Konten dari Pengguna

Mengenal Senyawa Perovskite: Masa Depan Teknologi Energi dan Elektronik

Fadhil Ahmad Zaky
Mahasiswa Departemen Kimia Universitas Andalas
20 Juni 2024 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadhil Ahmad Zaky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sampel mineral alami Perovskite dari pengumpulan geologi (sumber: iStock)
zoom-in-whitePerbesar
Sampel mineral alami Perovskite dari pengumpulan geologi (sumber: iStock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Senyawa perovskite adalah kelompok material dengan struktur kristal khas yang pertama kali ditemukan pada abad ke-19. Mineral perovskite, yang terdiri dari kalsium titanium oksida (CaTiO3), ditemukan oleh Gustav Rose, seorang ahli mineralogi asal Jerman, pada tahun 1839. Ia menamai mineral ini untuk menghormati Lev Perovski, seorang ahli mineralogi Rusia yang terkenal pada masanya.
Struktur kristal perovskit ABX3 (Sumber:
Struktur perovskite dapat diwakili oleh rumus umum ABX3, di mana 'A' dan 'B' adalah kation dengan ukuran berbeda, dan 'X' adalah anion yang biasanya berupa oksigen atau halida. Struktur unik ini memberikan senyawa perovskite sejumlah sifat fisik dan kimia yang luar biasa, membuatnya sangat berguna dalam berbagai aplikasi teknologi. Ada juga jenis perovskite hibrida yang menggabungkan komponen organik dan anorganik untuk mencapai sifat yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan atom penyusunnya, senyawa perovskite dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis utama:
Contoh: Kalsium titanate (CaTiO3), Stronsium titanate (SrTiO3), Barium titanate (BaTiO3)
Aplikasi: Banyak digunakan dalam sensor gas, katalis, dan bahan penyimpanan energi. Stronsium titanate, misalnya, digunakan dalam katalis untuk reaksi kimia seperti oksidasi dan reformasi bahan bakar.
Contoh: Metilamonium timbal iodida (CH3NH3PbI3), Cesium timbal bromida (CsPbBr3)
Aplikasi: Digunakan dalam sel surya dan LED. Metilamonium timbal iodida adalah contoh terkenal yang digunakan dalam sel surya perovskite, sementara cesium timbal bromida digunakan dalam aplikasi LED karena kemampuannya untuk memancarkan cahaya dengan efisiensi tinggi dan spektrum warna yang dapat disesuaikan.
Contoh: Formamidinium timbal iodida (HC(NH2)2PbI3)
Aplikasi: Kombinasi antara komponen organik dan anorganik memberikan perovskite hibrida sifat yang diinginkan untuk aplikasi seperti sel surya dan perangkat optoelektronik. Perovskite hibrida ini sering digunakan dalam penelitian untuk meningkatkan stabilitas dan efisiensi sel surya perovskite.
ADVERTISEMENT
Contoh dan aplikasi senyawa perovskite dalam teknologi modern
Ilustrasi modul sel surya berkinerja tinggi Perovskite modern untuk daur ulang foton efisien tinggi (sumber: iStock)
Sel surya perovskite telah menarik perhatian besar dalam penelitian energi terbarukan karena efisiensinya yang tinggi dalam mengkonversi sinar matahari menjadi listrik. Dengan efisiensi yang terus meningkat dan biaya produksi yang relatif rendah, sel surya perovskite berpotensi menjadi solusi utama dalam menghasilkan energi bersih dan terbarukan.
Selain itu, perovskite juga digunakan dalam pembuatan LED karena kemampuannya untuk memancarkan cahaya dengan efisiensi tinggi dan spektrum warna yang dapat disesuaikan. LED perovskite berpotensi menggantikan teknologi LED konvensional dengan efisiensi energi yang lebih baik dan biaya produksi yang lebih rendah.
Sensor gas berbasis perovskite dapat mendeteksi gas-gas tertentu dengan sensitivitas dan selektivitas tinggi, berguna dalam berbagai aplikasi termasuk pemantauan lingkungan, industri, dan keamanan. Perovskite juga dapat digunakan sebagai katalis dalam reaksi kimia karena sifat elektronik dan stabilitas termal yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Dalam teknologi penyimpanan energi, perovskite digunakan dalam superkapasitor dan baterai. Mereka dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan dan masa pakai perangkat penyimpanan energi ini.
Salah satu keunggulan utama perovskite adalah efisiensi tinggi dalam konversi energi dan emisi cahaya, menjadikannya pilihan menarik untuk aplikasi energi terbarukan dan elektronik. Proses pembuatan perovskite relatif murah dibandingkan dengan material lain, memungkinkan produksi massal yang ekonomis. Struktur perovskite yang dapat disesuaikan membuatnya cocok untuk berbagai aplikasi, dari energi terbarukan hingga sensor dan elektronik.
Senyawa perovskite menawarkan potensi besar untuk berbagai aplikasi teknologi. Dengan kemampuannya untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya, perovskite dapat menjadi pilar penting dalam inovasi teknologi di masa depan. Penelitian dan pengembangan lebih lanjut di bidang ini diharapkan dapat membuka lebih banyak lagi aplikasi dan manfaat dari senyawa yang luar biasa ini.
ADVERTISEMENT