Karen’s Diner: Sesuaikah dengan Budaya Ramah di Indonesia?

Siti Fadhillah Nurazizah
Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
22 Desember 2022 21:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Fadhillah Nurazizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Lorenzo Nafissi
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Lorenzo Nafissi
ADVERTISEMENT
Restoran cepat saji asal Australia, Karen’s Diner baru saja membuka gerai pertamanya di Indonesia tepatnya di Jakarta. Terkenal akan konsepnya yang unik dimana pelayannya memperlakukan pelanggan dengan jutek dan kasar. Nama restoran ini diambil dari kata ‘karen’ yang artinya seorang pengeluh. Slogan "Tamu adalah raja" tentunya tidak berlaku pada restoran ini. Pelayanan seperti ini tentunya akan menjadi pengalaman yang unik untuk dicoba. Dan belakangan ini, Karen’s Diner berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia untuk membicarakannya.
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara yang melekat dengan budaya ramah tamahnya. Bahkan di tahun 2022, Indonesia masuk daftar teratas tepatnya posisi kedua sebagai negara paling ramah sedunia berdasarkan survei Expat Insider 2022 versi Internations. Hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah menanamkan sikap ramah tamah sejak kecilnya. Setiap orang diajarkan untuk berperilaku baik dan bertutur kata yang sopan. Sehingga hal ini harus menjadi budaya yang patut dibanggakan dan dilestarikan adanya. Berkebalikan dengan konsep restoran yang viral belakangan ini tentunya menjadi kontroversi pada masyarakat Indonesia.
Pelayanan yang buruk terkesan kurang cocok bila dikaitkan dengan budaya yang masih dipegang teguh oleh orang Indonesia. Sopan santun serta keramahan tentunya tidak akan didapatkan pada restoran Karen’s Diner. Berdasarkan apa yang bertebaran di media sosial, Karen’s Diner Jakarta mendapat banyak kritikan. Bukan perihal makanannya , melainkan sikap dari pelayannya. Sejak awal konsep pelayanan Karen’s Diner memang kurang ramah, namun mereka harus tetap punya batasan dan aturan. Kata-kata kasar yang dilontarkan oleh pelayannya dianggap cringe serta berlebihan karena mengarah pada body shaming.
ADVERTISEMENT
Pada salah satu unggahan yang beredar di media sosial, salah seorang pelayannya mengatakan “Muka lu tuh kayak pantat panci!” pada pengunjungnya. Terkesan kasar bukan? Walaupun jutek dan kasar seharusnya perkataan yang diucapkan tidak perlu mengarah pada body shaming. Menurut beberapa warganet, pelayanan yang ada lebih mirip ospek ketimbang pelayanan restoran pada umumnya.
Selain perkataan, perilaku yang menjadi perbincangan diantaranya aksi dari pelayan Karen’s yang mengambil langsung es batu dengan tangannya dari gelas pelanggan serta mencolek makanan pelanggannya. Tidak hanya tak higenis, namun membuat heran pelanggan. Sikap ini tentunya terbilang kelewat batas.
Jika dilihat dari sisi bisnis, Karen’s berpeluang karena diferensiasi konsep yang mereka miliki. Berbeda dengan restoran cepat saji lainnya yang berlomba-lomba memberikan pelayanan yang seramah mungkin untuk customernya, Karen's Diner justru melakukan sebaliknya. Strategi pemasarannya juga terbilang oke karena mampu menjadi pusat perhatian dari netizen, bahkan banyak dari selebriti papan atas yang tertarik untuk mencobanya. Dan makanan yang mereka sajikan pun diakui enak oleh pelanggannya.
ADVERTISEMENT
Inilah Karen’s dengan konsep out of the boxnya. Kemungkinan memang konsepnya akan sulit diterima masyarakat karena sangat bertentangan dengan kebiasaan orang Indonesia. Namun, tentu restoran ini memiliki sisi positifnya. Karen’s dapat menghibur orang-orang yang perlu melampiaskan kekesalannya, karena konsep ini terbilang lucu dan cocok untuk yang tidak mudah terbawa perasaan. Jika kita ingin merasakan makanannya tanpa pelayanannya, mungkin lebih baik untuk melakukan pemesanan take away.
Maka dari itu, semua ini kembali pada persepsi masing-masing, sesuai atau tidaknya tentunya keberadaan restoran ini sudah dipertimbangkan. Semoga kedepannya Karen’s Diner dapat menyesuaikan pelayanannya dengan memperjelas beberapa batasan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak. Dan teruntuk pengunjung tentu harus sudah siap dan mengetahui perlakuan apa yang akan diterima nantinya ketika ingin mengunjungi restoran ini.
ADVERTISEMENT