Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
'SUNMORI’ Menengok Eloknya Pemandangan Tawangmangu di Era New Normal
28 Oktober 2020 19:32 WIB
Tulisan dari Fadya Nur Azha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tawangmangu - Sunday Morning Ride (SUNMORI) merupakan kegiatan yang sangat digemari anak muda di zaman sekarang. Namun, karena adanya kendala selama beberapa bulan yaitu masa pandemi virus Covid-19 atau virus corona yang belum juga usai membuat masyarakat merasa bosan untuk selalu berada dirumah.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini tentu saja mempengaruhi para komunitas motor yang sering mengagendakan sunmori disetiap minggunya, tidak sedikit juga sudah ada beberapa komunitas motor yang melakukan kegiatan sunmori di tengah pandemi ini. Karena sudah ada himbauan dari pemerintah ingin memasuki era new normal dengan syarat tetap selalu mematuhi protokol kesehatan.
Sekelompok mahasiswa rantau yang ingin berjalan – jalan di tempat dimana ia menuntut ilmu. Kota Solo sangat terkenal dengan suatu tempat yang menawarkan ke elokann alamnya yang begitu hijau dan segar, karena di kelilingi dengan lereng gunung yang dijadikan masyarakat sekitar sebagai lahan pertanian dan menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Tawangmangu. `
Salah satu mahasiswa rantau, Syarwani Fikri atau sering dipanggil mas Fik, mengatakan, rutinitas sunmori di Tawangmangu sangat ramai. Dan tidak hanya dikunjungi oleh mahasiswa solo saja, tetapi banyak sekali komunitas motor dari berbagai daerah, seperti mahasiswa dari kota Yogyakarta. Mereka rela menempuh perjalanan yang cukup jauh yaitu 2-3 jam hanya untuk melihat keindahan alam yang ada di Tawangmangu.
ADVERTISEMENT
“Di era new normal ini, saya dan teman – teman mecoba sunmori di sini. Sangat ramai dan semua pengunjung maupun masyarakat asli disini sudah menerapkan protokol kesehatan, contohnya menyediakan tempat cuci tangan sebelum memasukki warung makan,” Ujar salah satu mahasiswa rantau yang sedang duduk menikmati pemandangan di atas motornya, Minggu (26/10/2020).
Fikri mengaku, ia dan teman – teman tetap menaati protokol kesehatan yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
“Saya dan teman – teman menggunakan masker, handsanitizer, jaga jarak dan membawa bekal makanan maupun minuman dari rumah juga. Jadi menghindari adanya kontak dengan teman maupun orang lain secara langsung, terkecuali mepet ya kita membeli di warung yang ada disepanjang jalan Tawangmangu. Hitung – hitung menambah pendapatan masyarakat sekitar yang terkena dampak pandemi,” katanya.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan para mahasiswa yang gencar ingin sunmori, beda dengan hal nya pemilik warung yang berjualan disepanjang jalan di Tawangmangu sangat senang karena tempatnya kembali ramai. Setelah sekitar 5 bulan tidak beroperasi berjualan karena adanya PSBB, sehingga hal ini menyebabkan tidak adanya pengunjung.
“Alhamdulillah kembali ramai, karena saat belum adanya new normal kami menutup tempat makan ini selama berbulan – bulan. Tentu saja ini mempengaruhi perekonomian kami yang hanya bergantung dengan hasil panen pertanian dan warung,” jelas bu Siti, salah satu masyarakat asli Tawangmangu.
Kini Tawangmangu sangat ramai yang mengharuskan pihak kepolisian pun ikut turun ke jalan dikarenakan kemacetan yang di akibatkan para komunitas motor di sekitar kota solo, yang mengunjungi Tawangmangu sebagai tempat untuk sunmori.
ADVERTISEMENT