Konten dari Pengguna

Hari Santri Nasional dan Nilai Integrasi untuk Indonesia Maju

Fadilah Nur
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
22 Oktober 2024 19:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadilah Nur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari lahir atau dalam bahasa melayu sering kita dengar dengan istilah hari jadi. Hari lahir atau hari jadi merupakan hari memulainya, terbentuknya, terciptanya seorang individu atau sebuah kelompok. Di mana hari bukan hanya sekadar tanggal. Namun suatu awal mula perjalanan individu atau kelompok yang akan mengalami pelbagai kompleksitas dan dinamika kehidupan.
ADVERTISEMENT
Suatu kelompok lahir atau terbentuk, umumnya mengalami latar belakang filosofis yang berkaitan dengan fenomena atau kejadian tertentu. Sehingga menyebabkan mengapa tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari terbentuknya individu atau suatu kelompok.
Seperti lahirnya negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Dikarenakan tanggal tersebut negara Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, sehingga tanggal 17 Agustus 1945 dinyatakan sebagai tanggal lahirnya negara Indonesia. Begitu juga dengan Hari Santri Nasional, memiliki latar belakang yang filosofis, sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional.
Hari Santri Nasional ditetapkan melalui keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015. Sebagai penghormatan terhadap Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Kiai Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945. Resolusi ini menegaskan kewajiban setiap umat Islam untuk membela tanah air dari penjajahan. Sebagaimana beliau menuturkan “Membela tanah air hukumnya fardhu ain (wajib bagi setiap warga negara).”
ADVERTISEMENT
Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, merupakan momen penting untuk mengingat peran santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada Tahun 2024 ini hari santri nasional mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”, yang mencerminkan komitmen santri untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa melalui pendidikan dan pengabdian.
Tema ini mengajak kita untuk merefleksikan nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para santri dan tokoh intelektual Islam, serta relevansinya dalam konteks modern.
Ilustrasi Hari Santri Nasional/ Shutterstock
Demikian hari santri tidak hanya sekedar perayaan, tetapi juga mengenang akan kontribusi santri dalam mempertahankan nilai-nilai keislaman dan kemerdekaan.
Tema peringatan hari santri tahun 2024 “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan” mementingkan urgensi peran santri dalam menghadapi tantangan zaman. Di era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi. Santri diharapkan dapat beradaptasi dan berinovasi, menjaga tradisi keilmuan sekaligus mengembangkan pemikiran kritis.
ADVERTISEMENT
Mereka mampu mengekspresikan wujud semangat di era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi ini melalui ide kreatifitas mereka yang direpresentasikan melalui berbagai macam sarana. Dalam bentuk memanfaatkan jaringan sosial media, mereka tampil eksis dengan integritasnya sebagai santri.
Hal ini menandakan bahwa santri bukan entitas yang konservatif, yang kerap menolak kemodernan. Sebagaimana Prof. Dr. Nurcholis Madjid atau yang sering dikenal dengan nama Cak Nur, seorang intelektual dan budayawan. Cak Nur berpendapat bahwa Islam harus dapat dipahami dan dilaksanakan pada setiap ruang dan waktu, sehingga perlu disesuaikan dengan kemodernan.
Pada fenomena ini Cak Nur menggunakan analisis sosio-historis dalam menanggapi permasalahan umat Islam. Dengan demikian, Cak Nur memahami bahwa Islam harus dapat berinteraksi dengan realitas sosial yang dinamis dan berubah-ubah, sehingga perlu disesuaikan dengan kemodernan untuk tetap relevan.
ADVERTISEMENT
Hal ini sepatutnya menjadi sebuah acuan bagi santri bagaimana cara merespon tantangan zaman di era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, menjadikannya sebagai media yang tepat untuk berdakwah. Dengan menyebarkan ilmu pengetahuan dan ajaran agama islam, sehingga umat Islam sukses dalam mengintegrasikan ilmu.
Menyelaraskan esensi yang ada pada diri seorang santri dengan era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi. Santri memiliki peran strategis dalam membangun masyarakat. Bukan hanya sebagai pelajar agama tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang aktif.
Dengan mengedepankan nilai prinsip-prinsip keislaman yang moderat dan toleran, santri mampu berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang memiliki integrasi. Menyeimbangkan antara nilai spiritual dan nilai sosial dengan merepresentasikan komitmen untuk memperkuat spiritualitas dan moralitas bangsa.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana integrasi merupakan salah satu bagian pondasi yang krusial bagi keberlangsungan dan kemajuan suatu bangsa. Indonesia yang kaya akan etnis, budaya, dan ilmu pengetahuan, maka integrasi berfungsi untuk menyatukan kemajemukan yang ada. Dikarenakan kemajemukan membawa tantangan seperti potensial konflik, perbedaan yang dapat memicu ketegangan sosial.
Jika tidak dikelola dengan baik, perbedaan bisa mengarah pada disintegrasi sosial. Oleh karena itu pentingnya integrasi dalam segala aspek. Terutama dalam integrasi ilmu. Tanpa adanya integrasi, potensi konflik dan perpecahan semakin besar, yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan sosial. Dampaknya tidak dirasakan secara internal, tetapi juga secara eksternal.
Tulisan ini menyoroti pentingnya Hari Santri Nasional sebagai simbol integrasi yang menghadirkan novelty untuk kemajuan Indonesia. Dengan menerima kemodernan tanpa kerap menjadi entitas yang konservatif. Serta mampu merespon tantangan zaman dari perspektif yang lebih mengambil sisi manfaat dan positifnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perayaan Hari Santri Nasional tidak hanya sebagai ritual historis. Akan tetapi sebagai ajang refleksi dan reformulasi komitmen untuk membangun sebuah bangsa yang maju, dan berintegritas.