Konten dari Pengguna

Petualangan Malam: Dari Medan Licin Menuju Puncak Bukit Bintang

Fahdi Ramadhan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
9 Januari 2025 13:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fahdi Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana pagi hari puncak Bukit Bintang. Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pagi hari puncak Bukit Bintang. Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Baturaden, Jawa Tengah - Dalam sebuah perjalanan yang penuh tantangan dan keindahan alam, sekelompok teman yang terdiri dari Raihan, Arofi, Nabil, dan penulis, memutuskan untuk mendaki Bukit Bintang di Baturaden. Dengan semangat petualangan yang tinggi, mereka berangkat dari Bumiayu pada sore hari, membawa berbagai peralatan camping yang diperlukan untuk menghabiskan malam di puncak bukit.
ADVERTISEMENT

Persiapan Menuju Puncak

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, mereka tiba di posko pendaftaran sekitar pukul 8 malam. Hujan yang baru reda meninggalkan jejak di tanah, membuat medan menjadi licin dan menantang. Meskipun rasa cemas mulai menyelimuti mereka, terutama karena pendakian dilakukan pada malam hari, kelompok ini tetap optimis. Mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati camilan ringan sebelum memulai pendakian.
Setelah satu jam beristirahat dan bersiap-siap, mereka mulai mendaki sekitar pukul 9 malam.

Menapaki Jalur Licin dalam Gelap

Rehat sejenak menghela nafas saat tengah perjalanan. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Perjalanan dimulai dengan hati-hati. Medan yang licin membuat setiap langkah menjadi tantangan tersendiri. Dengan cahaya senter yang menerangi jalur setapak, mereka melangkah perlahan-lahan. Suara alam malam seperti gemerisik daun dan suara serangga menemani langkah mereka. Setiap kali mereka berhenti untuk istirahat—enam kali selama perjalanan—mereka berbagi cerita dan tawa, mengurangi rasa lelah yang mulai terasa. Setelah dua setengah jam yang melelahkan, akhirnya mereka tiba di puncak Bukit Bintang pada pukul 11 malam. Suasana di puncak sangat tenang dan sepi; hanya suara angin malam dan gemericik air dari kejauhan yang terdengar. Keheningan ini memberi mereka kesempatan untuk merenung dan menikmati keindahan alam yang jarang ditemukan di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT

Mendirikan Tenda di Tengah Keheningan

Merayakan keberhasilan menggapai puncak. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Setelah menunggu selama satu jam, beberapa pendaki lain mulai berdatangan. Dalam suasana penuh antusiasme, mereka segera mendirikan tenda meskipun tanahnya masih basah akibat hujan sebelumnya. Namun, pengalaman tak terduga muncul ketika penulis merasakan gigitan pacet di kakinya. “Aduh! Gatal sekali!” keluhnya sambil mencoba mengusir pacet tersebut. Setelah tenda berdiri kokoh, rasa lapar pun menyerang. Mereka memasak dua porsi mie instan untuk dibagi berempat—menu sederhana namun sangat nikmat setelah perjalanan panjang. Sambil menikmati mie hangat, mereka bercengkerama tentang berbagai hal; mulai dari rencana liburan berikutnya hingga cerita lucu dari masa lalu. Sebagai bentuk perayaan atas pencapaian mereka mencapai puncak, kelompok ini menyalakan kembang api kecil yang menerangi malam.
ADVERTISEMENT

Pagi Hari: Kebangkitan dan Tantangan Baru

Landscape puncak Bukit Bintang. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Tidur sekitar pukul 3 pagi, kelompok ini bangun bergantian mulai pukul 7 hingga 9 pagi. Suasana pagi di puncak Bukit Bintang sangat menyegarkan; udara dingin dan segar membuat semua orang merasa lebih berenergi. Untuk sarapan, mereka memasak nugget bersama-sama—menu praktis yang bisa dinikmati dengan mudah. Namun, tantangan baru muncul ketika mereka menyadari kekurangan air bersih untuk minum. Dengan tidak ada pilihan lain, mereka terpaksa mengambil air dari aliran jernih di dekat tenda.
Meskipun ada keraguan tentang kebersihan air tersebut, mereka tahu bahwa menjaga hidrasi sangat penting untuk perjalanan pulang.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Pulang: Menyaksikan Keindahan Alam
Setelah sarapan dan bersiap-siap untuk turun kembali, perjalanan pulang disambut oleh pemandangan indah alam sekitar. Mereka melihat kawanan monyet yang sedang bersantai di pepohonan sambil bermain-main satu sama lain.
Perjalanan turun berlangsung lancar meskipun tetap membutuhkan kewaspadaan karena medan yang licin. Dengan semangat tim yang kuat dan saling membantu satu sama lain, mereka akhirnya tiba kembali di posko pertama sekitar pukul 11 pagi.
Setelah beristirahat sejenak dan menikmati camilan ringan sebelum pulang ke rumah masing-masing, kelompok ini berbagi refleksi tentang pengalaman mendaki Bukit Bintang.
ADVERTISEMENT
Perjalanan ini bukan hanya tentang mencapai puncak fisik tetapi juga tentang mempererat persahabatan dan menciptakan kenangan tak terlupakan dalam hidup mereka. Keindahan alam serta suasana pegunungan menjadi latar belakang sempurna bagi petualangan ini, menjadikan Bukit Bintang sebagai destinasi menarik bagi para pecinta alam dan petualangan. Dengan semangat baru dan kenangan manis dalam hati, mereka pulang dengan harapan dapat kembali menjelajahi keindahan alam lainnya bersama-sama di masa depan.