Dibalik Peliputan 40 Jam Kerusuhan di Rutan Mako Brimob

Fadjar Hadi
Asisten Redaktur kumparan
Konten dari Pengguna
11 Mei 2018 14:35 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadjar Hadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi telah meredam kerusuhan yang terjadi di Rutan Mako Kelapa Dua Brimob, pada Kamis (10/5) lalu, yang melibatkan anggota Polri dan narapidana teroris. Polisi membutuhkan waktu hampir selama 40 jam untuk meredam kerusuhan itu.
ADVERTISEMENT
Terbongkarnya insiden itu, pertama kali didengar oleh para wartawan pada Selasa (8/5) malam dengan beredarnya sebuah pesan singkat yang mengatakan telah terjadi kerusuhan di Rutan Mako Kelapa Dua Brimob, Depok yang mengakibatkan adanya korban jiwa. 
Ada beberapa redaktur dan asred yang pada saat itu langsung mengubungi saya sedang liputan di kediaman Airlangga Hartanto di Widya Chandra, Jakarta Selatan. Mereka meminta bantuan untuk mencarikan konfirmasi mengenai kebenaran berita itu.
Namun sayang, saat itu, tidak ada pihak Polri yang mau buka suara terkait insiden itu. Bahkan, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Bintoro saat dikonfirmasi oleh kumparan pada Selasa malam sekitar pukul 22.00 WIB, mengatakan bahwa kabar itu adalah hoax. 
ADVERTISEMENT
Selain itu, seluruh pejabat utama mulai dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya hingga Polres enggan ada yang berkomentar terkait insiden itu. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengaku saat itu tengah berada di Surabaya untuk memantau soal bawang ilegal sehingga ia tidak sempat memonitor kejadian di Mako Brimob. 
Tepat dalam situasi simpang siur itu ada kabar Mabes Polri akan melakukan konpers terkait insiden itu. Saya pun langsung digeser menuju ke Mabes Polri. Beberapa waktu menunggu di Mabes, ternyata saya belum mendapatkan kepastian kapan konpers akan digelar. Diketahui para pejabat Mabes sedang tidak ada ditempat.
Menunggu kepastian konpers, saya terus mencoba menkonfirmasi kebernaran berita itu. Mulai dari Wakapolri, Kapolda Metro, Kadiv Humas Polri, Karo Penmas Mabes Polri bahkan Kakor Brimob terus saya teror melalaui sambungan telfon. Namun tidak ada jawaban dari mereka.
ADVERTISEMENT
Di malam yang sama, tepatnya sekitar pukul 23.00 WIB, akhirnya Karo Penmas Polri Brigjen M Iqbal membenarkan adanya peristiwa kerusuhan itu. Namun, ia belum dapat menjawab penyebab dari peristiwa itu dan mengatakan akan segera meninjau lokasi kejadian.
Setelah Iqbal menyatakan akan melakukan konpers, Setyo baru membalas pesan WA saya. Ia mengatakan silahkan hubungi Iqbal untuk informasi lebih lanjut.
Rabu (9/5) dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB usai meninjau lokasi Iqbal langsung memberikan pernyataan terkait insiden itu. Ia menegasakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. 
"Ada beberapa korban luka. Baik dari petugas ya, tapi lukanya tidak serius," kata Iqbal dilokasi, Rabu (10/5).
"Ada dugaan tahanan ribut dengan petugas. Saat ini, kami sedang melakukan tindakan-tindakan kepolisian baik soft approach, maupun tindakan-tindakan lain," lanjutnya. 
ADVERTISEMENT
Pagi harinya, sekitar pukul 09.00 WIB para wartawan kembali mendapatkan informasi perkembangan kerusuhan di Mako Brimob. Diduga beberapa anggota Densus 88 disandera oleh para napi. 
Selain itu, beredar kabar bahwa para napiter di rutan Polda Metro Jaya sempat berusaha merusuh selang beberapa jam kejadian di Mako Brimob. Namun hal itu dibantah olen Dir Tahti Polda Metro Jaya AKBP Barnabas. 
Kebetulan saya yang berjaga di Polda Metro Jaya berpapasan dengan Barnabas. Saat itu juga saya menanyakan kebenaran mengenai informasi kerusuhan di rutan Polda Metro Jaya.
"Tidak ada kerusuhan, napi disini aman terkendali. Kemari sempat ada upaya provokasi yaitu terikan takbir oleh para napi tetapi situasi sudah kondusif dan pengamanan kita perketat," kata Barnabas. 
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 10.30 WIB, para wartawan mendapatkan informasi nama-nama anggota Densus 88 yang terluka akibat kejadian itu. Total ada empat anggota yang menjadi korban.
