Konten dari Pengguna

Kontribusi Ekonomi Digital Ternyata Memble

Fahbi Hidayanto
Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan
22 Maret 2022 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fahbi Hidayanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Presiden Indonesia menargetkan kontribusi ekonomi digital mencapai 18 persen PDB pada tahun 2030 target dipatok karena kontribusi dari sektor ini masih kecil sekitar 4% dari PDB kita harus berlari lebih cepat lagi, sehingga tahun 2025 kita bisa kuasai sekitar 40 persen dari total potensi ekonomi digital ASEAN dan 2030 ekonomi digital Indonesia bisa berkontribusi 18 persen dari PDB Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rendahnya kontribusi ini tidak lepas dari persoalan ketimpangan dalam banyak hal yang terhubung ke ekonomi digital. Dan ketimpangan ini terkonfirmasi dalam Riset SMERU Institute pada 2020, studi itu melaporkan ekonomi digital kita belum inklusif.
Selain itu, mayoritas warga digital Indonesia belum menggunakan internet untuk produktivitas ekonomi, sejumlah cara pun perlu ditempuh untuk bertransformasi ke ekonomi digital. Di dalam transformasi digital itu ada 3 tahap, digitalisasi, kemudian digitalisasi, Kemudian transformasi digital. Digitalisasi itu adalah proses mengubah hal-hal yang sifatnya konvensional, yang Hard copy, analog ke dalam bentuk digital.
Misalnya yang tadinya kita mencatat laporan keuangan kan pakai buku kas, buku kas itu ke dalam Microsoft Word, ituu bisa jika digitalisasi ada sentuhan otomatisnya. Transformasi digital itu segala proses yang kita lakukan dari tahapan digitalisasi, itu digunakan untuk mendapatkan sebuah insight atau pengetahuan yang bisa menuntun kita pada keputusan-keputusan strategis terkait investasi, perubahan proses bisnis di perusahaan kita.
ADVERTISEMENT
Sebuah platform e-commerce bisa tahu apa yang kita butuhkan, itu sudah termasuk proses transformasi digital padahal kita nggak pernah kasih tahu dia apa-apa. Hanya saja, transformasi digital tidak sesederhana mengubah KTP jadi e-KTP. Terus, bagaimana agar target pemerintah untuk ekonomi digital 2040 tercapai?
Cara yang pertama, infrastruktur itu harus merata itu sudah paling dasar.
Yang kedua adalah literasi digital dan keterampilan digital. Namun literasi ini bukan semata-mata paham browsing, kemudian paham cara membaca teks online, yang lebih lanjutan lagi Bagaimana literasi digital ini bermanfaat sebagai bekal keterampilan digital untuk kita melakukan aktivitas bukan hanya aktivitas sehari-hari tapi aktivitas produktif.
Yang ketiga adalah terkait perlindungan, bukan hanya data pribadi dan sebagainya. Itu betul hal yang pokok, tapi perlindungan sosial, perlindungan ekonomi, karena ekonomi digital prospeknya besar, tapi kita belum tahu risiko apa saja yang ada di sini. Orang-orang yang terlibat dalam ekosistem ekonomi digital harus dilindungi, dijamin kelangsungan ekonominya.
ADVERTISEMENT