Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Catatan Kritis Usai Laga Kontroversial Indonesia vs Bahrain
12 Oktober 2024 17:57 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fadil Ainur Rif'an tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Saya akan memulai opini ini dengan sebuah reminder yang ditujukan untuk seluruh masyarakat Indonesia yakni "Segala bentuk tindakan di lapangan sepakbola yang menimpa tim nasional ketika bertanding, tidak ada kaitannya dengan perilaku dzolim dari pemimpin negara. Apalagi sampai menyindir, menghina, hingga melakukan cocoklogi atas adanya karma buruk yang menimpa tim nasional".
ADVERTISEMENT
Reminder tersebut saya ungkapkan dengan tujuan agar masyarakat Indonesia berhenti mempercayai takhayul di dalam setiap kejadian yang menimpa tim nasional. Sebab, usai laga timnas Indonesia vs Bahrain dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada tanggal 11 Oktober 2024, dini hari. Saya melihat banyaknya opini liar yang bergulir di sosial media akibat ungkapan rasa kekecewaan hingga kemarahan dari pendukung timnas, usai hasil imbang di laga kontroversi Indonesia vs Bahrain.
Benar saja, laga yang harusnya menjadi kemenangan milik timnas Indonesia harus tercoreng karena gol menit akhir oleh pemain Bahrain. Terjadinya gol dari pemain Bahrain karena aksi kontroversi wasit asal Oman, Ahmad Alkaf tidak mengakhiri laga Indonesia vs Bahrain berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Wasit memberikan tambahan waktu 6 menit di babak kedua dan seharusnya laga tersebut berakhir dalam durasi 96 menit. Namun, sang wasit mengakhiri pertandingan di menit ke 100+.
ADVERTISEMENT
Maka melalui opini ini, saya mencoba untuk memberikan catatan kritis atas laga kontroversi Indonesia vs Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Catatan kritis ini berkaitan dengan situasi yang terjadi di luar lapangan seusai laga kontroversial tersebut.
Catatan kritis pertama yakni jangan menghardik, melemparkan kesalahan, bahkan melakukan dikotomi berlebihan terhadap pemain tim nasional Indonesia. Catatan ini berkaitan dengan banyaknya opini kontroversial dari beberapa pihak terkait masuknya pemain diaspora yang memperkuat timnas.
Beberapa pihak yang sebelumnya tidak pernah membahas tentang sepakbola Indonesia di media sosial, secara tiba-tiba memberikan tanggapan terhadap keberadaan pemain diaspora timnas. Berbagai respon yang disampaikan tersebut bahkan merendahkan para pemain diaspora diantaranya, dengan sebutan "garuda bule" hingga "langkah naturalisasi timnas Indonesia sebagai penipuan terhadap sensasi".
ADVERTISEMENT
Dalam laga Indonesia vs Bahrain, terdapat 10 pemain diaspora sebagai starter timnas. Hasil imbang yang diraih ini jangan digunakan kembali sebagai kesempatan untuk merendahkan para pemain. Seharusnya kejadian ini menjadi momentum untuk seluruh masyarakat Indonesia bersatu memberikan dukungan terhadap perjalanan timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Catatan kritis kedua yakni masyarakat dihimbau untuk tidak dengan sengaja memberikan opini melawan arus di sosial media dalam menanggapi kekecewaan para penggemar timnas. Opini melawan arus ini semakin banyak diungkapkan netizen di sosial media demi mendapatkan engagement dan exposure pribadi.
Berdasarkan pengamatan penulis di sosial media terutama di X (dahulu twitter), masih banyak yang memberikan opini melawan arus dalam menyikapi hasil imbang timnas. Terdapat opini dari netizen dalam melihat kejadian yang menimpa timnas Indonesia kontra Bahrain sebagai "karma" atas perilaku dzalim dan tidak fair dari pemimpin negara.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, kejadian yang terjadi di laga Indonesia vs Bahrain adalah mutlak faktor non teknis di luar prediksi tim kepelatihan. Masyarakat harusnya belajar dan sadar bahwa tidak semua hal dapat dihubungkan dengan tindakan politik, khususnya di sepakbola.
Sebab, para pemain timnas Indonesia tengah mewakili "kita" sebagai satu negara dan satu bangsa di kancah internasional. Bukan sebagai representasi atas satu pemerintahan atau satu golongan tertentu saja. Tidak etis rasanya apabila memandang kejadian yang menimpa timnas Indonesia sebagai harga yang harus dibayar atas perbuatan suatu golongan tertentu di ranah politik.
Penulis berharap melalui catatan kritis ini sebagai pengingat masyarakat untuk berbenah menjadi lebih baik. Tidak ada lagi dikotomi yang ditonjolkan dalam melihat pemain timnas. Pandang para pemain diaspora timnas Indonesia saat ini setara dan sebagai putra bangsa yang tengah berjuang untuk membuat negeri ini berprestasi di kancah internasional.
ADVERTISEMENT
Jadikan laga kontroversial Indonesia vs Bahrain ini sebagai momentum masyarakat menjadi lebih kuat dalam persatuan untuk mendukung timnas berprestasi di kancah internasional. Tetap berikan dukungan tanpa rasa lelah untuk perjuangan timnas Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Semoga timnas Indonesia berhasil lolos ke Piala Dunia 2026 sebagai pelipur lara atas laga kontroversial kontra Bahrain!