news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Manajemen Risiko di Wisata Kawah Ijen, Buat Liburanmu Menjadi Aman

Fahdil Aziz
Mahasiswa Universitas Indonesia - Manajemen Bisnis Pariwisata
24 Maret 2025 11:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fahdil Aziz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kawah Ijen adalah danau kawah yang terletak di puncak Gunung Ijen. Danau ini memiliki kedalaman sekitar 200 meter dan luas kawahnya mencapai 5. 466 hektare. Gunung Ijen, yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, memiliki ketinggian 2. 386 meter di atas permukaan laut (mdpl).
ADVERTISEMENT
Kawah Ijen menjadi salah satu destinasi yang tak boleh terlewatkan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur. Tempat ini tidak hanya menawarkan pemandangan matahari terbit yang menakjubkan, tetapi juga terkenal dengan fenomena alam langka yang dikenal sebagai blue fire atau api biru. Keunikan fenomena ini hanya dapat ditemukan di dua lokasi di dunia, yaitu Indonesia dan Islandia.
Destinasi Wisata Kawah Ijen, sumber: iStock by Getty Images
Untuk mencapai puncak kawah, pengunjung perlu berjalan kaki sejauh 3 km dan memulai pendakian dari Pos Paltidung di lereng Gunung Ijen, yang biasanya memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam. Meski terlihat mudah, namun wisatawan tetap diharapkan agar selalu berhati-hati karena di kawasan Kawah Ijen terdapat gas belerang yang dapat mengganggu kesehatan serta akses yang licin dan terjal. Selain itu pakaian yang nyaman juga penting untuk menghidari hal yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan, seperti yang terjadi pada akhir-akhir ini yang menimpa WNA asal China bernama HL (31) yang tewas setelah terjatuh ke jurang di Kawah Ijen, Banyuwangi, pada Sabtu (20/4/2024) dini hari. Insiden terjadi saat ia berfoto dengan latar belakang matahari terbit bersama suaminya, ZY (32). Saat berjalan mundur untuk berpose, kaki HL tersangkut rok panjang yang dikenakannya, menyebabkan ia terguling dan jatuh ke jurang gunung Kawah Ijen.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari potensi kecelakaan yang terjadi di Kawah Ijen, maka diperlukan manajemen risiko ataupun tindakan preventif baik dari sisi pengelola maupun wisatawan. Seperti yang dikatakan oleh Taufan Rahmadi selaku pengamat pariwisata, pengelola wisata harus memiliki manajemen risiko seperti berikut:
1. Pengelola menyediakan informasi yang jelas mengenai bahaya potensial di destinasi, seperti longsor di daerah pegunungan.
2. Pengelola menyediakan area spot foto yang aman dan berjarak dari jurang, lereng, ataupun hal yang membahayakan.
3. Pengelola menyediakan signage tempat-tempat terlarang atau signage untuk area yang berbahaya.
Papan Larangan, sumber: radarbanyuwangi.jawapos.com
4. Pengadaan petugas pada setiap spot foto.
5. Penegakan standar keselamatan dan keamanan melalui sertifikasi dan regulasi bagi penyedia layanan wisata, seperti operator tur, penyewaan alat, dan akomodasi.
ADVERTISEMENT
6. Menyediakan peralatan keselamatan, seperti helm atau alat pendakian bagi wisatawan yang membutuhkan.
7. Mempersiapkan tim tanggap darurat yang bakal bertindak dalam situasi darurat, seperti kecelakaan, bencana alam, dan kehilangan wisatawan.
Kemudian untuk wisatawan diharapkan untuk aware terhadap potensi risiko yang terjadi di Kawah Ijen dengan tindakan sebagai berikut:
1. Membaca informasi terlebih dahulu terkait destinasi wisata Kawah Ijen untuk mengetahui kondisi lapangan sebelum berwisata.
2. Mempersiapkan dan memakai masker untuk menghindari menghirup gas belerang secara berlebihan yang dapat merusak kesehatan, terutama kesehatan pernafasan.
3. Membawa barang secukupnya, artinya tidak terlalu berlebihan yang dapat menyulitkan gerak.
4. Menggunakan pakaian dan celana yang aman, nyaman dan tidak ribet, seperti pakaian lengan panjang polos untuk melindungi kulit dari sinar matahari dan ranting pohon serta celana panjang biasa yang anti air.
ADVERTISEMENT
5. Menggunakan sepatu yang kokoh dan memiliki bantalan yang tidak licin agar menghidari diri dari terpeleset atau terjatuh.
6. Mempersiapkan peralatan tambahan seperti helm, trekking pole, dan sebagainya.
7. Mempersiapkan P3K agar memudahkan jika terjadi kecelakaan.
8. Mengikuti arahan dan peraturan pengelola wisata.
Dengan manajemen risiko yang terencana dan dilaksanakan dengan baik, setiap aspek dalam kegiatan berwisata dapat dikelola secara lebih efektif. Hal ini akan membantu meminimalkan potensi bahaya atau kendala yang mungkin muncul. Dengan demikian, menjamin kelancaran perjalanan tanpa gangguan, pengalaman berwisata akan menjadi lebih aman, nyaman, dan menyenangkan bagi para wisatawan.
Referensi :
WahyuningtiyasL., & IskandarD. A. (2023). Peran Stakeholder dalam Pengelolaan Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen. Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Perdesaan), 7(2), 166-178. https://doi.org/10.29244/jp2wd.2023.7.2.166-178
ADVERTISEMENT
Stephanus Aria. (2024, April 26). Agar aman berwisata di Kawah Ijen. Diakses pada 23 Maret 2025, dari https://www.alinea.id/gaya-hidup/agar-aman-berwisata-di-kawah-ijen-b2k5p9POV
Dida Tenola, (2024, 21 April). Petaka Wisatawan China Tewas Terjatuh ke Jurang Ijen gegara Keserimpet Rok. Diakses pada 23 Maret 2025, dari https://www.detik.com/jatim/berita/d-7302278/petaka-wisatawan-china-tewas-terjatuh-ke-jurang-ijen-gegara-keserimpet-rok
Indonesia Kaya. (2024). Kawah Ijen, Danau dan Kaldera Terindah di Atas Awan.Diakses pada 23 Maret 2025, dari https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/kawah-ijen-pemandangan-danau-dan-kaldera-terindah-di-atas-awan/