Konten dari Pengguna

Darting dan Salting: Dikira Bahasa Asing, Ternyata Akronim

Indah Fadillah
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
19 Desember 2020 5:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Fadillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kamus kata. Foto: Pixabay/congerdesign
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kamus kata. Foto: Pixabay/congerdesign
ADVERTISEMENT
Laju zaman semakin kencang, membawa serta pergeseran dan pembaharuan diberbagai aspek kehidupan. Bahasa, sebagai bagian yang tak terlepaskan dalam kehidupan manusia, ikut serta bergerak bersama arus zaman.
ADVERTISEMENT
Buktinya, istilah-istilah baru semakin banyak bermunculan. Istilah-istilah tersebut lebih familiar disebut sebagai bahasa gaul, yang merupakan bahasa kebanggaan anak remaja. Sebenarnya, apa yang disebut bahasa gaul sudah ada sejak zaman dahulu, yang dikenal dengan istilah bahasa slang. Menurut Nurhasanah dalam Setiawati (2020), bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia, sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti.
Sebagian besar kata-kata dalam bahasa gaul remaja merupakan terjemahan, singkatan, dan pelesetan. Namun, terkadang diciptakan pula kata-kata aneh yang sulit dilacak asal-usulnya. Menurut Alwasilah, slang adalah variasi ujaran yang dicirikan dengan kosakata yang baru ditemukan dan cepat berubah, dipakai oleh kaum muda atau kelompok sosial untuk komunikasi di dalamnya. Selanjutnya, Alwasilah menyatakan bahwa penggunaan slang dapat memperkaya kosakata bahasa dengan mengomunikasikan kata−kata lama dengan kata−kata baru (Setiawati, 2020).
ADVERTISEMENT
Umumnya, bahasa gaul digunakan sebagai alat komunikasi antar remaja sekelompoknya. Sebab, remaja menggunakan bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri mereka. Mereka pula yang akan menciptakan bahasa tersebut.
Bahasa gaul yang banyak ditemukan di kalangan remaja Indonesia berupa singkatan atau akronim. Baik yang diambil dari kosakata bahasa Indonesia maupun dari bahasa asing, -Inggris kebanyakan.
Penyingkatan atau pengakroniman akan menghasilkan bahasa baru yang unik. Bahkan ada istilah yang menyerupai bahasa Inggris, padahal sebenarnya kependekan dari kosakata bahasa Indonesia.
Istilah darting dan salting misalnya. Darting memiliki kepanjangan darah tinggi dan salting memiliki kepanjangan salah tingkah. Faktor yang menyebabkan kedua bahasa gaul tersebut menyerupai bahasa asing adalah karena memiliki akhiran –ing. Akhiran –ing merupakan salah satu bentuk afiksasi dalam bahasa Inggris, dan karena keduanya merupakan singkatan, maka hasil penyingkatan tersebut membentuk kosakata baru.
ADVERTISEMENT
Sehingga, orang yang baru mendengarnya, akan mengira bahwa itu adalah kosakata bahasa Inggris. Sebab, dalam kosakata bahasa Indonesia, tidak mengenal istilah tersebut. Saya sendiri, pertama kali mendengar istilah darting ketika sedang mondok. Saya benar-benar mengira bahwa itu adalah bahasa Inggris.
Karena lingkungan pondok mewajibkan berbahasa asing -Inggris atau Arab. Sampai akhirnya saya mengetahui bahwa darting adalah kependekan dari darah tinggi. Saya mulai berfikir bahwa santri yang menggunakan kata darting dalam berkomunikasi di lingkungan pondok, seharusnya dikenai hukuman. Sebab, peraturannya adalah barang siapa berbicara dengan bahasa Indonesia –dalam kondisi wajib berbahasa asing- walau satu kata, ia akan dikenai hukuman.
Namun, pengguna istilah darting ini justru dibiarkan begitu saja. Mungkin, karena istilah ini terdengar seperti bahasa Inggris, sehingga penggunaannya tidak dipermasalahkan oleh bagian bahasa yang menangani pelanggaran berbahasa.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya saya menarik pelajaran bahwa bahasa gaul atau slang dapat dimanfaatkan sampai sejauh itu, dalam kondisi dan lingkungan demikian.
Sebenarnya, kata darting memang termasuk kosakata dalam bahasa Inggris, yang berarti kencang. Begitu pula dengan salting, dalam bahasa Inggris memiliki arti pengasinan. Namun, makna dari kedua istilah tersebut sangat berbeda, tidak ada hubungannya antara makna dalam bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.
