1 Ramadhan 1446 HSabtu, 01 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Siapkah Guru Terhadap Diferensiasi Multiple Intelligence Peserta Didik?

Fadilah Nisa Amaliya
Mahasiswa Universitas Sriwijaya
4 November 2023 10:26 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadilah Nisa Amaliya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto kegiatan pembelajaran di kelas
zoom-in-whitePerbesar
Foto kegiatan pembelajaran di kelas
ADVERTISEMENT
Dewasa ini pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu perbincangan hangat dalam penerapan kurikulum merdeka. Apalagi bagi guru yang baru memulai karirnya di satuan pendidikan. Guru dituntut untuk mengimplementasikan paradigma baru tersebut agar pembelajaran dapat berpihak pada kebutuhan belajar peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi mewadahi keragaman peserta didik sesuai dengan persiapan, minat, dan preferensi belajarnya agar dapat tumbuh sebagai individu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Salah satu penerapan pembelajaran berdiferensiasi melalui pemetaan kebutuhan belajar peserta didik yaitu profil belajar. Informasi yang mencakup pada profil belajar di antaranya mengenai individualitas, keterampilan, dan gaya belajar setiap peserta didik. Agar potensi yang dimiliki peserta didik dapat berkembang maka membutuhkan lingkungan yang tepat, salah satunya yaitu peran guru dalam merencanakan pembelajaran di kelas dengan mempertimbangkan potensi dan keterampilan setiap peserta didik.
Potensi dan kemampuan yang dimiliki masing-masing peserta didik beragam, salah satunya adalah kecerdasan. Dalam proses belajar lebih dari satu kecerdasan yang mampu mendukung setiap individu, kecerdasan tersebut yang dikatakan sebagai multiple intelligence atau kecerdasan majemuk.
Adapun bagian-bagian dari kecerdasan majemuk yaitu kecerdasan bahasa, logika/kecerdasan matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal. Adanya kecerdasan majemuk ini berpengaruh terhadap pembelajaran, maksudnya yaitu pembelajaran yang dapat mengaitkan isi materi dan kegiatan pembelajaran dengan mengembangkan kecerdasan masing-masing peserta didik.
ADVERTISEMENT
Tujuan dari hal tersebut agar peserta didik dapat memahami dan menerapkan kecerdasan yang dimiliki untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tujuan pendidikan Indonesia dan kurikulum pembelajaran merdeka.
Kegiatan belajar di kelas
Fokus pada pembelajaran berdiferensiasi bukan semata hanya pada produk atau hasil akhir, namun juga memiliki aspek lainnya yaitu konten/materi, proses saat pembelajaran dan lingkungan belajar.
Pertama guru perlu mempersiapkan materi dan metode belajar yang sesuai dengan kemajemukan kecerdasan peserta didik. Pada tahap ini guru perlu menentukan jenis informasi yang akan disampaikan dengan memetakan kecerdasan peserta didik, agar saat proses pembelajaran peserta didik dapat menggunakan masing-masing kemampuannya.
Kedua diferensiasi proses, mengarah pada bagaimana siswa akan memahami dan memaknai informasi atau materi yang dipelajari. Pada tahap ini pula guru dapat melihat peserta didik yang perlu mendapat bantuan dalam belajar, apakah peserta didik dapat belajar secara individu sesuai kecerdasan yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Kemudian yaitu pada aspek produk yang merupakan hasil dari unjuk kerja peserta didik yang harus ditunjukkan pada guru. Bentuk pada produk beragam, dapat berupa karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya sesuai multiple intelligence peserta didik.
Yang paling utama, produk tersebut harus menggambarkan pemahaman peserta didik terhadap materi dan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Penerapan diferensiasi produk dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kebutuhan belajar peserta didik serta memberikan mereka pilihan dalam mengekspresikan minat belajarnya.
