Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pentingnya Kontribusi Mahasiswa dalam Percepatan Penegakkan HAM
26 Mei 2024 11:12 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Fadilah Khoirunisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu Hak Asasi Manusia?
Secara harfiah, Hak Asasi Manusia adalah hak pokok atau hak dasar yang dibawa oleh manusia sejak lahir yang secara kodrat melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat karena merupakan suatu anugerah Tuhan Yang Maha Esa, atau dapat dikatakan HAM sebagai penghargaan terhadap derajat dan martabat manusia yang merupakan pengakuan yang nyata bahwa manusia adalah manusia (Hamidi, dkk, 2012). Dalam perkembangan selanjutnya, jaminan HAM itu juga diharuskan tercantum dengan tegas di Undang-Undang Dasar atau konstitusi tertulis negara demokrasi konstitusional (constitutional democracy) (Assiddiqie, 2012). Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa hak-hak tersebut terlindungi secara hukum dan dapat ditegakkan oleh lembaga-lembaga negara yang berwenang. Jaminan HAM dalam konstitusi memberikan landasan hukum yang kuat bagi individu untuk menuntut perlindungan atas hak-haknya ketika terjadi pelanggaran. Selain itu, pengaturan HAM dalam konstitusi juga mencerminkan komitmen negara untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak asasi setiap warganya. Konstitusi yang memuat jaminan HAM memungkinkan adanya kontrol dan keseimbangan antara kekuasaan negara dan hak-hak individu, sehingga mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan yang dapat merugikan rakyat. keberadaan jaminan HAM dalam konstitusi bukan hanya sebagai simbol komitmen negara terhadap perlindungan hak-hak asasi, tetapi juga sebagai instrumen hukum yang vital untuk menjaga keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Konstitusi yang mencantumkan HAM menjadi pegangan bagi pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan kehidupan yang demokratis dan berkeadilan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Sejarah Singkat Pelanggaran HAM di Indonesia?
Indonesia memiliki banyak kasus pelanggaran HAM dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terdokumentasi dimana pelakunya bebas bergerak dan bahkan hukum tidak diterapkan, artinya negara membiarkan pelakunya berkeliaran tanpa mendapat hukuman. Sebagai contoh perkembangan mengenai peristiwa Tanjung Priok, kerusuhan Mei 1997 yang belum selesai, belum lagi penculikan dan penembakan aktivis pro demokrasi serta mengenai mahasiswa Universitas Trisakti (Tragedi Semanggi). Serangkaian peristiwa tersebut yang menjadi ciri pelanggaran hak asasi manusia di negara ini masih belum dapat dijelaskan secara hukum. Investigasi menyeluruh yang bertujuan untuk menemukan pelakunya di pengadilan seringkali berakhir dengan kegagalan. Uraian permasalahan di atas menjelaskan bagaimana sebab-sebab “impunitas” selain bersifat faktual, juga bersifat normatif.
ADVERTISEMENT
Lantas, Bagaimana Peran Mahasiswa dalam Percepatan Penegakkan HAM Saat Ini?
1. Menjadi agen perubahan (agent of change)
Mahasiswa dapat menjadi penggerak dan pembawa perubahan dengan menyuarakan isu-isu HAM. Mereka bisa mengadakan diskusi, seminar, atau aksi damai untuk mengingatkan masyarakat dan pemerintah tentang pentingnya HAM. Selain itu, mahasiswa juga dapat membentuk kelompok studi atau organisasi kampus yang fokus pada isu-isu HAM, yang bertujuan untuk mengadakan kegiatan rutin dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang hak asasi manusia. Mereka bisa mengundang para ahli dan aktivis HAM untuk berbagi pengalaman dan wawasan, serta menyebarkan informasi melalui media kampus, buletin, dan media sosial. Dengan hal tersebut, mahasiswa tidak hanya menjadi penyampai pesan, tetapi juga pembentuk opini publik yang kritis terhadap pelanggaran HAM.
