Bedah Kata-Kata Serapan dengan Kajian Semantik

Fachrur Rajabani Ridwan
Guru Bahasa Indonesia di SMPN 7 Depok.
Konten dari Pengguna
9 Desember 2020 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fachrur Rajabani Ridwan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bahasa Indonesia. Sumber: Google.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bahasa Indonesia. Sumber: Google.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kalian mendengar kata-kata yang terdapat dalam bahasa Indonesia, ternyata juga memiliki kemiripan dengan kata-kata dari bahasa lain?
ADVERTISEMENT
Sebagian besar kita pasti pernah mendengarnya baik secara sepintas tak sengaja, maupun kita sengaja mencarinya.
Adapun kata-kata yang memiliki kesamaan bentuk huruf dan bunyi tersebut, kita ketahui sebagai kata serapan.
Pengenalan Kata Serapan
Pada gambaran awal di atas, kita mungkin sudah mendapatkan bayangan tentang, "apa itu kata serapan?"
Kata serapan merupakan kata yang diserap dari bahasa lain (bahasa asing atau bahasa daerah) berdasarkan kaidah-kaidah bahasa penerimanya. Taraf penyerapan kata dalam kata serapan ini dibagi menjadi tiga, yaitu: 1). Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia; 2). Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya (penulisan dan pengucapannya) dengan mengikuti cara asing; 3. Kata asing yang berfungsi memperkaya peristilahan, serta ditulis sesuai kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
ADVERTISEMENT
Pengenalan Semantik
Selain kita akan membahas kata serapan secara lebih mendetil, kita juga perlu landasan teori untuk membedah kata-kata tersebut satu per satu, yaitu dengan kajian Semantik.
Semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari arti dan pemaknaan bahasa atau kata-kata yang digunakan sebagai alat komunikasi sesama manusia. Adapun menurut beberapa tokoh seperti Lehrer misalnya, mengatakan bahwa adalah studi tentang makna. Sedangkan menurut Verhaar, semantik berarti teori makna atau teori arti.
Lalu, bagaimana cara membedah kata serapan dengan kajian semantik?
Sebelum masuk pada pembahasan, kita ketahui dulu bahwa banyak bahasa dari negara-negara di dunia kerap diserap ke dalam bahasa Indonesia, tak terkecuali bahasa Arab dan bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Kedua bahasa tersebut banyak diserap ke dalam bahasa Indonesia, terkhusus untuk percakapan dan komunikasi sehari-hari yang bisa kita bedah kata-kata serapan dari kedua bahasa tersebut dalam kajian semantik dengan memfokuskan arti gramatikal dan perubahan maknanya.
Pertama, bahasa Arab. Bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih berjumlah 2000-3000. Selain itu, bahasa Arab juga merupakan salah satu bahasa yang banyak digunakan oleh masyarakat dunia, serta menjadi bahasa resmi yang digunakan PBB sejak tahun 1973. Kosakata bahasa Arab yang biasa ditemukan dalam keseharian bahasa Indonesia antara lain "Abadi", dan "Paham."
Pada kata “abadi” dalam bahasa Arab dituliskan (أبدي, abadī). Kata "abadi" jika kita lihat dari taraf penyerapannya merupakan kata serapan yang sudah mutlak atau sepenuhnya diserap menjadi bahasa Indonesia dengan memiliki arti kekal; tidak berkesudahan. Contoh kalimat yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Pada kalimat pertama kata "abadi" di dalamnya merupakan kata bermakna leksikal artinya kata tersebut memiliki makna kamus dalam tatanan bahasa Indonesia. Sedangkan pada kalimat kedua, kata "abadi" mengalami penambahan imbuhan "me-kan." Dari penambahan tersebut, imbuhan "me-kan" merupakan makna gramatikal dan membentuk kata "keabadian" yang memiliki arti membuat gambar kenang-kenangan.
Sedangkan kata “paham” dalam bahasa Arab dituliskan (فهم, fahum). Ada proses perubahan fonem/huruf konsonan /p/ dan /f/ serta huruf vokal /a/ dan /u/ antara keduanya, sehingga dalam bahasa Indonesia disebut "paham" dan dalam bahasa Arab "fahum." Kata "paham" ini diserap sesuai taraf penyerapannya, yaitu kata asing yang sudah sepenuhnya menjadi bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada kalimat, "Saya tidak paham materi Aljabar" terdapat di dalamnya ada kata "paham" yang memiliki makna leksikal atau makna kamus dalam tatanan bahasa Indonesia, yaitu mengerti; pengertian. Kemudian pada kalimat, "Pemahamanmu buruk sekali" terdapat penambahan imbuhan tengah atau konfiks "-em-" yang merupakan makna gramatikal dalam kalimat tersebut yang membentuk kata "pemahaman" yang bermakna proses memahami sesuatu, yang dibentuk dari kata dasarnya "paham."
Selanjutnya, bahasa yang juga banyak terdapat kata serapan pada bahasa Indonesia, adalah bahasa Inggris yang merupakan bahasa resmi utama dunia yang ditetapkan oleh PBB. Banyak sekali kata-kata dalam bahasa Inggris yang diserap dan digunakan ke dalam bahasa Indonesia. Sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, atau untuk menambah kosakata bahasa Indonesia itu sendiri. Dan kata-kata dalam bahasa Inggris yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia antara lain adalah bus, data, film, format, dan internet.