Aspek yang terakhir yaitu lingkungan belajar merupakan salah satu hal penting untuk diperhatikan berkaitan pelaksanaan suatu proses pembelajaran di dalam kelas. Sebab lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun psikologis. Guru berperan untuk mengendalikan kondisi kelas agar kondusif dan mendukung pembelajaran yang membantu peserta didik belajar secara individu atau berkelompok.
ADVERTISEMENT
Adapun karakteristik pembelajaran multiple intelligence adalah sebagai berikut:
1) Kecerdasan linguistik, pada kecerdasan ini individu mewujudkan dirinya dalam kata-kata, baik dalam tulisan maupun lisan, memiliki keterampilan auditori (berkaitan dengan pendengaran) yang sangat tinggi, dan belajar melalui mendengar. Guru dapat mengajak peserta didik untuk membaca, menulis dan berbicara, sebab individu pada kecerdasan ini senang berinteraksi melalui kata-kata.
2) Kecerdasan logika/matematis, individu dengan kecerdasan ini gemar bekerja dengan data, mereka suka memecahkan problem (soal) matematis dan memainkan permainan strategi logika seperti catur dan puzzle. Guru dapat menggunakan media pembelajaran matemis seperti puzzle games, soal bercerita pemecahan matematika dan sebagainya.
3) Kecerdasan spasial, yang sering disebut kecerdasan visual atau visual-spasial, individu yang memiliki kecerdasan jenis ini cenderung berpikir dalam atau dengan gambar dan cenderung mudah belajar melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, dan video. Guru dapat meningkatkan kecerdasan ini dengan memberikan keluasan pada peserta didik dalam pembuatan produk untuk menuangkan gagasan-gagasan mereka melalui gambar, lukisan atau ukiran melalui seni.
ADVERTISEMENT
4) kecerdasan musical, individu yang mempunyai kecerdasan jenis ini sangat peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan, dan juga musik. Mereka suka bernyanyi atau bersenandung ketika melakukan aktivitas lain. Dari kecerdasan ini guru dapat menggunakan instrumen lagu yang berkaitan dengan materi sekaligus meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memainkan instrumen musik.
5) Kecerdasan kinestetik-jasmani sering disebut sebagai kecerdasan kinestetik saja. Individu yang memiliki kecerdasan jenis ini memproses informasi melalui sensasi yang dirasakan pada tubuh. Mereka lebih suka aktivitas bergerak, mengerjakan sesuatu dengan tangan atau kakinya. Guru dapat mengajak peserta didik melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan keterampilan jasmaninya baik dengan menggunakan otot kecil maupun otot besar, dan aktivitas fisik serta berbagai jenis olahraga. Kemudian meminta peserta didik mengomunikasikan informasi dengan peragaan (demonstrasi).
ADVERTISEMENT
6) Kecerdasan interpersonal, pada kecerdasan ini individu lebih menyukai berbagai macam aktivitas sosial dibandingkan aktivitas secara individu. Guru dalam kecerdasan ini merancang pembelajaran secara berkelompok (bekerja kelompok), belajar sambil berinteraksi dan bekerja sama.
7) Kecerdasan intrapersonal, individu pada kecerdasan ini memiliki kesadaran mendalam akan perasaan batin. Inilah kecerdasan yang memungkinkan seseorang memahami diri sendiri, kemampuan dan pilihannya sendiri. Individu dengan kecerdasan intrapersonal tinggi pada umumnya mandiri dan yakin dengan pendapat diri yang kuat. Tentunya pada kecerdasan ini guru merancang pembelajaran mandiri namun memberikan keluasan pula dalam berinteraksi sesama peserta didik.
Dari adanya kecerdasan majemuk tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada guru untuk menerapkan pembelajaran yang mencakup keragaman kecerdasan peserta didik di kelasnya. Agar anggapan mengenai peserta didik yang pintar hanyalah mereka yang memiliki kecerdasan matematis tidak terdengar lagi, karena sesuai pokok bahasan di atas peserta didik cerdas pada aspeknya masing-masing tinggal bagaimana seorang guru dapat mengoptimalkan dalam merancang proses pembelajaran di kelas.
ADVERTISEMENT