"Mereka diserang oleh napi yang kabur dari selnya. Saat itu mereka masuk ke ruang penyidik yang tengah melakuka hmm BAP, lalu menyerang dan merampas beberapa senjata yang ada disana," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono. 
Argo juga mengatakan beberapa napi yang diduga merupakan provokator itu mengajak napi lainnya untuk membuat kerusuhan dari blok C dan B. Sempat beredar kabar bahwa napi itu minta dipertemukan oleh seorang napiter Aman Abdurrahman pelaku bom Thamrin, namun hal itu tidak terkonfirmasi. 
Sejatinya, saat itu Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis akan melakukan pertemuan dengan para netizen. Dikarenakan ada peristiwa kerusuhan di Mako, Idham batal mengisi acara itu dan diwakilkan dengan Argo.
ADVERTISEMENT
Beredar kabar sekitar pukul 12.00 WIB, Idham pergi menuju Mako Bimob untuk meninjau lokasi. Dalam kunjugan itu Idham dikabarkan turut membantu Polri untuk melakukan pendekatan kepada para napiter yang tengah merusuh dan menguasai tiga blok rutan Mako Brimob. 
Seperti biasa, saat Polda lenggang, saya diminta untuk tetap memantau perkembangan di Mako Brimob. Namun, hal itu bukan berarti saya melepaskan kewajiban saya untuk menaikan berita-berita yang ada di Polda Metro Jaya.
Sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, dikabarkan ada enam orang tewas akibat kejadian itu. Lima merupakan anggota Densus 88 dan satu seorang napiter JAD bernama Beni Samsu yang ditangkap di Jambi pada 24 Oktober 2017. Keenam jenazah itu langsung dibawa ke RS Polri. 
Menkopolhukam Wiranto langsung memanggil sejumlah pejabat tinggi keamanan mulai dari Kepala Badan Inteljen Negara (BIN) Budi Gunawan, Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto. Pertemuan itu dilaksanakan di Gedung Menkopolhukam.
ADVERTISEMENT
Wiranto mengatakan kejadian itu merupakan kejadian urgen karena sudah ada korban terbunuh. Ia juga enggan memberikan informasi dan langkah yang akan dilakukan pemerintah kedepan untuk menghadapi insiden itu. 
"Ya kalau sudah selesai kita ekspose. Kan sudah ada yang terbunuh, ya urgent lah," kata Wiranto. 
Pada saat yang sama, kumparan masih terus mencoba menghubungi Wakapolri Komjen Syafruddin untuk meminta konfirmasi dan keterangan dari Mabes terkait insiden itu. Namun Syarfruddin belum bisa diminta keterangan. Belakangan diketahui Syafuddin tengah mendampingi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Riau. 
Di Mako Brimob, Iqbal kembali melakukan konferensi pers terkait gugurnya lima anggota Polri itu. Ia juga mengatakan para anggota yang gugur itu mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa. Selain itu, ia mengatakan bahwa polri masih terus berupaya melakukan pendekatan soft approach kepada para napiter untuk segera mengakhiri kejadian itu. 
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah detik ini masih terkendali karena kami mengedepankan persuasif yaitu negosiasi kepada para tahanan. Kita terus negosiasi agar jangan ada last resort dalam artian upaya kepolisian," ucap Iqbal.
Iqbal juga mengatakan dalam situasi itu, napi lain dalam kondisi aman termasuk kondisi Ahok. Sebab dia berada dilokasi yang berbeda dengan para napi teroris yang membuat kerusuhan. Namun, Iqbal mengatakan ada satu anggota Densus 88 bernama Bripka Iwan Sarjana masih disandera oleh para napi. 
Dalam situasi genting ini, pantauan kumparan dilokasi nampak beberapa personel TNI dikerahkan menuju Mako Brimob. Bahkan Pangdam Jaya Mayjen TNI Joni Supriyanto pukul 16.00 WIB mendatangi langsung Mako Brimob. Kedatangan Joni menurut Kapendam Kolonel Cristome Sianturi bukan berarti TNI mencampuri masalah ini. 
ADVERTISEMENT
"Kodam belum menadapatkan permintaan bantuan dari Polri. Namun pada dasarnya Kodam Jaya stand by apabila ada permintaan dari Polri sesuai tugas pokok TNI untuk OMSP sesuai UU Nomor 34 tahun 2004," kata Cristome. 
Menjelang malam hari, kumparan mendaptkan informasi bahwa Kapolri Jenderal Tito Karnavian memutuskan mempercepat kepulangan dari kunjugan kerja di Yordania, seharusnya Tito baru akan pulang pada Kamis (10/5). Tito juga dikabarkan dari Yordania terus memantau kejadian ini dan memberikan perintah kepada Wakapolri dan jajarannya untuk segera menyelesaikan kerusuhan di Mako Brimob. 
kumparan kembali mendapatkan informasi dari penyidik forensik RS Polri sekitar pukul 20.00 WIB mengenai hasil autopsi lima anggota Densus 88 yang gugur. Berdasarkan hasil autopsi, kelima anggota itu dibunuh dengan cara yang sadis dengan luka tembak dan bacok dibeberapa bagian tubuh mereka.
