Konten dari Pengguna

Mahasiswa, Demokrasi, dan Ketakutannya

Padilah Ramadan
Mahasiswa STKIP PGRI Situbondo
29 Maret 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Padilah Ramadan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi mahasiswa dalam ruang kelas
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi mahasiswa dalam ruang kelas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa adalah orang yang sedang belajar diperguruan tinggi. Mahasiswa diartian sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik mereka yang belajar diperguruan tinggi negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa identik dengan kekritisan dalam berpikir dan setiap melakukan suatu tindakan.
ADVERTISEMENT
Peran mahasiswa tidak pernah lepas dari perubahan besar dunia, mahasiswa . Dalam memperjuangkan hak dan kewajibannya beragam cara mereka lakukan demi membela negaranya.Dari gerakan anarkis yang melibatkan fisik dan senjata hingga ideologis dengan kekuatan ide dan gagasan. Bangsa yang sangat membutuhkan gagasan seyogyanya dapat menyentuh kesadaran baru untuk mencapai negara yang melestarikan demokrasi.
Mahasiswa..! sering kali kita mendengar kata itu, bahkan sudah sangat tidak asing di telinga kita, akan tetapi apakah kita mengenal siapa mereka.? Bagaimana kabar mereka saat ini.? Ada dimana mereka saat ini ketika keadilan tidak dikumandangkan.? Per hari ini mahasiswa dengan bangga menyandang gelar bahwa ia mahasiswa, namun tidak pernah terbesit dalam benaknya apa esensi mahasiswa itu sendiri dimana mahasiswa adalah Agen Of Change, sebagai agen perubahan yang seharusnya mengomandoi atau menjadi garda terdepan dalam setiap gerakan. Agen Of Sosial Control, dan Iron Stock ketiga tiganya adalah Tri Fungsi Mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Demokrasi .? Sudah mendengar kata demokrasi.? Saya kira itu sudah namun apakah kita tahu bahwasannya kampus merupakan miniatur negara dimana kampus adalah tempat yang harus terlaksana sebuah demokrasi. Demokrasi di dalam kampus seharusnya sudah terlaksana ketika kita awal masuk ke gedung-gedung itu, Namun cenderung demokrasi itu di perkosa oleh mereka para pejabat kampus. Suasana gaduh dan penuh kejutan, debat dan olah gagasan yang seharusnya menjadi Stimulus dalam menghidupkan, membakar api semangat mahasiswa dalam mencapai demokrasi di lingkungan kampus.
Mari kita Refleksi, Kuliah mana yang dapat membuat kita takut? Dosen siapa yang membuat kita tertantang untuk punya nyali? Jika kuliah hanya deretan absensi dan ceramah basa-basi, maka pendidikan tinggi hanya menobatkan kita menjadi pemuda yang tidak memilki bakti. Ingat tugas cendekiawan muda adalah mengabdi dan setia pada kebenaran dan keadilan.
ADVERTISEMENT
Ketakutan.? Per hari ini hal itu hadir dalam setiap benak mahasiswa, dimana semua bentuk usaha dipamerkan dalam ruangan kuliah, alih-alih ini adalah sebuah bentuk pencapaian agar mahasiswa tunduk dan patuh, namun pada praktikalnya kampus pun dikapitalisasi. Dimana mahasiswa hanya sebagai klien yang harus dilayani bukan dididik dan dilatih keterampilannya. Sehingga esensi protes atau kritik mahasiswa yang tidak substantif tidak dapat dijelaskan oleh dosen bahkan ditolak untuk mengeluarkan pendapat dalam ruang kelas, apakah akan lahir kerangka berpikir daya analisis kuat, jika system yang digunakan seperti ini.? Namun apa yang terjadi.? Utamakan bangunan ketimbang wawasan, lihatlah kampus mempercantik dirinya, ruangan dibuat multifungsi, dapat dipakai untuk wisuda sekaligus dipesan untuk event apa saja. Apa kabar Mahasiswa? Diam dipojokan kelas dengan almamater kebanggaannya dan mendengarkan isi ceramahnya tanpa ada ruang berdialog, mimpi mengagumkan tentang kampus, yang dianggap tempat latihan kedewasaan, kepemimpinan dan organisasi. Seakan kampus adalah dunia baru, nihil kampus menjadi ruang terseram bagi mereka yang sadar akan esensi dunia pendidikan, petarung sejatilah yang akan memenangkan tropy dalam perburuan itu. Maka kualitas dan system pendidikan kampus yang harus diperbaiki agar mahasiswa tidak menjadi kambing pelarian.
ADVERTISEMENT
Dengan mengetahui esensi kita sebagai mahasiswa, maka Tri Fungsi mahasiswa haruslah menjadi barometer dalam gerak yang dilakukan, dimana mahasiswa punya peran dalam menghadirkan demokrasi dilingkungannya. Pun mahasiswa dan demokrasi adalah satu-kesatuan yang tidak pernah enggan untuk dipisahkan. Karena demokrasi lahir pasca reformasi. Dengan demikian menjadi tanggung jawab mahasiswa untuk tetap menjadi garda terdepan dalam membantu melestarikan demokrasi dilimgkungan kampus kita sendiri.
M Padilah R, Mahasiswa Ekonomi Pendidikan STKIP PGRI Situbondo