Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengrajin Songkok Gresik, Kekhawatiran Pada Penerus yang Beralih Profesi
27 November 2024 6:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fadya Majida Az-Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Songkok Gresik- terkenal dengan kualitas dan keunikan desainnya, telah menjadi identitas daerah sekaligus sumber penghidupan bagi banyak pengrajin. Salah satunya di kampung songkok Kemuteran, Gresik.
ADVERTISEMENT
Menurunnya Minat Pengrajin Muda
Di temui di kediamannya Pak Khoirul Jayadi sebagai ketua RT mengatakan bahwa profesi sebagai pengrajin songkok kian kehilangan daya tariknya bagi generasi muda.
Perubahan ini bukan tanpa alasan. Kerajinan songkok memang membutuhkan kesabaran dan ketelitian tinggi. Pengrajin harus bekerja berjam-jam untuk menghasilkan satu songkok berkualitas, sementara upah yang didapat sering kali tak sebanding dengan jerih payah mereka. Di sisi lain, produk impor yang lebih murah dan mudah didapatkan membuat songkok lokal sulit bersaing. Generasi muda yang tumbuh di era globalisasi pun cenderung melihat pekerjaan ini sebagai sesuatu yang usang dan kurang prestise.
Banyak di antara mereka yang lebih memilih profesi modern seperti bekerja di sektor industri, teknologi, atau layanan digital yang menjanjikan pendapatan lebih stabil dan prestise yang lebih tinggi. Pandangan ini bukan tanpa alasan. Kerajinan songkok sering kali dianggap pekerjaan yang melelahkan, kurang menjanjikan, dan terbatas pada lingkup tradisional.
ADVERTISEMENT
Padahal, para pengrajin senior yang saat ini masih bertahan mengeluhkan bahwa kehilangan regenerasi ini akan berdampak besar pada kelangsungan tradisi.
ujar salah satu pengrajin yang telah berkecimpung dalam bisnis songkok selama lebih dari 15 tahun.
Langkah dan Antisipasi Masyarakat
Namun, kekhawatiran ini bukan sekadar masalah pilihan profesi. Hal ini juga mencerminkan kurangnya apresiasi terhadap budaya lokal. Tradisi kerajinan songkok, yang seharusnya menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat Gresik, perlahan tergeser oleh produk massal yang lebih praktis. Di tengah tantangan ini, upaya untuk menjaga keberlanjutan kerajinan songkok menjadi semakin mendesak.
Beberapa langkah telah dilakukan, seperti mengadakan pelatihan bagi generasi muda dan pameran kerajinan untuk memperkenalkan songkok Gresik kepada pasar yang lebih luas. Namun, hasilnya belum memuaskan. Pak Khoirul Jayadi dan pengrajin lainnya berharap ada inovasi yang bisa membuat kerajinan ini relevan kembali. Misalnya, mengembangkan desain songkok yang lebih modern dan sesuai dengan selera anak muda, atau memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produk mereka secara lebih luas.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, edukasi tentang pentingnya melestarikan budaya lokal juga perlu digencarkan. Anak-anak muda perlu disadarkan bahwa melestarikan kerajinan songkok bukan hanya soal mempertahankan pekerjaan, tetapi juga menjaga identitas dan warisan leluhur. Jika tidak ada yang peduli, tradisi ini mungkin hanya akan tinggal cerita, tersimpan dalam museum sebagai bagian dari masa lalu.
Songkok Gresik adalah bukti keindahan dan kearifan lokal yang tak ternilai. Di tengah derasnya arus modernisasi, menjaga keberlanjutan kerajinan ini adalah tanggung jawab bersama, baik masyarakat, pemerintah, maupun generasi muda. Jangan biarkan tradisi yang penuh makna ini hilang ditelan waktu. Sebab, kehilangan songkok Gresik bukan hanya kehilangan sebuah kerajinan, tetapi juga kehilangan ciri khas kota Gresik.
Temukan kisah lengkap bisnis ekonomi syariah warga kampung songkok Gresik melalui link video dibawah ini.
ADVERTISEMENT
Informasi Penulis
Nama Pengirim: Fadya Majida Az-Zahra
Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.