Lagi pula, dalam bahasa Indonesia darting dan salting merupakan akronim. Sedangkan, dalam bahasa Inggris merupakan satu kata utuh. Lantas, apa makna darting dan salting dalam bahasa Indonesia? ilmu yang mempelajari tentang pemaknaan suatu bahasa disebut ilmu semantik. Semantik adalah bidang linguistik yang mengkaji arti bahasa. Arti yang dikaji dalam semantik terbatas pada arti kalimat, arti komponen pembentuk kalimat, dan bagaimana arti kalimat ini dibentuk melalui makna komponen pembentuknya dan hubungan antarkomponen tersebut (Subuki, 2011:6)
ADVERTISEMENT
Analisis Semantik Darting dan Salting
Dalam ilmu semantik, ada beberapa jenis arti, yaitu: arti leksikal dan gramatikal, arti denotatif dan konotatif, serta arti literal dan non literal. Arti leksikal memiliki batasan: (1) merupakan arti dari kata penuh, kata berisi, atau kata yang termasuk dalam kelas kata terbuka. (2) Arti leksikal lebih kaya dan lebih kompleks daripada arti gramatikal. (3) Bersama dengan arti kata tugas atau elemen gramatikal, arti leksikal membentuk arti suatu ungkapan linguistik secara keseluruhan. (Subuki, 2011:46).
Adapun arti gramatikal sering dianggap kebalikan dari arti leksikal. Crystal mendefinisikan arti gramatikal sebagai arti dari struktur gramatikal. Bussman juga mendefinisikan sebagai makna yang terdapat pada elemen gramatikal atau kelas kata tertutup. Cruse menyatakan bahwa arti gramatikal tidak digunakan untuk menyebut satu macam fenomena arti saja. Menurutnya, istilah tersebut biasanya digunakan untuk: (1) arti yang terdapat dalam kategori gramatikal yang merupakan satuan analisis dalam morfologi, terutama nomina, verba, dan adjektiva. (2) arti yang dikandungi oleh elemen gramatkal, seperti afiks, preposisi, dan konjungsi. (3) arti dari konstruksi gramatikal, seperti frasa, klausa, dan kalimat. (4) arti dari fungsi sintaksis, seperti subjek, predikat, dan objek. (5) arti dari peran tematis, seperti aktor, agen, pengalam, dan pemeruntung (Subuki, 2011:47).
ADVERTISEMENT
Kemudian ada arti denotasi, merupakan spek arti dari bentuk linguistk tertentu yang mengandung ciri: (1) merupakan arti sentral atau inti, (2) menghubungkan bentuk linguistik dengan acuan objektifnya, dan (3) dapat dijadikan dasar untuk membuat pernyataan yang benar tentang dunia (Subuki, 2011:48). Adapun arti konotasi memiliki beberapa dimensi: (1) lebih luas dari arti sentral dan arti utamanya, (2) merupakan arti tambahan yang diperoleh melalui asosiasi, (3) bersifat tambahan, subjektif, emotif, dan menggambarkan sikap penggunanya. (4) dilatarbelakangi oleh pengalaman, sehingga dapat dimiliki secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat pemakai bahasa atau hanaya oleh seorang dan sekelompok orang (Subuki, 2011:50).
Selanjutnya arti literal, menurut Hartmann dan James dalam Subuki (2011:51) adalah arti dasar dari kata atau frasa yang tidak bersifat metaforis. Cruse, memberi batasan bahwa arti literal biasanya merujuk pada: (1) arti untuk menghindari kesalahan, (2) arti sumber yang digunakan untuk menderivasikan arti lainnya. (3) arti yang lebih mendasar dari arti lainnya, yakni yang lebih konkret dari yang abstrak, yang lebih familiar dari yang tidak familiar, dan yang lebih perseptual dari yang konseptual.
ADVERTISEMENT
Secara sederhana, arti nonliteral adalah kebalikan dari arti literal. Salah satu konsep yang terkait dengan arti nonliteral adalah bahasa figuratif, yang dapat diartikan sebagai pemanfaatan kata atau frasa untuk tujuan tertentu yang menghasilkan arti yang melampaui arti literalnya (Subuki, 2011:51).
Konsep lain yang juga terkait dengan arti nonliteral adalah idiom. diom merupakan gabungan kata yang artinya tidak dapat dianalisis berdasarkan konstituen yang membentuknya (Hartmann dan James dalam Subuki (2011:52).
