Konten dari Pengguna

Gaya Bahasa Sastra Terjemahan The Old Man and The Sea Karya Ernest Hemingway

Fadhilah Ahlan Efendi
Mahasiswa Sastra Indonesia 2021, Universitas Padjadjaran. Gemar menulis, membaca dan berdiskusi. Memiliki kecenderungan dalam bidang sastra, budaya dan sejarah.
3 Juni 2024 17:05 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadhilah Ahlan Efendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lelaki Tua dan Laut Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Fadhilah Ahlan Efendi
zoom-in-whitePerbesar
Lelaki Tua dan Laut Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Fadhilah Ahlan Efendi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
The Old Man and the Sea merupakan salah satu karya terbaik dari sastrawan Amerika, Ernest Hemingway. Memiliki nama lengkap Ernest Miller Hemingway, lahir pada 21 Juli 1899 di Oak Park, Illionis, Amerika serikat. Salah satunya karyanya yang fenomenal adalah novel The Old Man and the Sea yang pertama kali terbit pada tahun 1952.
ADVERTISEMENT
The Old Man and the Sea (Lelaki Tua dan Laut) berkisah tentang perjuangan nelayan tua dari Kuba bernama Santiago untuk menangkap seekor ikan marlin raksasa. Santiaogo memiliki seorang sahabat bernama Manolin yang sejak kecil ikut berlayar, namun setelah dewasa anak laki-laki bernama Manolin itu bekerja untuk kapal lain. Petualangan Santiago sebagai sorang lelaki tua dalam menaklukan laut amatlah penuh bahaya dan menegangkan. Petualangan yang epik dalam Lelaki Tua dan Laut di tulisan ini diterjemahkan oleh dua penerjmah berbeda yaitu Yuni Kristianingsih Pramudhaningrat (YKP) dan Sapardi Djoko Damono (SDD).
Perbedaan pengambilan gaya bahasa dan pilihan kata menjadi sesuatu yang lumlah terjadi dalam kegiatan penerjemhan sebuah karya sastra. Berikut adalah beberapa perbedaan hasil penerjemahan dari YKP dan SDD.
ADVERTISEMENT
Data 1
Terjemahan YKP
Dialah lelaki tua yang memencing ikan sendirian di sebuah perahu di perairan Arus Teluk, dan kini telah genap delapan puluh empat hari dia gagal menangkap seekor ikan pun (YKP, hlm 5).
Terjemahan SDD
Ia seorang lelaki tua yang sendiri saja dalam sebuah perahu, penangkap ikan di arus Teluk Meksiko dan kini sudah genap delapan puluh empat hari lamanya tidak mendapatkan seekor ikan pun (SDD, hlm 1).
Dalam penggalan awal kalimat cerita Lelaki Tua dan Laut dari kedua penerjemah berbeda diperoleh perbedaan diksi. YKP menyebut tempat lelaki tua itu melaut sebagai “perairan Arus Teluk”, sementara SDD menyebut tempat lelaki tua itu melaut sebagai “arus Teluk Meksiko” Perbedaan selanjutnya dapat ditemukan ketika lelaki tua melaut.
ADVERTISEMENT
Data 2
Terjemahan YKP
Dia selalu berpikir laut sebagai la mar, sebutan dalam bahasa Spanyol saat mereka mencintainya. Kadang-kadang mereka mencintainya mengatakan hal-hal buruk tentangnya, tapi mereka membicarakannya seolah dia seorang wanita. Beberapa di antara nelayan muda ̶ merka yang memakai pelampung untuk membuat tali-tali umpan mereka terapung dan punya perahu motor yang dibeli ketika hati ikan hiu berharga mahal ̶ menyebut lautan dengan el mar, sebuah awalan kata untuk menunjukan sifat maskulin suatu benda. Mereka membicarakan laut seperti orang yang ikut pertandingan atau sebuah tempat yatau bahkan seorang musuh. Namun, lelaki tua itu selalu berpikir bahwa laut bersifat feminin dan sebagai sesuatu yang menyimpan kesenagan-kesenangan besar. (YKP, hlm 30)
ADVERTISEMENT
Terjemahan SDD
Ia selalu menganggap laut sebagai la mar yakni nama yang diberikan orang-orang dalam bahasa Spanyol kalau mereka mencintainya. Kadang-kadang mereka mencintainya suka memaki-maki teteapi sebua itu diucapkan seperti kepada sorang perempuan. Beberapa nelayan lebih muda, yang menggunakan pelampunh pada tali pancingnya dan yang memiliki perahu motor yang dibeli dengan uang hasil penjualan hati ikan hiu, menyebutnya sebagai el mar yakni berjenis laki-laki. Mereka menganggap laut sebagai saingan atau medan atau bahkan sebagai musuh. Tetapi lelaki tua itu selalu menganggapnya sebagai perempuan atau sesuatu yang memberi atau menyimpan anugerah besar, dan kalaupun laut menjadi buas atau jahat, itu karena terpaksa saja. Bulan berpengaruh atas perangainya seperti halnya atas perempuan, pikir lelaki tua itu. (SDD, hlm 18)
ADVERTISEMENT
Data 3 menunjukan pemilihan diksi yang berbeda dalam menjelaskan konsep lali-laki dan perempuan dalam konteks bahasa Spanyol. YKP menerjmahkan konsep itu dengan kata maskulin dan feminis, namun SDD menerjemahkan konsep itu dengan kata laki-laki dan perempuan, kata yang lebih mudah dikenal dan dipahami oleh pembaca umum.
