Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
#KaburAjaDulu: Cermin Ketimpangan Ekonomi yang Tak Pernah Selesai
27 April 2025 15:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Fadilla Novia Fitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum kemerdekaan, perekonomian Indonesia didominasi oleh eksploitasi pihak asing. Pada masa kerajaan, seperti Sriwijaya dan Majapahit, perdagangan rempah-rempah menjadi tulang punggung ekonomi. Namun, kedatangan Portugis dan kemudian VOC mengubah arah perekonomian menjadi ajang monopoli dan penindasan terhadap pedagang lokal. Setelah VOC bubar, Belanda melanjutkan kontrol ekonomi hingga masa pendudukan Jepang, yang menerapkan ekonomi perang dan menyebabkan kemiskinan, kelaparan, serta inflasi parah.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, sistem ekonomi pra-kemerdekaan lebih menguntungkan pihak asing ketimbang rakyat Indonesia.
Setelah kemerdekaan, Indonesia menghadapi tantangan baru. Krisis moneter 1997, transisi politik, dan berbagai ketimpangan sosial mewarnai perjalanan ekonomi bangsa. Masa Orde Baru memperlihatkan pertumbuhan ekonomi lewat industrialisasi dan investasi asing, tetapi juga memperparah korupsi dan ketidakadilan. Di era Reformasi, meski ruang demokrasi terbuka lebih lebar, pengaruh oligarki dan konglomerat tetap kuat.
Kebijakan impor produk strategis seperti beras, garam, sapi, dan bawang menunjukkan bahwa ketergantungan ekonomi terhadap luar negeri tetap berlangsung, bahkan semakin dalam. Bukannya memperkuat produksi lokal, solusi instan kerap dipilih, menguntungkan elite bisnis tertentu dan memperlebar ketimpangan.
Fenomena #KaburAjaDulu menjadi cerminan nyata dari kekecewaan generasi muda terhadap kondisi ini. Bagi banyak anak muda, bekerja di luar negeri menawarkan peluang karier, kesejahteraan, dan standar hidup yang lebih menjanjikan dibandingkan di dalam negeri, di mana upah rendah, persaingan ketat, dan minimnya jaminan sosial masih menjadi masalah besar.
ADVERTISEMENT
#KaburAjaDulu bukan sekadar ajakan untuk "lari," melainkan bentuk protes terhadap pola ekonomi yang secara historis selalu lebih menguntungkan elite daripada rakyat. Ini adalah tuntutan generasi muda untuk sebuah sistem ekonomi yang lebih adil, inklusif, dan memberi ruang bagi mobilitas sosial yang nyata.