ADVERTISEMENT
Kata-kata tersebut sejatinya jika kita lihat dengan taraf penyerapan kata adalah kata-kata asing yang dipertahankan karena sifat penulisan dan pengucapannya, serta sudah diserap menjadi bahasa Indonesia.
Hanya saja pada kata "bus" baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia dituliskan dengan huruf vokal /u/, namun dibaca /a/ menjadi "bas" dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa Indonesia dibaca dengan vokal /i/ sehingga menjadi "bis."
Contoh kalimat pada kata "film" misalnya, "Dunia perfilman Indonesia semakin maju" dalam kalimat tersebut terdapat penambahan imbuhan "per-an" yang merupakan makna gramatikal sebagai pembentuk kata "perfilman" yang memiliki arti leksikal dari kata dasar "film", yaitu lakon atau cerita gambar hidup.
Serta kata-kata dalam bahasa Inggris yang biasanya banyak berakhiran (-ion), kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi berakhiran (-si). Hal tersebut menandakan adanya perubahan struktur huruf atau fonem, tanpa mengubah makna leksikalnya. Contohnya ada pada kata education (edukasi), conjuntion (konjungsi), conversion (konversi), imitation (imitasi), intimidation (intimidasi), dan centralisation (sentralisasi).
ADVERTISEMENT
Penyerapan kata-kata dalam bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia sering kita jumpai juga pada kata-kata yang terdapat huruf atau fonem /c/ yang kemudian diserap menjadi huruf /k/, tetapi juga tidak mengalami perubahan pada makna leksikal (kamus) bahasa Indonesianya. Hal tersebut di antaranya dapat kita temukan pada kata topic (topik), creative (kreatif), calm (kalem), paramedic (paramedik), republic (republik), dan active (aktif).
Selain dari kedua bahasa tersebut yang merupakan bahasa asal dari kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia, ada juga bahasa lokal atau bahasa daerah yang juga banyak diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan dominan menyerap dari kata-kata dalam bahasa Jawa. Antara lain adalah kata Gladi, Pakde, Bude, Alot, Bejat, dan Ambyar.
ADVERTISEMENT
Pada kata Gladi merupakan kata awal dalam bahasa Jawa yang kemudian diserap menjadi kata “Geladi” yang memiliki makna berlatih. Perubahan dari keduanya terdapat pada penambahan fonem atau huruf /e/.
Lalu ada kata Pakde dan Bude dalam bahasa Jawa yang merupakan bentuk akronim dari kata “bapak gede” dan “ibu gede” dalam bahasa Indonesia yang biasa digunakan untuk memanggil nama seorang pria dan wanita yang umurnya sudah cukup tua (senior) atau merupakan kakak dari orang tua kita, panggilan ini tak hanya dipergunakan oleh masyarakat Jawa saja melainkan sudah banyak orang luar Jawa menggunakannya, sebagai bentuk daripada peyerapan kata dalam bahasa Indonesia secara umum.
Kemudian ada kata Alot yang berarti tidak mudah putus; tidak lancar dalam bahasa Jawa, sedangkan kita ketahui dalam bahasa Indonesia kata “alot” memiliki arti keras. Hal ini menyebabkan penyerapan kata “alot” mengalami perubahan makna leksikal dalam kamus kata bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kata Bejat berasal dari bahasa Jawa dengan arti 1). Rusak (anyaman, sol sepatu, dan sebagainya), 2). Rusak (akhlak, budi pekerti). Dari bahasa Jawa ini kata "bejat” memiliki dua makna rusak yang mengacu pada benda dan manusia. Sedangkan makna “bejat” pada bahasa Indonesia yang umum digunakan adalah rusak akhlak dan budi pekerti yang artinya mengacu pada makna yang kedua dalam bahasa Jawa.
Terakhir ada kata Ambyar yang berasal dari bahasa Jawa ini menjadi fenomena bahasa akibat sering digaungkan oleh musisi campursari, Didi Kempot. “Ambyar” digaungkan sebagai perwakilan atas perasaan hancurnya hati yang berkeping-keping. Sedangkan makna dalam bahasa Indonesianya hanya bercera-cerai; berpisah-pisah, tidak terkonsentrasi lagi, tetapi tidak mengacu fokus pada perasaan batin. Kata “ambyar” dalam bahasa Jawa yang kerap disebutkan oleh Didi Kempot tersebut secara semantik mengalami perubahan makna.
ADVERTISEMENT
Pembahasan mengenai kata serapan pada bahasa Indonesia yang dikaji dalam Semantik selain dari penjabaran di atas, kita juga perlu mengetahui bahwa dalam penyerapan kata tidak semua maknanya (utuh) diambil oleh bahasa sasarannya. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian bunyi dan beberapa makna yang diambil kemudian disesuaikan dengan kebutuhan bahasa sasaran tersebut dalam kasus ini adalah bahasa Indonesia.