ADVERTISEMENT
Kelima jenazah itu setelah diautopsi langsung dibawa menuju rumah duka masing-masing. Setibanya dirumah duka, para keluarga menyambut dengan peti jenazah berbalut bendera merah putih itu dengan suasana haru dan isak tangis. 
Hari semakin malam, kondisi di rutan Mako Brimob masih tidak menentu. Beredar isu bahwa para napi telah menguasai seluruh rutan di Mako Brimob. Namun hal itu dibantah oleh Iqbal. Menurutnya situasi dan kondisi di Mako Brimob sampai malam ini masih kondusif dan dibawah kendali Polri. 
Selain itu, ada Iqbal mengatakan satu anggota Densus 88 bernama Bripka Iwan Sarjana masih disandera oleh para napi. Disaat yang sama, kumparan mendapatkan rekaman suara Iwan yang ada di dalam rutan. Berdasarkan suara itu, Iwan seperti tengah diinterograsi oleh para napi. Iwan, diakhir rekaman terdengar sempat mengucapkan kalimat shalawat
ADVERTISEMENT
Menjelang pergantian hari atau sekitar 25 jam kerusuhan di Mako Brimob, kumparan mendapatkan informasi rencana dari Polri. Disebutkan bawa Polri akan mengambil tindak tegas yaitu last resort atau penyerbuan. Rencananya hal itu akan dilakukan pada Kamis (10/5) menjelang subuh.
Penugasan untuk hari Kamis keluar, saya saat itu ditugaskan untuk menjaga Mako Brimob bersama dengan Ainul. Kami diminta untuk siaga sejak subuh untuk mengantisipasi serbuan yang akan dilakukan oleh Polri.
Kabar mengejutkan muncul pada Kamis dini hari sekitar pukul 00.00 WIB. Setelah 27 jam disandera oleh para napi, Bripka Iwan Sarjana akhirnya dibebaskan. Berdasarkan foto yang beredar, nampak kondisi Iwan cukup memprihatinkan dengan kondisi wajah lebam penuh luka. 
Setyo membenarkan pembebasan Bripka Iwan oleh para napi. Ia mengatakan usai dibebasakan Iwan langsung dibawa ke RS untuk mendapatkan perawatan. Salaib itu ia menegaskan masih terus melakukan upaya persuasif terhadap para napi yang menguasai rutan mako brimob. 
ADVERTISEMENT
kumparan yang telah bersiaga selama 30 jam lebih di lokasi masih menunggu kebenaran informasi penyerbuan. Sampai pukul 04.00 WIB, masih belum nampak adanya tanda-tanda Polri akan menyerbu para napi. 
Sembari menunggu kepastian jam penyergapan, saya yang sudah berada dilokasi sejak pukul 04.00 WIB memutuskan untuk tidur sejenak di sekitar Halte Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Sebelum tiba di Mako Brimob, beberapa kali kali saya sempat tersesat dijalan. Hal itu dikarenakan jalur yang ada disekitar Mako Brimob ditutup oleh anggota yang bersiaga. Bahkan saya sempat diusir oleh seorang petugas piket Brimob agar tidak mendekati daerah Mako.
Kejadian itu tentu sempat membuat emosi saya mencuat. Namun, saya berusaha memaklumi apa yang para anggota Brimob itu rasakan karena kejadian
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 06.00 WIB saya mulao berkeliling melihat sekitar Mako Brimob. Nampak pengamanan disekitar Mako Brimob semakin diperketat. Beberapa personel Polri bersiaga dengan menggunakan senjata lengkap. Beberapa kendaraan taktis keluar masuk Mako Brimob.
Akhirnya sekitar pukul 07.15 WIB, terdengar suara dentuman keras dari dalam Mako Brimob sebanyak lima kali. Hal itu sepertinya menandakan bahwa sepertinya operasi sergap mulai berlangsung.
Suasana disekitar Mako mendadak tegang. Beberapa waraga terlihat panik mendegar suara dentuman itu. Walaupun saya merasakan hal yang sama, tapi saya berusaha untuk tetap tenang dan melaporkan kejadian itu kepada redaksi.
Syafruddin mengatakan, suara dentuman itu merupakan puncak dari kerusuhan di Mako Brimob. Ia menegaskan operasi telah berakhir. Para napi memutuskan untuk menyerah tanpa syarat.
