Konten dari Pengguna

Pulau Dewata Lekat dengan Keindahan

Fachrul Nopendra Issalas Dewa
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
10 Juli 2021 6:17 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fachrul Nopendra Issalas Dewa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana di Desa Penglipuran Bali, Sumber foto: dok pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Desa Penglipuran Bali, Sumber foto: dok pribadi
ADVERTISEMENT
Pulau Dewata surga kecil Indonesia sebagai destinasi wisata dan budaya, Bali salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai kultur budaya unik dan beragam, Bali sering disebut juga sebagai dengan julukan Pulau Dewata. Bali sangat banyak sekali mempunyai objek wisata, mulai dari Pantai, Desa, Pegunungan, maupun Pura. Aku bertujuan pergi ke Pulau Dewata melakukan kunjungan belajar.
ADVERTISEMENT
Dini hari awal mula perjalanan aku menuju tujuan Pulau Dewata, dikala duduk di bus wisata bersama teman dan didampingi guru. Selama perjalanan aku banyak melewati Kota-kota besar, bagiku perjalanan ini sangat mengasyikkan apalagi teman-temanku sangat menghibur ketika bosan melanda di dalam bus wisata.
Perjalananku memandang banyak keindahan di sepanjang jalan, ketika aku memandang air laut sangat dekat dengan jalan. Sebelum aku menyeberang ke Pulau Dewata, aku menikmati makanan dengan ditemani kencangnya angin laut di ujung timur Pulau Jawa.
Perjalananku hampir memakan waktu 19 jam, setiba aku sampai di Kota Denpasar, aku pun beristirahat di hotel. Matahari pagi telah menunjukkan cahayanya, kini aku siap ke tempat tujuan yaitu ke Desa Penglipuran bertempat di Kabupaten Bangli. Daya tarik dari desa ini menunjukkan bahwa setiap desain rumah yang ada di desa ini hampir sama menyeluruh. Desa ini sangat bersih dan asri, kultur budaya di sini masih sangat kental, suasana yang sejuk di pagi hari membuat aku semakin betah di desa ini.
ADVERTISEMENT
Turis dari mancanegara pun ramai dengan menikmati suasana desa asri ini. Tidak terasa hampir dua jam aku asik mengobrol dengan salah satu tokoh adat setempat, akhirnya aku segera lekas pergi dengan rombongan ke tujuan berikut.
Suasana Pura Tanah Lot Bali, Sumber Foto : dok pribadi
Setibanya aku berada di barat Bali, aku dimanjakan pemandangan batu karang besar di antara lepas pantai daerah Kabupaten Tabanan. Pura Tanah Lot merupakan tempat ibadah bagi agama Hindu, di dalam area batu karang terdapat goa kecil yang di dalamnya dihuni beberapa berwarna belang hitam putih. Bagi masyarakat setempat disebut sebagai ular suci Tanah Lot Bali. Aku melihat tidak hanya wisatawan lokal, cukup banyak wisatawan asing yang datang ke objek wisata ini.
Matahari kini tepat di atas kepala aku, memang panas pada saat itu, namun aku sangat antusias ingin masuk ke dalam batu karang tersebut, dan aku mengabadikan beberapa foto menggunakan ponsel pribadiku. Aku sangat menikmati derasnya suara ombak yang menabrak karang besar itu dengan ditemani minuman soda di genggaman tanganku. Setelah cukup diberi waktu, kini aku menyempatkan menyantap makan siang di sekitar area Pura Tanah Lot. Setelah usai makan siang, kini aku dengan rombongan berangkat kembali ke tujuan berikut.
ADVERTISEMENT
Kini aku dan rombongan mengarah ke selatan Pulau Dewata, aku tiba di Pantai Jimbaran, Kabupaten Badung, daerah ini terkenal dengan restoran atau rumah makan yang cukup banyak menyediakan makanan khas laut. Bukan hanya itu aku takjub dengan pemandangan Pantai Jimbaran, di sana aku melihat banyak sekali perahu-perahu nelayan setempat bertengger di pelabuhan sekitar pantai, pantai yang luas dan pasir berwarna putih membuat suasana sore hariku sangat tenang dan tentram.
Aku duduk di bibir pantai bersama teman, menceritakan banyak hal tentang hari ini, dengan derasnya suara ombak dan angin laut menyertai sore itu.
Setelah matahari telah terbenam, aku segera berkumpul dan melakukan makan malam bersama di pinggir Pantai Jimbaran, lampu restoran tersebut cukup indah dikala malam. Makan malam telah usai aku segera bergegas untuk kembali ke bus, untuk melakukan perjalanan pulang ke tempat hotel kami menginap dan aku pun segera beristirahat setelah seharian beraktivitas.
ADVERTISEMENT
Alarm ponselku berdering menunjukkan bahwa waktu subuh setempat, aku segera melaksanakan salat dan merapikan barang-barangku, karena hari ini aku dan teman-temanku akan segera pulang. Pukul 07.00 WITA kami bergegas naik bus, sebelum pulang, aku dan rombongan masih ada kunjungan ke tempat wisata, kini aku ke salah satu tempat kesenian Tari Barong dan Keris Batubulan yang berada di Kabupaten Gianyar. Di pintu masuk ada loket untuk pembayaran tiket seharga Rp. 100.000 ribu untuk wisatawan lokal dan Rp 200.000 untuk wisatawan asing.
Dalam tribun penonton sudah ramai di isi dengan wisatawan lokal maupun asing. Aku pun berada di tribun atas untuk menyaksikan. Pertunjukan dimulai dengan dua orang penari perempuan yang memakai baju adat tradisional. Aku sangat terpukau dengan dua penari tersebut, ia sangat pandai menggerakkan tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Tari Barong mengisahkan perseteruan abadi antara Barong dan Ragda, di pertunjukan tokoh Barong berwujud singa sebagai Raja Roh yang mewakili kebajikan sementara Rangda yang mewakili sebagai ratu iblis. Aku sangat serius menyaksikan pertunjukan ini, dengan lincahnya dua orang penari di dalam Barong tersebut, bahkan wisatawan asing sangat senang dengan apa yang telah ditunjukkan oleh masyarakat setempat. Tidak terasa pertunjukan itu memakan waktu dua jam.
Setelah usai pertunjukan, aku pun bergegas kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan pulang, sebelum meninggalkan Pulau Dewata, aku dan rombongan sempat mampir ke Toko Krisna oleh-oleh khas Bali. Toko ini merupakan yang terbesar yang ada di Bali, sesampainya di parkiran, aku pun berjalan masuk ke dalam toko, aku cukup kebingungan setelah masuk, karena cukup banyak cinderamata khas Bali yang ditawarkan di toko ini.
ADVERTISEMENT
Aku pun membeli baju, gelang, udeng kepala, dan makanan khas Bali. Sekiranya waktu sudah cukup untuk membeli oleh-oleh, aku pun dan teman kembali bergegas ke bus wisata, setelah semuanya kumpul di dalam bus, aku dan rombongan bergegas kembali untuk pulang, rasanya aku masih belum ingin pulang, karena aku masih belum puas berkeliling Pulau Dewata.
Namun hati aku pun senang dan bahagia karena pengalaman aku pergi ke Pulau Dewata akan aku selalu ingat, jika suatu hari nanti ada waktu luang dan berkesempatan, aku akan kembali dan menelusuri berbagai tempat wisata yang belum aku kunjungi di Pulau Dewata.
(Fachrul Nopendra Issalas Dewa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)