Tantangan Implementasi Tapera di Tengah Maraknya Judi Online

Fadhlan Hammam Arum Giar
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Manajemen
Konten dari Pengguna
20 Juni 2024 17:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadhlan Hammam Arum Giar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: Fadhlan Hammam Arum Giar
zoom-in-whitePerbesar
sumber: Fadhlan Hammam Arum Giar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia, negara dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia, telah menghadapi krisis perumahan yang berkepanjangan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah meluncurkan program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), sebuah skema tabungan wajib bagi pekerja yang bertujuan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah dalam memiliki rumah. Namun, implementasi program ini menghadapi tantangan yang signifikan di tengah maraknya praktik judi online di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tapera, yang mulai berlaku pada Januari 202, merupakan program ambisius yang dirancang untuk menjamin akses perumahan bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui skema ini, setiap pekerja dengan penghasilan di bawah Rp8,5 juta per bulan diwajibkan untuk menyisihkan sebagian gaji mereka ke dalam tabungan perumahan. Pemerintah juga akan memberikan subsidi dan insentif fiskal untuk mendukung program ini.
Salah satu tujuan utama Tapera adalah untuk mengatasi kesenjangan yang semakin melebar antara permintaan dan pasokan perumahan terjangkau di Indonesia. Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, defisit perumahan di Indonesia saat ini mencapai sekitar 13,5 juta unit. Angka ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang pesat.
Namun, implementasi Tapera menghadapi tantangan besar dari industri judi online yang berkembang pesat di Indonesia. Meskipun perjudian secara resmi dilarang di negara ini, praktik judi online telah menjadi masalah serius yang melibatkan banyak orang dari berbagai kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengeluaran konsumsi untuk perjudian di Indonesia mencapai Rp167 triliun pada tahun 2022, meningkat 12% dari tahun sebelumnya. Angka ini mengkhawatirkan, terutama karena sebagian besar pengeluaran tersebut berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah yang seharusnya menjadi sasaran utama program Tapera.
Salah satu tantangan utama dalam implementasi Tapera adalah potensi terjadinya pengalihan dana yang seharusnya ditabung untuk perumahan ke dalam praktik judi online. Banyak pekerja berpenghasilan rendah yang rentan terhadap kebiasaan judi online dapat mengalihkan sebagian atau seluruh dana Tapera mereka untuk aktivitas ini, sehingga menghambat tujuan utama program tersebut.
Selain itu, maraknya judi online juga dapat mempersulit upaya pemerintah dalam mengawasi dan mengendalikan aliran dana Tapera. Industri judi online yang ilegal dan tidak teratur membuka peluang untuk praktik pencucian uang dan penyelewengan dana, yang dapat merusak integritas dan efektivitas program Tapera.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah tegas dalam memerangi praktik judi online di Indonesia. Hal ini meliputi penguatan regulasi, penegakan hukum yang lebih ketat, serta kampanye edukasi dan pencegahan yang lebih luas kepada masyarakat.
Pemerintah juga perlu bekerja sama dengan lembaga keuangan dan institusi terkait untuk memastikan bahwa dana Tapera dikelola dengan baik dan tidak bocor ke dalam praktik judi online. Ini dapat dilakukan dengan memperketat sistem pengawasan, meningkatkan transparansi, dan menerapkan mekanisme pencegahan yang efektif.
Di samping itu, upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tabungan perumahan dan dampak negatif dari judi online juga sangat penting. Kampanye edukasi yang melibatkan tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, dan media massa dapat membantu menumbuhkan kesadaran dan mengubah perilaku masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tantangan lain yang dihadapi dalam implementasi Tapera adalah masalah infrastruktur dan tata kelola perumahan yang masih belum memadai di banyak wilayah di Indonesia. Ketersediaan lahan yang terbatas, kurangnya akses ke fasilitas dasar, dan kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah merupakan beberapa kendala yang harus diatasi.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur perumahan, terutama di wilayah-wilayah yang kekurangan pasokan rumah terjangkau. Selain itu, perbaikan tata kelola dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah juga sangat penting untuk memastikan implementasi Tapera yang efektif dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Secara keseluruhan, implementasi Tapera merupakan langkah positif dalam upaya menjamin akses perumahan yang terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, tantangan yang dihadapi, seperti maraknya praktik judi online, infrastruktur yang kurang memadai, dan tata kelola yang belum optimal, harus diatasi dengan strategi yang komprehensif dan kolaborasi yang erat antara pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dengan upaya yang konsisten dan berkelanjutan, Indonesia dapat mengatasi krisis perumahan dan memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang adil terhadap hunian yang layak dan terjangkau. Keberhasilan implementasi Tapera tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga akan berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.