Konten dari Pengguna

Conservacation Yogyakarta, Terlalu Indah untuk Diakhiri

Fachrurroji Faizin
manusia tidak ambisius
26 September 2018 18:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fachrurroji Faizin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pagi itu, saya menatap informasi melalui grup whatsapp bahwa kami harus segera bersiap. Bukan bersiap untuk berkumpul dan memulai kegiatan seperti hari-hari sebelumnya. Melainkan bersiap mengemas barang untuk selanjutnya meninggalkan Desa Nglanggeran. Lebih tepatnya, sedih karena harus kembali bertemu dengan realita kehidupan dan rutinitas yang membosankan.
ADVERTISEMENT
Cukup berat buat saya meninggalkan homestay dan orang-orang yang menghuninya. Pak Suratijo, Ibu Suratijo, dan Mas Kobong sudah saya anggap keluarga sendiri. Merekalah yang senantiasa menyuguhkan teh melati panas dan berbagai cemilan dikala pagi, serta tak lupa berbincang-bincang dibawah matahari pagi.
Tak lupa saya bersama Sobat Air Ades lainnya berpamitan dengan para pemuda hebat seperti Mas Sugeng dan rekan-rekannya. Kami berjanji pertemuan ini bukan yang terakhir, sekaligus beliau tak sabar untuk berdiskusi di kemudian hari mengenai ide-ide gilanya.
Bus membawa kami menuju salah satu destinasi wisata popular yang ada di Yogyakarta, yaitu Goa Pindul. Beruntungnya kami, meskipun saat itu bertepatan Hari Sabtu dimana tempat ini biasanya sangat ramai bagaikan cendol, tapi hari itu kami hanya bertemu dengan beberapa rombongan besar saja. Dengan ini, kami lebih bisa leluasa untuk main air, yay!
ADVERTISEMENT
Panasnya cuaca khas Yogya kala itu buat saya tak sabar menyapa air. Dimulai dengan menenteng ban masing-masing, menyusuri jalan, hingga akhirnya tiba di titik start didepan goa. Mata kami dimanjakan dengan pemandangan stalaktit, stalagmite, dan pilar yang mengiasi goa sepanjang kurang lebih 300 meter ini. Setelah itu, kami memutuskan untuk lanjut ke spot berikutnya. Spot kali ini bukan lagi berada dalam goa, melainkan aliran sungai yang beratapkan langit. Sepanjang spot ini kami temui beberapa air terjun kecil yang indah. Sebagian dari kami menguji adrenaline juga di salah satu spot cliff jump setinggi sekitar 5-7 meter. Tak terasa setelah 1 jam mengarungi sungai, ternyata kami telah tiba di titik finish.
ADVERTISEMENT
Bertepatan dengan jam makan siang dan perut yang keroncongan, rasanya makan siang kala itu adalah makan yang ternikmat yang pernah saya alami. Ditambah lagi tempat kami makan berada di saung pinggiran sawah yang hijau. Moment yang teramat indah untuk sebuah perpisahan. Kemudian setelah itu kami berpisah ke tujuan pulang masing-masing. Dan tak sedikit yang masih ingin bermesraan dengan Yogyakarta.
Terimakasih Ades Indonesia, terimakasih Conservacation. Dan sampai bertemu kembali para Sobat Air Ades!