Data selanjutnya ditemukan dalam umpatan lelaki tua ketika dikejutkan oleh sekumpulan ubur-ubur yang ada di dekat kapalnya.
Data 3
Terjemahan YKP
“Agua Mala,” kata lelaki tua itu. “Dasar pelacur!” (YKP, hlm 37)
Terjemahan SDD
“Agua mala,” kata lelaki tua itu. “Lonte kau.” (SDD, hlm 23)
YKP menggunakan umpatan “Dasar pelacur!” untuk menggambarkan reaksi terkejut dari lelaki tua. Sedangkan SDD menggunakan umpatan “Lonte Kau.” Guna menggambarkan situasi terkejut dari si lelaki tua. YKP menggunakan istilah sangat umum yakni, pelacur sementara itu SDD menggunakan istilah yang lebih akrab di kalangan masyakarat Indonesia, khusunya masyarakat jawa dengan menggunakan istilah lonte.
ADVERTISEMENT
Perbedaan selanjutnya ditemukan dari pola penceritaan YKP dan SDD yang cukup berbeda. YKP menggunakan monolog guna menggambarkan situasi si lelaki tua yang berbincang-bincang dengan dirinya sendiri di tengah laut. (YKP, 113)
Data 4
Terjemahan YKP
“Aku membunuhnya untuk membela diri,” lelaki tua itu berbicara dengan keras. “Dan aku membunuhnya dengan baik.”
Lagipula, batinnya, semua makhluk hidup membunuh makhluk lain dengan banyak cara. Menjadi nelayan membunuhku persis seperti hal itu menjagaku tetap hidup. Anak lelaki itu menjagaku tetap hidup, pikirnya. Seharusnya aku tidak menipu diri secara berlebihan.
Terjemahan SDD
“Aku membunuhnya untuk membela diri,” kata lelaki tua itu keras-keras. “Dan telah kubunuh dia dengan sempurna.”
Lagipula boleh dikatakan semua yang ada di dunia ini bunuh-bunuhan. Menjadi nelayan ini membunuhku dan sekaligus menghidupiku. Anak laki-laki itu menghidupiku. Aku tak boleh menipu diri sendiri dengan berlebih-lebihan. (SDD, hlm 83-84)
ADVERTISEMENT
Suara batin atau monolog dalam terjemahan YKP ditulis dengan cetak miring, menandakan bahwa dialog itu terjadi antara si lelaki tua dengan dirinya sendiri dan bukan dengan tokoh lain. Sementara dalam terjemahan SDD monolog antara si lelaki tua dengan dirinya sendiri tergabung ke dalam deskripsi cerita dan tidak dikhususkan seperti terjemahan YKP. Dalam hal ini terjemahan YKP lebih memudahkan pembaca memahami situasi yang dialami oleh si lelaki tua.
Kelima data itu sedikit dari sekian banyak perbedaan yang sebenarnya ditemukan dalam Lelaki Tua dan Laut. Meskipun keduanya berangkat dari novel yang sama. Namun, penerjemahan membuat keduanya menjadi hal yang memiliki perbedaan dibeberapa tempat. YKP mempertahankan teks asli dengan membuat terjemahan yang formal sehingga terkesan kaku namun mudah dalaam memahami situasi yang terjadi dalam jelannya cerita. Sedangkan SDD menyederhanakan teks asli menjadi lebih nyaman dan ringan untuk dibaca oleh semua kalangan. Baik YKP, maupun SDD keduanya memiliki gaya penerjemahan yang berbeda. Namun, keaslian jalan cerita milik Ernest Hemingway tetap ada di kedua hasil terjemahan tersebut.
ADVERTISEMENT