Konten dari Pengguna

Dasriah Penjual Jamu, 20 Tahun Berjualan Keliling Dengan Sepeda Tua

Fachry Muhammad Zulham
Freelance Writer S1-Ilmu Komunikasi
30 Oktober 2020 9:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fachry Muhammad Zulham tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dasriah (55) dengan sepeda dan gerobak jamunya, pada Rabu (28/10/2020)
zoom-in-whitePerbesar
Dasriah (55) dengan sepeda dan gerobak jamunya, pada Rabu (28/10/2020)
ADVERTISEMENT
Dengan semangat tak kenal lelah mengayuh pedal sepeda tuanya Wanita itu tersenyum semringah ketika pembeli memanggilnya.“ Jamunya Mas, ada temulawak, beras kencur, jahe, kunir asem, dan temu ireng silahkan mau yang mana,” katanya saat menawarkan dagangannya, Rabu (28/10/2020)
ADVERTISEMENT
Dia adalah Dasriah (55) warga Desa Dukuhtengah Kecamatan Ketanggungan. Wanita yang kerap disapa Siah ini sehari-harinya berjualan jamu keliling dengan sepeda ontel tuanya.
“Sudah lebih dari 20 tahun saya berjualan jamu keliling menggunakan sepeda. Soalnya kalau berjualan menetap kurang ada peminatnya,” ujarnya. Dasriah menambahkan bahwa awal mula ia berjualan jamu pada saat anak pertamanya memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Dulu saya belajar membuat jamu dari adik dan saudara saya,” ungkapnya. Dasriah mengatakan biasanya ia meracik dan membuat jamu dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai 12.00 WIB. Dan dirinya mulai berjualan pada pukul 13.00 WIB sampai 18.30 WIB. “Saya tidak berjualan dari pagi mas, karena alhamdulillah saya sudah mempunyai beberapa pelanggan tetap,” jelas Dasriah.
ADVERTISEMENT
Harga jual jamunya mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 7 ribu tergantung jenis jamunya. Dan untuk harga jamu anak-anak mulai dari Rp 2 ribu. “ Untuk pelanggan sendiri perharinya tidak menentu, kadang mendapat 40 pelanggan,” tegas Dasriah.
Ada banyak kendala saat berjualan dengan menggunakan sepeda yang sering dijumpainya. Seperti terjadi kecelakaan yang mengakibatkan sepeda dan gerobak jamunya rusak hingga masalah ban bocor. “Pernah saya ditabrak dari samping oleh sepeda motor,” ucapnya. Yang mengakibatkan dirinya tidak bisa berjualan selama sebulan lebih. Dasriah menambahkan kendala lainnya adalah jika turun hujan dirinya tidak bisa berjualan.
Di masa pandemi seperti sekarang ini menjadikan berkah tersendiri bagi Dasriah karena usaha jamunya mengalami kenaikan penjualan. “Alhamdulillah sejak pandemi virus corona ini banyak pelanggan yang bertambah,” ungkap Dasriah. Dasriah juga menuturkan para pelanggan nya saat ini banyak yang memesan jamu untuk menambahkan sistem kekebalan tubuh.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya suami saya juga berjualan jamu keliling,” ungkap Dasriah. Dirinya menuturkan kendala ekonomi yang mengakibatkan dirinya dan suami berjualan jamu. “Kalau cuma suami saya saja yang berjualan tidak bisa menutupi kebutuhan sehari-hari,” tegas Dasriah.
Dasriah menambahkan, selagi masih kuat dan mau berusaha untuk berjualan pasti rejeki akan mengalir dengan sendirinya. “Mungkin sebentar lagi saya akan menginjak usia lansia, tetapi itu bukan merupakan alasan saya untuk mengeluh dengan keadaan yang ada,” pungkasnya.