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa istilah darting memiliki kepanjangan darah tinggi. Darah tinggi memiliki arti leksikal suatu penyakit yang disebabkan oleh tekanan darah yang naik secara tidak normal atau suatu keadaan tekanan darah yang berada di atas normal, yakni tekanan sistolik lebih tinggi dari 160 mm Hg.
ADVERTISEMENT
Jika kedua katanya dipisah, maka kata darah merujuk pada makna cairan yang terdiri atas plasma, sel-sel merah dan putih yang mengalir dalam pembuluh darah manusia atau binatang.
Adapun tinggi merupakan adverbia yang memiliki arti jauh jaraknya dari posisi bawah, atau panjang, luhur (KBBI V). Namun, makna yang dirujuk oleh istilah darting bukanlah makna secara leksikal, tetapi darah tinggi juga mengandung makna nonliteral.
Makna nonliteral ini diambil dari sebuah gejala dan atau penyebab yang ditimbulkan akibat darah tinggi. Dalam dunia kesehatan, darah tinggi juga disebut sebagai hipertensi. Salah satu penyebab hipertensi adalah stres. Stres kemudian dapat menyebabkan seseorang mudah marah.
Saat seseorang marah, ada hormon adrenalin yang melonjak. Lonjakan hormon tersebut dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang kemudian menyebabkan tekanan darah meningkat sementara saat marah. Tetapi, bukan berarti bahwa peningkatan sementara ini membuat seseorang langsung dicap sebagai penderita hipertensi (klikdokter.com).
Artinya, tidak semua orang yang marah memiliki hipertensi. Berdasarkan hal tersebut, darah tinggi dalam istilah darting merujuk pada makna marah atau kesal. Misalnya, “Aku lagi darting banget nih sama dia”, mengandung arti bahwa si aku sedang merasa kesal banget sama si dia. “Bisa diem gak? Jangan bikin saya darting deh!”, artinya si saya meminta seseorang untuk diam atau tidak mengganggunya, jangan sampai si saya marah karena ulahnya. Jadi, istilah darting sebagai bentuk bahasa gaul merujuk pada arti marah, kesal, atau emosi.
ADVERTISEMENT
Kemudian salting, merupakan akronim dari salah tingkah. Jika dipecah, salah memiliki arti leksikal tidak benar, keliru, khilaf, menyimpang dari yang seharusnya, dan luput atau tidak mengenai sasaran.
Adapun tingkah, berarti ulah atau perbuatan yang aneh-aneh atau yang tidak sewajarnya. Dari makna tersebut, jelas bahwa salah tingkah adalah suatu kondisi di mana seseorang berperilaku aneh dan tidak wajar atau menyimpang dari yang seharusnya. Hal ini sesuai dengan makna yang dimaksud dalam istilah salting. Misalnya, “kamu kok salting sih ngobrol sama dia?” Artinya, kok kamu jadi keliatan beda dan aneh sih waktu ngobrol sama dia? “Duh, gara-gara aku salting diliatin dia, aku jadi salah ambil barang”, si aku merasa bingung harus berbuat apa saat ada orang yang memperhatikannya,sampai-sampai si aku salah mengambil barang.
ADVERTISEMENT
Contoh lain, saya salting saat seseorang memandangi saya, saya yang awalnya hendak memakan sesuatu, tidak jadi dan malah mencari-cari sesuatu yang bisa di mainkan atau untuk sekadar mengalihkan perhatian.
Hal tersebut yang justru membuat tingkah saya kikuk dan aneh. Biasanya orang yang salting merasa bingung harus melakukan apa dan harus bagaimana. Karena kebingungannya itu, ia justru terlihat aneh dan malah tidak fokus yang menyebabkan ia melakukan hal-hal yang tidak wajar. Jadi, istilah salting atau salah tingkah merujuk pada makna tingkah laku yang tidak wajar atau menyimpang dari yang seharusnya.
Demikianlah pemaparan saya tentang istilah darting dan salting, yang dikira bahasa asing, rupanya sebuah akronim. Bahasa memang selalu unik dan menarik.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia V Luring. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Mayasari, Kartika. Kenapa Penderita Tekanan Darah Tinggi Mudah Marah?. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2979710/kenapa-penderita-tekanan-darah-tinggi-mudah-marah
Setiawati, R. D. 2020. Penggunaan Bahasa Gaul di Lingkungan SMA.
Subuki, Makyun. 2011. Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa. Jakarta: Transpustaka