Konten dari Pengguna

Polyester Penghasil Mikroplastik Pada Bahan Industri Fashion

Fadila Hafsyah Aprilia
Mahasiswi semester 3 Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
18 September 2024 11:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadila Hafsyah Aprilia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi mikroplastik yaitu payet yang biasa ada dipakaian source: dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi mikroplastik yaitu payet yang biasa ada dipakaian source: dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Polyester merupakan bahan kain yang terbuat dari proses kimia dan pertama kali ditemukan pada tahun 1941 oleh Whinfield dan Dickson. Serat dari kain Polyester terbuat dari serat sintetis menggunakan senyawa kimia, ethylene glycol, yang dipadukan dengan polyethylene terephathalate (PET) yang berasal dari minyak bumi. Polyester sangat sering digunakan sebagai bahan pakaian sehari-hari, yang paling banyak terdapat pada kaos dan kemeja, kain Polyester memang populer karena karakteristiknya tahan lama, tidak mudah kusut, dan lebih cepat dikeringkan dibandingkan jenis kain lainnya. Tak hanya itu, biaya produksi Polyester juga relatif rendah. Sayangnya, bahan kain ini menjadi salah satu penyumbang polusi mikroplastik terbesar di lautan.
ADVERTISEMENT
Menurut studi yang dihasilkan Environmental Science & Technology mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik perbulan. Jumlah konsumsi tersebut sebagian berasal dari air, terutama makanan laut. Dibandingkan pada tahun 1990, jumlah tersebut meningkat 59 kali lipat hingga 2018. Peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O LIPI), Reza Cordova mengungkapkan bahwa terdapat mikroplastik dalam tubuh manusia yang berasal dari makanan yang dikonsumsi. Namun, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan data dari wawancara media The Economist yaitu ketika sekali mencuci pakaian dapat melepaskan 700.000 serat mikroplastik yang berakhir di laut.
Menurut unggahan Universitas Airlangga tentang studi literatur mikroplastik dalam rantai makanan manusia, bahwa terdapat mikroplastik yang tinggi pada jenis ikan, kerang, gula, garam, madu, susu, air minum, da bahan pangan lainnya. Mikroplastik ini dapat membawa kontaminan berbahaya bagi kesehatan melalui makanan yang kita konsumsi telah menelan mikroplastik. Konsumsi mikroplastik terus-menerus, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti peradangan hingga risiko kanker yang tinggi. Selain itu, bahan polyester yang cenderung sulit menyerap keringat, membuat kulit rentan gatal-gatal, kemerahan, dan infeksi. Oleh karena itu, bahan ini kurang cocok untuk digunakan pada siang hari.
ADVERTISEMENT
Selain kesehatan, mikroplastik juga berdampak signifikan pada lingkungan karena menggunakan energi yang besar dari minyak bumi, sehingga dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca. Limbah Fast Fashion tadi yang salah satunya berupa mikroplastik, juga sulit terurai dan akan mencemari lingkungan selama ratusan tahun.
Dibalik keuntungan polyester yang murah hingga tahan lama, seharusnya kita perlu mempertimbangkan pemilihan bahan polyester, mengingat dampaknya cukup signifikan terhadap kesehatan dan lingkungan.
Referensi:
EcoNusa. (2021, 27 April). Wah! Ternyata Industri Fesyen Penyumbang Mikroplastik di Laut. EcoNusa. https://econusa.id/id/ecoblog/wah-ternyata-industri-fesyen-penyumbang-mikroplastik-di-laut/
Maulina, S. (2023, January 23). Studi Literatur Mikroplastik dalam Rantai Makanan Manusia. Universitas Airlangga Official Website. https://unair.ac.id/studi-literatur-mikroplastik-dalam-rantai-makanan-manusia/#:~:text=Hingga%20saat%20ini%20ditemukan%20beberapa,daging%2C%20serta%20produk%20pangan%20lainnya
Semua yang perlu Anda ketahui tentang mode cepat . (13 Juni 2024). https://greenly-earth.translate.goog/en-us/blog/ecology-news/all-you-need-to-know-about-fast-fashion?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=rq&_x_tr_hist=true#:~:text=Polluting%20via%20Synthetic%20Fibers%20E2%80%93%20Fast,used%20to%20produce%20fast%20fashion
ADVERTISEMENT