Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kegiatan Wanita dalam Mendongkrak Perekonomian dan Taraf Hidup
13 November 2022 21:50 WIB
Tulisan dari Fadjroel Falah Akbar Sam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kita sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial sudah pasti memiliki keluarga dalam hidup kita masing-masing. Pengertian keluarga sendiri pada dasarnya adalah sekelompok atau sekumpulan manusia yang dihubungkan oleh darah, perkawinan atau adopsi (WHO). Pengertian keluarga lain yang dikemukakan oleh Duvall yakni, keluarga juga disebut sebagai kelompok pihak terkait seperti perkawinan, adopsi dan hubungan kelahiran. Tujuan terdapat keluarga adalah untuk menciptakan dan memelihara budaya bersama, keanggotaan sosial serta emosional, dan promosi perkembangan mental dan fisik. Sementara itu, keluarga juga memiliki sebuah fungsi dalam menjalankan aktivitasnya. DeFrain, John, Asay, dan Olson menggambarkan fungsi keluarga mengacu pada peran yang dimainkan anggota keluarga dan sikap serta perilaku yang ditunjukkan dalam berurusan dengan anggota keluarga.
ADVERTISEMENT
Keluarga sudah pasti memiliki anggota-anggota di dalamnya yang memiliki peran, fungsi, serta tugasnya masing-masing. Pada umumnya, sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak dimana peran ayah dan ibu lah yang paling penting. Biasanya ayah bertugas sebagai pemimpin serta mencari nafkah untuk kebutuhan hidup keluarga dan ibu bertugas menangani rumah tangga. Namun pada beberapa keluarga, ibu juga ikut berperan sebagai pencari kebutuhan hidup, baik dengan bekerja maupun berdagang, sehingga ibu berperan ganda sebagai pengurus rumah tangga serta mencari nafkah kebutuhan hidup keluarga. Salah satu alasan ibu mencari nafkah ialah karena ibu ingin memiliki penghasilan tambahan demi taraf hidup keluarga yang lebih baik.
Pada saat ini, banyak wanita termasuk ibu yang memiliki peran pencari nafkah dalam keluarga mereka. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diambil pada tahun 2020, sebanyak 50,70 juta penduduk usia 15 tahun ke atas adalah perempuan yang memiliki pekerjaan. Jumlah ini juga mengalami kenaikan, pada tahun 2021 angka tersebut bertambah 1,09 juta sehingga menjadi 51,79 juta penduduk perempuan usia 15 tahun keatas yang memiliki pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Dari data tersebut, paling banyak para perempuan memiliki pekerjaan sebagai tenaga usaha penjualan, yaitu sebesar 27,55 dari total banyaknya perempuan yang bekerja pada tahun 2020. Begitu juga pada tahun 2021, pekerjaan yang paling banyak ditekuni oleh perempuan Indonesia adalah sebagai tenaga usaha penjualan sebesar 28,6 dari perempuan yang memiliki pekerjaan. Adapun, dari beberapa dari mereka adalah seorang ibu rumah tangga.
Ibu yang melakukan pekerjaan, tentunya akan menjadi lebih produktif dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat mereka lakukan bersamaan dengan mengurus rumah tangga. Ibu yang memiliki pekerjaan juga dapat sekaligus membantu perekonomian keluarga dan taraf hidup keluarga mereka.
Dalam meningkatkan produktivitas usaha ibu rumah tangga ini, penting bagi pemerintah untuk dapat memfasilitasi kegiatan pelatihan yang membantu mengasah keterampilan maupun potensi diri para wanita agar dapat melakukan usaha yang dapat menjadi nilai ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Salah satu program yang dilaksanakan pemerintah khususnya di provinsi Jawa Tengah dalam rangka pengentasan kemiskinan yaitu kegiatan pemberdayaan perempuan yang bekerja sama dengan Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) dengan cara pembekalan pelatihan keterampilan. Program kegiatan pembekalan keterampilan wanita ini secara khusus dilakukan dengan tujuan pemanfaatan potensi lokal yang ada. Kegiatan pembekalan ini dilakukan di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Desa Bantarbolang, Ketro, dan Batur.
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kegiatan pelatihan ini menyesuaikan potensi lokal yang ada di masing-masing daerah. Di Desa Bantarbolang, Kota Pemalang para wanita sekitar diajarkan terkait pemberdayaan rambutan dengan pelatihan membuat sirup rambutan. Hal ini karena banyaknya ditemukan tanaman rambutan di desa tersebut, alasan lainnya ketika memasuki musimnya warga Desa Bantarbolang memanen buah rambutan secara massal hingga mengakibatkan turunnya harga jual rambutan di pasaran. Lain halnya di Desa Kebon Batur, Para wanita ibu rumah tangga diberi pembekalan dalam pemberdayaan kunyit kering, sehingga para wanita dapat mengolah kunyit kering ini hingga memiliki nilai jual yang tinggi. Lalu untuk di Desa Ketro Sagen diselenggarakan pembekalan dalam mengolah ikan tawar.
Cukup beruntung para wanita di Provinsi Jawa Tengah tersebut karena telah mendapatkan pembekalan keterampilan, pemberian modal, pengarahan dan pembekalan ilmu bisnis, dan lainnya. Dimana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perekonomian. Tetapi kegiatan ini ternyata belum tersebar secara merata di daerah di Indonesia, dimana banyak keluarga atau seorang wanita yang mesti menafkahi keluarganya masih dilanda kemiskinan dan sulit untuk mencari pekerjaan ataupun membuka usaha. Maka dari itu diperlukan peran pemerintah yang lebih luas lagi dan lebih mendalam terkait adanya kegiatan seperti ini, karena hasil dari kegiatan ini sangat berguna bagi mereka, masyarakat juga negara.
ADVERTISEMENT
Kehidupan pekerja perempuan atau istri yang bekerja di Badan Kerjasama Organisasi Perempuan (BKOW) di Jawa Tengah, mereka adalah perempuan dan memiliki status dwiguna atau peran ganda. Selain sebagai ibu rumah tangga, ia juga menjadi pencari nafkah tambahan bagi keluarga. Peran wanita dalam keluarga disini perlu didukung semaksimal mungkin karena wanita tidak bekerja hanya untuk keluarga saja, tetapi dengan kemampuannya ataupun bakat yang dimiliki oleh setiap wanita yang berasal dari lahir ataupun dengan latihan yang dilakukan, potensi wanita disini tidak kalah unggul dari seorang laki-laki. Dengan itu kepala keluarga harus memaklumi dan bahkan harus mendukung jika istrinya ingin meningkatkan taraf hidup untuk keluarganya. Semua anggota keluarga juga harus mengerti atas hal tersebut. Peran pemerintah disini dibutuhkan untuk mendukung wanita yang kurang berdaya di rumah dan hanya mengandalkan kepala keluarga saja. Pemerintah perlu memberikan program yang terstruktur dengan baik untuk memberdayakan wanita agar bisa meningkatkan taraf hidup setiap keluarga di negara ini. Tidak hanya sebatas pemberian ide-ide saja, tetapi alangkah lebih baiknya pemerintah bisa memberikan modal untuk kegiatan pemberdayaan wanita agar kemampuan yang dimiliki oleh para wanita bisa tersalurkan dengan baik sehingga tercipta masyarakat yang sejahtera dengan taraf hidupnya yang lebih baik.
ADVERTISEMENT