ADVERTISEMENT
2. Melakukan pemantauan dan pelaporan
Mahasiswa dapat memantau situasi di masyarakat untuk mendeteksi pelanggaran HAM. Mereka bisa melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang atau media massa agar tindakan tersebut segera mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat. Selain itu, mahasiswa dapat membuat laporan terperinci dan mendokumentasikan bukti-bukti pelanggaran HAM, seperti foto, video, dan kesaksian dari korban atau saksi. Mereka bisa memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan informasi secara luas dan menggalang dukungan dari masyarakat. Mahasiswa juga dapat bekerja sama dengan organisasi HAM untuk memberikan pendampingan hukum kepada korban pelanggaran HAM dan mengadvokasi hak-hak mereka. Dengan hal tersebut, mahasiswa membantu memastikan bahwa pelanggaran HAM tidak diabaikan dan mendapat respons yang tepat dari pihak berwenang.
ADVERTISEMENT
3. Melakukan penelitian dan publikasi
Mahasiswa dapat berkontribusi melalui penelitian dan publikasi ilmiah yang dapat memperkuat pemahaman dan upaya penegakan HAM. Penelitian ini bisa mencakup studi kasus pelanggaran HAM, analisis kebijakan, atau evaluasi program perlindungan HAM. Hasil penelitian tersebut kemudian dipublikasikan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan kebijakan yang lebih baik. Selain itu, mahasiswa dapat menyajikan temuan penelitian mereka dalam konferensi akademik, seminar, dan diskusi untuk berbagi pengetahuan dan memicu diskusi lebih lanjut tentang solusi yang efektif untuk isu-isu HAM. Dengan hasil penelitian melalui jurnal ilmiah, buku, atau platform online, mahasiswa dapat mencapai audiens yang lebih luas, termasuk pembuat kebijakan, akademisi, dan aktivis HAM, sehingga mempengaruhi opini publik dan memperkuat argumen untuk reformasi kebijakan yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
4. Menjadi teladan dan edukator
Mahasiswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku yang menghormati HAM dalam kehidupan sehari-hari, menjadi contoh bagi orang lain. Selain itu, mereka juga bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghormati hak asasi manusia melalui berbagai kegiatan seperti penyuluhan, seminar, atau diskusi publik. Mahasiswa dapat mengunjungi sekolah-sekolah, komunitas, dan institusi lainnya untuk memberikan edukasi mengenai hak asasi manusia, menggunakan metode yang menarik seperti pemutaran film, teater, dan lokakarya interaktif. Mereka bisa menyebarkan materi edukasi seperti brosur, buku panduan, dan infografis yang menjelaskan hak-hak dasar manusia dan bagaimana cara melindunginya. Dengan menjadi fasilitator dalam program-program pelatihan dan peningkatan kapasitas, mahasiswa dapat membantu membangun komunitas yang lebih sadar dan responsif terhadap isu-isu HAM.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Hambatan dan Tantangan Mahasiswa Menjadi Pembela HAM?
Menyuarakan HAM demi keadilan, bukanlah tugas yang mudah. Mahasiswa seringkali menghadapi intimidasi, represi, dan stigma. Hal ini dapat menimbulkan rasa takut dan mendorong mereka untuk menarik diri. Sandrayati Moniaga sebagai komisiener pengkajian dan penelitian Komnas HAM mengungkapkan bahwa meski perlindungan HAM sudah diakui di UUD 1945 dan berbagai peraturan perundang-undangan yang telah dibuat, namun sistem perlindungan HAM berbasis keamanan korban, belum terbangun dengan baik.
Masa depan HAM Indonesia berada di tangan anak-anak muda, tetapi dalam mendukung peran mahasiswa dalam percepatan penegakkan HAM perlu dukungan terhadap banyak pihak agar Indonesia menjadi negara yang bermartabat dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Pemerintah, institusi pendidikan, organisasi non-pemerintah, media, dan masyarakat secara keseluruhan harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya kesadaran dan aksi nyata dalam memperjuangkan hak asasi manusia. Kolaborasi ini tidak hanya penting untuk memberikan edukasi yang berkelanjutan, tetapi juga untuk memastikan adanya kebijakan dan praktik yang mendukung penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak asasi manusia di setiap lapisan masyarakat. Dengan demikian, generasi muda dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang mampu mendorong Indonesia menuju masa depan yang lebih adil, inklusif, dan manusiawi.
ADVERTISEMENT