Konten dari Pengguna

Perubahan Perilaku Konsumen dan Penurunan Kunjungan Akibat E-commerce

Fahira Eka Ba'diah
Saya Fahira Eka Ba'diah, anak pertama dari 3 bersaudara. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Saya mempunyai cita-cita menjadi seorang guru dan saya memiliki hobby bernyanyi.
9 November 2024 19:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fahira Eka Ba'diah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
My Galeri: @Fahira Eka Ba'diah
zoom-in-whitePerbesar
My Galeri: @Fahira Eka Ba'diah
E-commerce merupakan aktivitas jual beli barang melalui internet atau platfrom digital dengan melakukan aktivitas seperti memilih, memesan dan melakukan transaksi tanpa bertemu langsung dengan penjual. Contoh E-commerce seperti Tokopedia, Shope, Bukalapak dan Tiktokshop. Selain itu, E-commerce mempunyai kelebihan seperti mempermudah konsumen dalam belanja karena dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
ADVERTISEMENT
E-commerce atau belanja secara online juga mempunyai kelemahan antara lain konsumen tidak dapat melihat langsung kualitas dan ukuran barang atau produk sehingga terkadang akan mengalami kerusakan atau kesalahan ukuran serta dapat membuat konsumen merasa ragu atau tidak yakin untuk melakukan pemesanan. Selain itu juga, belanja online akan memakan biaya pengiriman yang bisa cukup tinggi untuk jarak yang jauh dan barang yang besar.
Sedangkan pusat perbelanjaan ialah sebuah bangunan yang terdiri dari berbagai toko dan fasilitas layanan. Pusat perbelanjaan biasanya meliputi toko pakaian, makanan, dan elektronik. Serta memiliki fasilitas yang cukup banyak seperti musholla, toilet, parkiran dan sebagainya. Selain itu, pusat perbelanjaan memiliki kelebihan seperti konsumen bisa melihat atau menyentuh barang secara langsung sehingga bisa melihat kualitas barang atau produk tersebut. Dan juga memilikin kelemahan yaitu pada hari tertentu terkadang tempat perbelanjaan akan terasa sangat padat dan berisik. Salah satu contoh pusat perbelanjaan yaitu Pasar Tanah Abang (Jakarta), Pakuwon Mall (Surabaya), dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Pengaruh E-commerce terhadap pusat perbelanjaan yaitu penurunan kunjungan dengan kenyamanan belanja online banyak konsumen lebih memilih belanja online karena tidak memerlukan waktu dan dapat dilakukan dimana saja sehingga menyebabkan penurunan pengunjungan ke pusat perbelanjaan atau toko. Kedua, banyak toko yang tidak mampu bersaing dengan marketplace sehingga banyaknya toko yang tutup. Dan yang ketiga, pusat perbelanjaan akan lebih melakukan atau memberi diskon agar menarik minat pelanggan atau konsumen untuk berbelanja.
Solusi yang harus dilakukan oleh pusat perbelanjaan yaitu menambah tempat rekreasi atau refleksi untuk menarik perhatian konsumen seperti area bermain (playground), bioskop, pameran seni dan konser mini karena hiburan tersebut tidak dapat dilakukan melalui online sehingga akan mendorong konsumen untuk datang ketempat perbelanjaan tersebut. Selain itu juga, pusat perbelanjaan memerlukan kegiatan online untuk memperkenalkan barang atau produk kepada konsumen sehingga membuat konsumen penasaran dengan produk tersebut dan akan membuat konsumen datang ketempat perbelanjaan. Dan terakhir harus tetap menjaga kebersihan dan kenyamanan untuk menarik konsumen karena konsumen akan sangat memperhatikan hal tersebut terutama setelah pandemi, konsumen akan sangat memperhatika kebersihan dan kenyamanannya.
ADVERTISEMENT
Awal mula munculnya e-commerce pada pertengahan tahun 2010 dengan meningkatnya akses internet dan penggunaan smartphone di Indonesia. Dengan ini memudahkan konsumen untuk berbelanja tanpa harus keluar. Awalnya e-commerce hanya menjadi alat alternatif bagi sebagian konsumen akan tetapi e-commerce meledak pada saat terjadi pandemi pada tahu 2020 yang mempercepat pergeseran e-commerce sehingga membuat pusat perbelanjaan dan pasar tradisional mengalami pengunjungan yang drastis selama periode social distancing.