan terkait Aksi 212 tahun lalu.
Setelah itu aku kehilangan hal menarik untuk ditulis. Memang ada yang bawa spanduk bertuliskan “Khilafah” tapi tak ada yang mau buat ngasih pernyataan.
Terpaksalah aku melebar. Naik ke JPO di depan gedung Bank Indonesia. Di sana hanya ada barisan bus dan mobil pribadi yang digunakan peserta. Tapi ternyata hal itu menarik buat digarap kantor. Hahaha.
Tidak jauh dari JPO aku bertemu dengan bapak-bapak yang membagikan cendol gratis. Sebuah kebetulan yang luar biasa karena saat turun dari JPO aku kepikiran untuk minum es. Biar tenggorokan segar lagi.
ADVERTISEMENT
Hingga bubaran massa sekitar pukul 12 siang. Seorang peserta dikabarkan pingsan dan dibawa ke Rumah Sakit Budi Kumulyaan. Diduga wanita itu kelelahan dan kepanasan. Bicara soal panas, hari ini bisa dibilang ajaib.
Beberapa hari sebelumnya jagat berita diisi dengan kabar bencana alam yang disebabkan oleh Siklon Tropis yang terjadi di beberapa daerah. Jakarta pun terdampak hal itu. Hujan lebat dan angin kencang menyebabkan pohon tumbang dibeberapa wilayah.
Tapi hari itu, langit tak sedikit pun menunjukan gelagat hujan. Cerah sepanjang hari. Tidak terlalu panas, karena sesekali awan menyembunyikan matahari. Kalau kata Adim, salah satu reporter yang meliput di depan panggung utama, semua karena doa para habib. Hahaha.
Akhirnya Liputan Konpers
ADVERTISEMENT
Usai liputan reuni, aku digeser ke Kosgoro 1957. Di sana bakal ada konferensi pers dukungan Kosgoro 1957 ke salah satu Calon Ketua Umum Partai Golkar yang akan diajukan untuk Munaslub. Ini adalah pengelaman pertama aku liputan konferensi pers. Juga pengelaman liputan tendem bareng senior. Hahaha.
Ternyata tendem itu asik, jadi lebih ringan kerjaan. Itu juga kalo yang ditendemin asik si. Kalo yang ga asik, ya tetap ga asik.
Hasil konpers seperti yang sudah diduga, mereka memberikan dukungan ke Airlangga Hartarto untuk maju sebagai Caketum Golkar. Jika ia berhasil, maka akan menjadi satu-satunya menteri Jokowi-JK yang rangkap jabatan sebagai Ketua Umum Partai.