Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Harga Dibalik Sebuah Giveaway: Sisi Lain dari Konten Berbagi
10 Oktober 2024 9:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fadlun Nawal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita semua tentunya sudah sering mendengar tentang giveaway. Belakangan ini di platform media sosial manapun, konten giveaway, bagi-bagi duit, dan yang sejenisnya terus membanjiri beranda kita. Giveaway atau konten berbagi adalah sebuah event di mana seseorang membagikan hadiah barang ataupun uang secara cuma-cuma. Hadiahnya pun bervariasi, mulai dari skincare, barang elektronik, sampai uang tunai jutaan rupiah.

Ada beragam alasan seseorang membuat konten ini. Yang paling umum biasanya sebagai rangka untuk merayakan sesuatu, seperti ulang tahun sebuah brand dan lain-lain. Dengan begitu, mereka bisa mempromosikan produk brand mereka. Ada juga yang memang berniat untuk menyebarkan tren kegiatan positif dengan berbagi ke sesama. Dengan membuat konten berbagi, diharapkan masyarakat bisa menjadi lebih bersyukur dan peduli terhadap orang lain.
ADVERTISEMENT
Sekilas, konten giveaway terlihat memiliki banyak manfaat. Namun di sisi lain, konten-konten semacam ini sebenarnya memiliki efek dan dampak negatif yang mengkhawatirkan bagi masyarakat. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Menormalisasi 'Mental Pengemis'
Salah satu dampak utama yang paling jelas adalah mental meminta-minta yang kita lihat dalam diri masyarakat. Kita melihat sendiri bagaimana anak-anak generasi sekarang mudah sekali untuk meminta hadiah kepada orang asing yang baru ditemuinya. Ironisnya, bahkan orang dewasa pun ada yang tanpa rasa malu 'mengemis' di kolom komentar media sosial untuk mendapatkan hadiah.
Fenomena ini tentunya menjadi bukti nyata dari dampak konten giveaway yang semakin marak. Ketika orang sering terpapar dengan kesempatan mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma, lama kelamaan mereka akan melihat itu sebagai hal yang biasa. Seseorang kemudian akan merasa nyaman dengan posisi sebagai "penerima" sehingga terciptalah kebiasaan bergantung kepada orang lain.
ADVERTISEMENT
2. Menyuburkan Rasa Malas
Rasa malas ini masih merupakan kelanjutan dari masalah mental pengemis di atas. Dalam acara giveaway, seseorang berkesempatan mendapatkan hadiah hanya dengan mengikuti syarat-syarat yang relatif mudah. Hal ini bisa berkembang menjadi mindset bahwa tak perlu usaha keras untuk mendapatkan sesuatu. Inilah yang kemudian menyebakan orang-orang menjadi lebih malas untuk berusaha mencapai keberhasilan melalui kerja keras dan usaha sendiri.
3. Eksploitasi Emosi untuk Kepentingan Marketing
Di atas sudah disinggung tentang alasan-alasan konten giveaway diadakan. Namun, ironisnya yang terjadi sekarang adalah konten giveaway malah dijadikan tempat untuk berbisnis bagi sebagian orang. Dengan memanfaatkan harapan dan rasa ingin memiliki seseorang, atensi masyarakat akan dengan mudah didapatkan. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan popularitas juga profit yang menguntungkan.
ADVERTISEMENT
4. Mengaburkan Pesan Sosial yang Positif
Ketika giveaway menjadi sorotan, pesan-pesan positif tentang rasa syukur, kepedulian, dan nilai-nilai lainnya menjadi terabaikan. Masyarakat lebih fokus pada hadiah yang bisa didapat daripada isu-isu penting seperti kesenjangan sosial yang sebenarnya lebih memerlukan perhatian.
Kesimpulan
Konten giveaway memang punya daya tarik dan kesenangannya sendiri. Namun, ada beberapa dampak negatif yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku konten giveaway terkait dampak yang bisa terjadi. Dengan begitu, masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dengan lebih bijak dan para content creator bisa lebih aware dalam merancang konten-konten mereka.