ADVERTISEMENT
Beberapa menit setelah terdengar dentuman, kumparan mendapatkan informasi bahwa operasi soft approach yang dilakukan Polri kepada para napiter berjalan dengan sukses. Operasi yang dijalankan oleh Kapolda Metro Jaya, Kakor Brimob, dan Kadensus 88 dibawah kendali Kapolri dan Wakapolri telah berhasil meyakinkan para napi untuk menyerah tanpa syarat, tidak ada korban tambahan juga dalam operasi itu. 
Disaat yang sama, setelah terdengar suara dentuman, beberapa rombongan bis keluar dari Mako Brimob. Belakangan diketahui bis itu membawa rombongan napi yang telah menyerah ke Rutan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. 
"Kebetulan bertepatan di kompleks Mako Brimob, yang dilakukan oleh seluruh tahanan teroris berjumlah 156 tahanan. Melakukan penyanderaan terhadap 9 anggota Polri. Operasi dinyatakan selesai pukul 07.15 dan kami memerintahkan agar napi menyerah tanpa syarat," kata Syafruddin. 
ADVERTISEMENT
"Kami tegaskan kami tidak bernegosiasi. Kami memberikan ultimatum kepada para napi untuk segera menyerahkan diri tanpa syarat. Kami telah memberikan waktu sampai dengan sebelum fajar. Jika tidak kita akan serbu para napi itu. Tapi pada akhirnya mereka menyerah. Hanya 10 orang yang menyatakan enggan menyerahkan diri," lanjut Syafruddin. 
Syafruddin juga menegaskan bahwa ia bertanggung jawab penuh atas peristiwa ini. Ia mewakili Polri mengucapkan permohonan maaf kepada masyarakat atas kejadian yang menjadi sorotan nasional bahkan dunia. Polri juga berbelasungkawa terhadap lima anggota yang gugur. 
kumparan sebelum Syafruddin menggelar konpers, berkesempatan untuk melihat secara langsung situasi di Mako Brimob setelah operasi. Nampak lokasi di Mako Brimob terlihat berantakan, beberapa garis polisi masih dipasang di sekitar rutan, selain itu beberapa botol bekas aqua dan bekas pembakaran di rutan terlihat dengan jelas.
Namun, ada satu pemandangan menarik ketika para awak media masuk kedalam Mako Brimob. Setyo langsung dimarahi oleh Kakor Brimob Irjen Rudi Sufahriadi karena membawa media masuk. Menurutnya saat itu situasi masih rawan dan genting. Membawa media merupakan suatu pelanggaran.
ADVERTISEMENT
Terdengar dengan jelas Rudy meminta agar Setyo bersama divisi Humas agar para media disuruh keluar dari Mako. Namun Setyo nampak tenang dan santai menanggapi teguran Rudy itu.
Setelah kejadian di Mako Brimob diredam, suasana di sekitar lokasi berangsur kondusif. Jalan Komjen M Jasin yang sempat ditutup akhirnya dibuka kembali. Namun tetap, penjagaan ketat tetap dilakukan oleh beberapa anggota Brimob. Polisi juga langsung melakukan olah TKP dilokasi. 
Sebelum pulang, Iqbal kembali menegaskan bahwa penyebab kerusuhan yang terjadi pada Selasa sekitar pukul 18.30 WIB, karena dipicu oleh masalah makanan. Saat itu seorang tahanan bernama Wawan, menayakan makanan yang diantar oleh keluarganya. Lebih lanjut, ia mengatakan ada sebanyak 145 tahanan yang langsung dipindah ke Nusakambangan. Sementara 10 orang lain yang sempat melawan masih ditahan di Mako Brimob untuk diminta keterangan. 
ADVERTISEMENT
Hal itu berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan oleh Syafruddin. Syafruddin mengatakan penyebab kerusuhan itu dikarenakan over capacity. 
Perbedaan pernyataan para pejabat Polri dalam menanggapi kerusuhan ini bukan sekali saja terjadi. Baik Iqbal, Setyo dan Syafruddin mempunyai pernyataan yang berbeda dalam kasus ini. Iqbal mengatakan polisi melakukan proses negosiasi kepada para napi, Setyo mengatakan polisi menggunakan proses persuasif. Sementara Syafruddin menegaskan tidak ada negosiasi dalam kasus ini. Akan tetapi, pihaknya memberikan ultimatum kepada para napi untuk segera menyerahkan diri. 
Hal itu memicu pertanyaan dari para wartawan mengenai kejadian ini. Bagaimana mungkin institusi Polri saling berbeda suara dalam menanggapi kasus ini. Muncul dugaan adanya konflik para Jenderal dalam kasus ini. Alasanya kerusuhan napi yang hanya disebabkan oleh makanan, dirasa tidak logis.
ADVERTISEMENT
Namun kendati demikian, Polri menegaskan akan terus memberikan perkembangan lanjut terkait kerusuhan ini. Termasuk beberapa senjata yang polisi temukan usai melumpuhkan dan menggeledah para napi.