Konten dari Pengguna

Sepuluh Hal Menghancurkan ala Thomas Lickona

fadil zein
Seorang pembelajar yang haus akan ilmu
20 Oktober 2024 3:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari fadil zein tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memperkenalkan pendidikan karakte di usia dini menjadi penting untuk pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Dok Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Memperkenalkan pendidikan karakte di usia dini menjadi penting untuk pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Dok Kumparan
Siapa yang tidak kenal Thomas Lickona? Dia adalah profesor dari Cortland University yang pendapatnya banyak dikutip oleh sarjana di bidang pendidikan karakter. Lickona pernah memprediksikan sepuluh hal yang akan menghancurkan sebuah generasi dalam negara.
ADVERTISEMENT
Pertama, meningkatnya kekerasan di kalangan remaja. Kedua, penggunaan bahasa yang buruk. Ketiga, pengaruh peer-group (geng di kalangan masyarakat) yang kuat dalam tindakan kekerasan. Empat, meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan seks bebas. Lima, semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk. Enam, menurunnya etos kerja. Tujuh, semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru. Delapan, rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara. Sembilan, membudayanya ketidakjujuran, dan sepuluh adanya rasa saling curiga dan kekerasan di antara sesama.
Nah, kaget ngga? Yup, ternyata sepuluh indikasi di atas sudah ada di Indonesia sekarang ini. Kesepuluh hal itu sebenarnya mengerucut pada dua hal yakni pendidikan dan karakter. Berbicara tentang dua hal ini, seperti ngga ada habisnya. Pemerintah, lembaga agama, lembaga sosial, tokoh masyarakat hingga masyarakat itu sendiri sudah banyak mengeluarkan ide tentang persoalan tersebut.
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh pernah mendeklarasikan Pendidikan Karakter Bangsa pada 10 Mei 2010. Dalam deklarasi itu dihasilkan 18 nilai karakter yakni: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Pembangunan karakter bangsa menjadi fokus dalam pendidikan nasional. Pijakan pemikiran deklarasi tersebut adalah strategi pembangunan bangsa bisa dilakukan melalui pendidikan dan pembelajaran karakter kepada peserta didik.
Kita tentu tidak bisa hanya berkutat pada teori-teori pendidikan karakter. Saat ini, yang dibutuhkan adalah keteladanan dari pemimpin bangsa dan negara. Dari keteladanan itu akan lahir pribadi-pribadi berkarakter unggul sebagaimana dijelaskan di atas akan terus bertumbuh apabila dijaga oleh budaya sekolah, perguruan tinggi, masyarakat dan keluarga. Budaya yang dimaksud adalah tradisi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut. Budaya ini mewarnai kualitas kehidupan keseharian yang di dalamnya kualitas lingkungan, kualitas interaksi, dan suasana akademik.
ADVERTISEMENT
Dibutuhkan budaya pembentukan karakter di sekolah atau masyarakat yang terdapat dalam:
1. Budaya yang menjaga kualitas lingkungan, antara lain: Budaya Bersih, Budaya Menjaga Lingkungan Sehat, Budaya Peduli,
2. Budaya yang menjaga kualitas interaksi, antara lain: Budaya Salam, Budaya Santun, Budaya Sopan, Budaya Sapa, Budaya Senyum , Budaya Menghargai, Budaya Hormat.
3. Budaya yang menjaga kualitas akademik, antara lain: Budaya Tepat Waktu, Budaya Senang Belajar, Kerja Keras, Budaya Membaca, Menulis, Berbicara, Budaya Berprestasi
4. Budaya yang menjaga kualitas spiritual, antara lain: Budaya Beribadah , Budaya Senang Memberi, Budaya Saling Mendoakan
Nah, jika budaya baik sudah dimulai dari lingkup terkecil, maka akan lahir contagious effect (efek menular) ke semua bidang. Manusia-manusia yang terbiasa dengan budaya baik itu akan terjun ke masyarakat di berbagai bidang, baik ke politik, ekonomi bisnis, agama, pertahanan dan keamanan, serta bidang lainnya. Jika itu terjadi, maka ancaman sepuluh hal yang disampaikan Lickona bisa jauh dari Indonesia. Semoga. (*)
ADVERTISEMENT