Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sosok Pemimpin Pertandingan dan Keluarga
15 Juli 2021 14:57 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fachrul Nopendra Issalas Dewa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Terlihat jauh dari pinggir lapangan, berdiri tegak dan gagah di antara para pemain, keringat yang mengucur deras di pipinya, dengan pluit di genggaman tangannya, sosok seorang laki-laki setengah paruh baya, yang sedang mengenakan seragam lengkap wasit, dengan sikap tegas dan penuh semangat memimpin berjalannya sebuah pertandingan sepak bola.
ADVERTISEMENT
Laki-laki setengah paruh baya yang penuh semangat dalam menjalani kehidupannya itu bernama Mat Yasin, seorang kepala keluarga yang menghidupi keluarga kecil nya yang tinggal di Jalan Serdang Raya I, Beji, Depok. Pria kelahiran tahun 1968 an ini, merupakan juga seorang kakek yang mempunyai dua orang cucu. Dia juga mempunyai dua orang anak laki-laki, anak pertamanya pun sudah mempunyai kesibukan dengan keluarganya, dan kini Ia hanya tinggal bertiga bersama istri tercinta dan anak keduanya.
Yasin merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil di Politeknik Negeri Jakarta, Ia pun juga mempunyai hobi sekaligus mata pencarian, Wasit merupakan hobi baginya, pada tahun 1998 Ia Sekolah Kursus Wasit C-III Sepak Bola Kota Depok. Saat muda Ia memang sangat banyak mencintai berbagai olahraga. “Olahraga memang selalu melekat dalam diri saya, hingga usia saat ini pun saya masih melakukannya, ada pun tawaran untuk memimpin sebuah pertandingan sepak bola saya masih sanggup untuk melakukannya,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Akhir pekan biasanya Ia tidak berdiam diri dirumah, berangkat dari pagi hari sampai larut malam, Ia masih sanggup melakukan memimpin berjalannya sebuah pertandingan, hingga saat usianya hampir menginjak 53 tahun ini. Baginya hobi yang terbayarkan merupakan hal yang sangat dinikmati, Ia pun tidak peduli panas terik matahari membakar kulitnya ketika sedang melakukan tugasnya sebagai wasit.
Siapa sangka Ia juga berbagi pengalamannya selama menjalani hobi sebagai wasit. “Saya banyak memimpin pertandingan selama saya resmi menjadi wasit, mulai dari pertandingan usia dini, hingga usia tua, banyak risiko menjadi sang pengadil lapangan, menjadi penengah di antara pemain yang berkelahi, kita juga manusia tidak luput dari kesalahan, biasanya penonton pun ricuh dengan pemimpinan saya yang salah,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Semasanya Ia menjadi wasit, keluarga kecilnya sangat memberikan support yang mendalam bagi dirinya, terlebih istri dan anaknya juga sangat menyukai berbagai macam olahraga, menjadikannya seorang kepala keluarga, Ia juga tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang suami dan sosok ayah bagi anaknya. Ia banyak memberikan pengetahuan pola hidup sehat kepada anak-anaknya.
Menjadikan profesi sebagai seorang wasit memang bayarannya tidak seberapa untuk level lisensi C-III. Namun, baginya rezeki yang datang dari hobi adalah nikmat yang tidak bisa dinominalkan. Terlebih ketika Ia pulang, Ia selalu membawa berbagai macam makanan yang Ia beli dari uang pendapatannya sebagai seorang wasit, Ini merupakan bentuk kasih sayangnya sebagai seorang kepala keluarga untuk istri, anak, maupun para cucu-cucunya. Yasin sangat senang, ketika keluarga nya menikmati makanan dari hasil yang Ia dapatkan dari hobi ini.
ADVERTISEMENT
Semenjak pandemi COVID-19 melanda dari tahun 2020 hingga saat ini, mata pencarian Yasin sebagai wasit menjadi surut tawaran. Karena beberapa arena lapangan ditutup demi mencegah penyebaran virus ini, Kini Ia hanya menjalani harinya sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil. Namun. Ia juga tidak melupakan kesehatannya, hampir setiap sore hari Yasin melakukan olahraga kecil bersama anak maupun cucunya di sekitar rumah, agar menjaga kebugaran badannya, dan Ia hanya menunggu agar pandemi ini cepat berlangsung membaik, untuk secepatnya Ia mendapatkan tawaran untuk memimpin sebuah pertandingan.
Semangat dan kasih sayang Yasin, membuat Ia dicintai bagi istri dan anak-anaknya, dengan usia yang tidak muda lagi, Ia selalu senang dengan hobi yang Ia jalani hingga saat ini, Baginya membuat rasa lelah Ia menjadi hilang ketika pulang, adalah sambutan keluarga kecilnya dengan berikan senyuman kepadanya.
ADVERTISEMENT
(Fachrul Nopendra Issalas Dewa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)