Menilik Bumi Langit dan Satria Dewa Universe

Fadhilah Ahlan Efendi
Mahasiswa Sastra Indonesia 2021, Universitas Padjadjaran. Gemar menulis, membaca dan berdiskusi. Memiliki kecenderungan dalam bidang sastra, budaya dan sejarah.
Konten dari Pengguna
11 Juni 2022 11:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadhilah Ahlan Efendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Satria Dewa dan Bumi Langit merupakan waralaba pahlawan super asli Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Satria Dewa dan Bumi Langit merupakan waralaba pahlawan super asli Indonesia.

Super Hero Lokal yang layak bersaing dengan Marvel dan DC

ADVERTISEMENT
Siapa tak kenal Marvel dan DC? Dua buah raksasa dalam industri kreatif yang mengusung tema Super Hero. Tokoh-tokoh seperti Iron Man, Captain America, Hulk, Thor, Batman, Superman, Aqua Man, Wonder Women dan lain sebagainya terkenal sudah malang melintang di dunia komik maupun film. Akan tetapi pernahkah diantara kita mendengar nama Gundala, Sri Asih, Godam, Tira, Gatotkaca, Arjuna, Srikandi dan lain sebagainya? Deretan nama tersebut adalah nama-nama super hero asli Indonesia.
ADVERTISEMENT
Percaya atau tidak, pada kenyataanya Indonesia memiliki super hero sendiri. Seperti Marvel dan DC, Super Hero Indonesia juga memiliki univers-nya (dunia) masing-masing. Untuk tokoh-tokoh seperti Gundala, Sri Asih, Godam dan Tira masuk ke dalam Jagat Bumi Langit (Bumi Langit Universe). Dikutip dari www.bumilangit.com sampai saat ini mengembangkan lebih dari 1200+ karakter dalam Jagat Bumi Langit untuk memperkaya kepustakaan dalam Jagat Bumi Langit. Karakter-karakter yang ada dalam Jagat Bumi Langit merupakan karakter jawara dan pendekar.
Berdiri pada tahun 2003, Bumi Langit membangkitkan semangat dunia komik Indonesia yang mengambil tema pahlawan super. Indonesia sebenarnya sudah memiliki komik pahlawan super sendiri sejak tahun 1954 namun popularitas dan eksistensinya cukup lemah. Masyarakat Indonesia cenderung menyukai segala sesuatu yang berasal dari luar negeri karena dianggap lebih modern dan lebih gaul. Akan tetapi stigma tersebut berubah ketika kemunculan Gundala (2019). Gundala merupakan debut pertama dalam Bumi Langit yang mucul dalam Jagat Sinema Bumi Langit (Bumi Langit Cinematic Univers).
ADVERTISEMENT
Animo masyarakat Indonesia cukup tinggi ketika Gundala muncul di layar lebar. Banyak yang baru tahu bahwa Indonesia juga memiliki super hero. Gundala diceritakan sebagai seorang pemuda yang mewarisi kekuatan petir. Sekilas Gundala memiliki kemampuan yang sama dengan The Flash (DC Comics). Akan tetapi Gundala lebih memiliki alur cerita yang masuk akal dan relevan dengan situasi politik yang ada di Indonesia pada masa orde baru. Dari hal ini dapat dilihat bahwa Bumi Langit dapat bersaing dengan Marvel maupun DC.
Kedepannya Jagat Sinema Bumi Langit akan mengeluarkan 6 film baru setelah Gundala. Judul-judul seperti Sri Asih, Godam dan Tira, Mandala Golok Setan, Si Buta dari Gua Hantu, Virgo and The Sparklings, Patriot Taruna dan Patriot kedepannya akan meramaikan Jagat Sinema Bumi Langit. Kabarnya Sri Asih sedang dalam proses penggarapan dan menggaet Pevita Pearce sebagai Sri Asih dn Upi Avianto sebagai sutradara.
ADVERTISEMENT
Selain Bumi Langit yang sudah cukup lama berproses, Indonesia juga memiliki pendatang baru dalam dunia komik dan film super hero. Mengadaptasi dari kisah pewayangan, menjadikan Jagad Satria Dewa (Satria Dewa Universe) benar-benar menjunjung tinggi kearifan lokal. Meski belum lama berdiri, Jagad Satria Dewa telah merilis sebuah film Satria Dewa: Gatotkaca (2022) belum lama ini.
Berbeda dengan Bumi Langit yang sudah terlebih dahulu malang melintang, Jagad Satria Dewa masih dalam tahap pembangunan dan belum memiliki kepustakaan sekompleks Bumi Langit. Akan tetapi Jagad Satria Dewa sudah dengan matang merencanakan film apa saja yang akan ditayangkan setelah Satria Dewa: Gatotkaca (2022). Dilansir dari www.satriadewa.com di bagaian character terdapat ilustrasi dari Gatotkaca (2020), Arjuna (2021), Yudhistira (2022), Bharatayudha (2023), Bima (2024), Nakula Sadewa (2025), Srikandi (2026) dan Kurusetra (2027).
ADVERTISEMENT
Satria Dewa: Gatotkaca (2022) bercerita tentang pertempuran klasik antara pandawa dan kurawa. Aswatama yang berdiri di pihak kurawa semakin menaruh dendam pada pandawa setelah kematian ayahnya, Resi Drona. Aswatama pun menyelinap ke tenda-tenda pandawa dan membunuh anak dari Yudishtira, Pancawala. Pertempuran antara pandawa dan kurawa rupanya tidak sampai disitu saja. Aswatama yang berada di alam Angkara Murka mengendalikan kejahatan yang ada di muka bumi melalui keturunan kurawa.
Aswatama berusaha menghabisi keturunan pandawa yang masih tersisa. Dalam film Satria Dewa: Gatotkaca (2022) kita dapat menyaksikan bagaimana budaya dan kearifan lokal bersinergi dengan kemajuan teknologi dan zaman. Dari trailer-nya saja kita dapat menyaksikan bagaimana penggunaan CGI (Computer-generated imaginary) yang apik membuat siapa saja kagum dan penasaran terhadap sosok Gatotkaca. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa Satria Dewa: Gatotkaca (2022) mampu bersaing dengan Marvel ataupun DC.
ADVERTISEMENT